Mohon tunggu...
iwan demank
iwan demank Mohon Tunggu... -

penuh semangat belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mau Dibawa Kemana Bangsa Ini?

10 Maret 2012   15:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MAU DIBAWA KEMANA BANGSA INI?

Saya terus terang sangat tergerak untuk menulis tentang keadaan bangsa ini, terutama setelah memmperhatikan tiadanya penghargaan terhadap karya anak bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, tapi tidak semua komponen bangsa menyadari hal ini. Bangsa ini dicetak menjadi bangsa konsumen, karena pasar Negara ini bagi penjajah kapitalis amatlah besar. Dan ketika bangsa ini bisa mandiri, berapa besar pasar yang hilang bagi para kapitalis. Amerika dengan Microsoft dan Freeport, Jepang dengan produk otomotif, Cina dengan berbagai produk remeh temeh. Ketika bangsa ini menjadi bangsa yang korup, maka bergembiralah para kapitalis tersebut, karena para pejabat bias disetir dengan uang dengan mengorbankan dan menggadaikan Negara ini. Ya, Negara ini oleh para kapitalis dibuat maju, tetapi jangan terlalu kuat karena akan merugikan mereka.

Ketika Indonesia bisa membuat IGOS, maka Microsoft-pun hampir kebakaran jenggot karena membayangkan berapa banyak dolar yang akan musnah. Ketika kita berusaha mandiri untuk mengelola sumber daya alam kita, maka intelegen asing pun mengail di air keruh di Papua. Ketika kita berusaha membuat motor dan mobil anak bangsa, berapa banyak antek kapitalis asing yang disogok untuk menghalang-halanginya. Ketika Pak Mentri Fadel menolak impor garam, maka dicopotlah dia oleh antek kapitalis.

Ketika kita berfikir, kita harus mampu menyadari, ketika menyadari maka kita harus berani berbuat. Tapi memang untuk menjadi Negara yang maju bukan persoalan mudah. Seperti Negara Cina pada 2 dekade lalu atau Negara Iran pada saat ini. Kita bukan Singapura yang didukung oleh Persemakmuran. Tiap Negara punya cerita dan jalan sendiri untuk maju. Tapi kemandirian adalah hal yang sangat vital. Kita adalah Negara yang salah urus. Berapa banyak sawah yang puso, dan lahan yang tidak produktif sehingga impor beras menjadi satu-satunya solusi? Berapa banyak potensi laut kita hingga kita menjadi pengimpor ikan?

Pada akhirnya, kesadaran, kecintaan dan kebanggaan kita terhadap bangsa dan Negara Indonesia ini adalah sumber untuk membawa Negara ini menjadi Negara Super Power. Selalu ada Cahaya didepan sana, ada optimism. Tetapi tidak ada satupun hasil yang akan dicapai bila tanpa perjuangan. Kesatuan dan Kesamaan visi rakyat dan pemerintah diperlukan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan Bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun