perpisahan;
kata yg sangat aku takutkan saat kubina bahtera itu,
bertahun bahkan perpuluh telah kulalui, mencoba menisbikan ego, melumpuhkan amarah.tapi ternyata nasib baik tak juga berfihak kepadaku.bahtera itu hancur berkeping.semua kembali nol,semua gelap..meluluh lantakkan segala mimpi-mimpi.terkadang seperti hilang arah.berhari,berminggu,berbulan bahkan bertahun yg ada hanya rasa dendam dan sakit hati.
berpisah dari anak-anak,sesuatu yg teramat sangat menyakitkan.hidup seperti tak ada arti.terombang ambing dlm kegelapan.segalanya serba hitam..hidup semakin jauh dari agama dan norma-norma.aku tak tahu apakah itu frustasi ataukah balas dendam yg tak beralasan.yang aku tahu adalah hidupku adalah untukku sendiri.tak ada yg bisa mmbuatku melihat cahaya.dan aku terlanjur menikmatinya..semakin jauh semakin dalam
hingga saat kekuatan itu kembali hadir.kekuatan untuk merubah diriku sendiri.kekuatan untuk menunjukkan bahwa aku adalah ayah yg hebat dimata mereka.saatnya berbenah, saatnya bercermin, saatnya berlari untuk mereka.saatnya bagiku untuk bangkit dari keterpurukan yg ternyata merugikan diriku sendiri.
dua tahun berlalu dan segalanya kembali tenang.akan aku jalani sendiri semuanya dengan cahaya dari mereka; malaikat-malikat kecilku..
untuk kalian, ayah berjanji akan menjadi ayah yg hebat...!!
: azzahra lintang gunung ramadhan setiawan, qolbii annisa manggar gunung, qurrota aina langit gunung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI