Sesungguhnya media ini sebagai ruang tulis untuk menuliskan pemikiran. Tetapi apa gunanya pemikiran tanpa tindakan nyata. Apakah pemikiran itu penting? Hal yang disesalkan adalah pemikiran dan pengetahuan didapat setelah selesai masa kerja. Hati menggebu-gebu ingin sekali kembali bekerja tetapi menetapkan berganti pekerjaan. Hanya berandai-andai jika kembali ke duniaku, rasanya begini begitu akan mudah. Dalam hal ini dunia pelayaran. Makanya sekolah menjadi penting terutama kejuruan, dan juga menentukan orientasi sejak awal mula. Sebagai contoh, bagaimana supaya menjadi pemain persib. Maka harus tahu jalurnya dan direncanakan sejak awal mula. Coba lihat Jejen Jaenal Abidin, anak STM itu sempat menjadi pemain persib. Sebenarnya dia cakap, mungkin suatu hari dia dapat kembali.
Tulisan ini saya sampaikan kepada generasi muda, anak sekolah terutama. Tentukanlah orientasimu, tentukanlah arah perjalananmu. Kamu akan bergerak kemana dan tahu tidak jalurnya.
Dalam dunia pelayaran ada sekolah kejuruan tingkat atas dan juga akademi, tetapi sangat dimungkinkan tanpa sekolah formal langsung terjun ke dunia pelayaran. Orientasi saya nasional ya, dimana saya banyak melihat orang-orang pelosok negri yang langsung saja melaut karena itu dunianya. Hal yang baik adalah di jaman sekarang ada internet, maka ambillah sisi positifnya. Ambillah pengetahuan tersebut. Jangan ada penyesalan dimana ketika bekerja tanpa bekal pengetahuan. Masa kerja adalah masanya memetakan pengetahuan, bukannya mencari-cari percobaan untuk mendapatkan metode. Metode didapat tetapi masa kerjanya selesai sudah. Itu gigit jari namanya.
Pengetahuan adalah pengetahuan, jika saya menuliskan semua yang saya tahu disini maka membual namanya.
Teringat pada perkataan bapak Bob Sadino dan saya sangat terkesan dengan perkataannya. Mulailah melangkah dan jangan banyak berpikir. Terkadang pemikiran mendalam sangat menggelitik kepala. Lalu apakah pemikiran yang matang ada hubungannya dengan keberhasilan. Kecuali dalam permainan catur, pemikiran yang matang sangat menentukan kemenangan. Dan permainan catur saya anggap sebagai stimulasi berpikir, dan apakah bisa menjadi perumpamaan. Adalah move to move, jadi mulailah melangkah, melangkah lagi, dan melangkah lagi seperti kata pak Bob Sadino.
Apakah sesuatu yang penting itu ada?
Saya juga terkesan dengan kalimat ini. Bahwa suatu hal bisa dikatakan tidak penting oleh mereka tetapi bisa dikatakan sangat penting bagi seseorang. Artinya memandang sesuatu bergantung pada bagaimana cara kita berpikir. Ini bermakna subjektif seseorang. Tetapi mungkin kita sepakat bahwa keberhasilan adalah sesuatu yang sangat penting. Lalu bagaimana, apakah sampai disitu? Jawabnya tidak, karena mereka berbeda-beda mengukur tingkat keberhasilan. Jadi itu bermakna subjektif juga. Maka kembali kepada diri kita, bagaimana cara berpikir kita, berpikir positif, pikiran menentukan perilaku, perilaku yang baik berbuah keberhasilan. Berpikir yang muluk-muluk dirijek saja bos jika tidak kesampaian kecuali berkemampuan, artinya bahwa manusia ada derajatnya sesuai dengan ilmunya. Begitu juga permainan catur ada ratingnya. Itulah arti dunia pendidikan, membentuk cara berpikir. Dengan ilmunya bisa memandang suatu perkara, serumit apa pun bisa mengatasi persoalan tersebut.
Cita cita mulia sangat berharga karena dengan itu dirinya bergerak untuk mencapainya walau dengan pengorbanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H