Suatu hari, pada saat menjabat khalifah, Umar bin Khattab menyampaikan pengumuman. Sang khalifah yang terkenal tegas ini berencana mengerahkan pasukan untuk menaklukkan Persia.Â
Waktu itu ada dua kekuatan super power dunia. Satu, Persia. Dua, Romawi. Dua imperium besar tersebut mempunyai wilayah kekuasaan yang sangat luas. Kekuatan militernya pun tak bisa dipandang sebelah mata dan sangat sulit ditaklukkan.
Dalam pengumumannya, khalifah Umar, mengajak sebanyak mungkin pemuda-pemuda muslim untuk bergabung menjadi bagian dari pasukan. Namun tak seperti pada perang-perang terdahulu yang selalu menarik minat, kali ini antusias para pemuda muslim untuk mendaftarkan dirinya sangat sangat rendah. Selama 3 hari tidak ada satu pun pemuda yang datang mendaftar.
Setelah ditelisik oleh Umar, maka diketahuilah penyebabnya. Rupanya, saat para pemuda ini masih kecil, ibu-ibu mereka selalu menceritakan beragam kisah tentang kehebatan dan kekuatan tentara-tentara Persia.Â
Betapa mereka tiada kenal rasa takut menghadapi musuh manapun. Dengan modal keberanian tersebut, mereka tak terkalahkan dalam setiap medan pertempuran. Â
Kisah yang selalu diulang-ulang dalam setiap kesempatan, ini pun masuk ke alam bawah sadar anak-anak tersebut. Â Dan saat beranjak dewasa, dampak dari cerita ini pun mempengaruhi nyali mereka. Muncul rasa takut untuk berperang melawan tentara Persia.
Apa yang membuat kisah tadi sangat kuat melekat dalam pikiran anak-anak kaum muslimin? Apa pengaruh kisah dalam kehidupan seseorang? Bisakah kisah menjadi salah media untuk mendidik karakter anak-anak kita?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, mari kita cermati bagaimana proses otak kita bekerja mencerna sebuah informasi. Ketika otak bekerja itu artinya kita sedang berpikir. Yakni terjadi proses pengaitan fakta yang sedang dihadapi dengan informasi, data atau realitas terdahulu yang pernah diterima otak kita. Tidak peduli hal itu salah atau benar.
Artinya pada saat para pemuda tadi diajak untuk bergabung dengan pasukan kaum muslimin guna menaklukkan Persia, sebagian informasi yang diperoleh dari para ibu mereka telah membentuk persepsi dalam dirinya. Persepsi yang terbentuk adalah betapa kuatnya pasukan Persia. Inilah yang kemudian mempengaruhi pilihan sikap para pemuda muslim tersebut.
Lantas pelajaran apa yang kita bisa ambil dari kisah di atas? Sebuah kisah inspiratif yang diceritakan oleh ustadz Ja'far Al Jufri, seorang ustadz muda yang mengabdikan dirinya untuk berdakwah di lingkungan tempat saya tinggal di Jogja.
Melissa Taylor, seorang pakar pendidikan karakter dan menulis buku berjudul Book Love: Help Your Child Grow from Reluctant to Enthusiastic Reader mengatakan bahwa ada 6 manfaat  kisah atau cerita atau dongeng dalam membentuk karakter anak-anak kita.