Mohon tunggu...
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk Indonesia

Pustakawan, dan bergiat di pendidikan nonformal.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pernik Ramadan

6 Mei 2020   21:45 Diperbarui: 6 Mei 2020   21:35 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua minggu sudah, bulan suci Ramadhan kembali kita jalani. Kedatangannya tahun ini terasa istimewa. Ia datang saat dunia menghadapi masalah pandemi virus korona type baru. Maka, warga dunia pun menjalani hari-hari yang berbeda dari Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Pandemi penyakit yang menyerang saluran pernapasan ini dikenal dengan Covid-19. Efek domino yang ditimbulkannya begitu hebat. Sendi-sendi kehidupan didera sakit. Sebagian dari sendi itu berubah. Sebagian yang lain hancur.

Ramadhan yang kita jalani, adalah satu dari sendi kehidupan yang berubah itu. Kegiatan peribadatan yang tumbuh subur di bulan ini tidak lagi terpusat di mesjid-mesjid, surau atau mushola. Tak ada lagi shalat tarawih, ceramah agama, dan  tadarus Quran di sana. Kegiatan peribadatan kini dilangsungkan di setiap rumah.

Selain beribadah, kita bekerja dan belajar dari rumah. Langkah ini dijalani sebagai upaya untuk memutus rantai pesebaran virus. Menurut protokol penanggulangan Covid-19, virus dapat ditangkal dengan menjaga jarak sosial, membatasi tatap muka, dan menghindari kerumunan.

Sendi kehidupan lain yang berubah di bulan Ramadhan ini terjadi pada sektor ekonomi. Mengutip Kompas edisi Selasa, 5/6/2020, timbul problem pangan di tengah wabah korona. Problem yang muncul berkaitan dengan kelancaran distribusi kebutuhan pokok, harga produk pertanian anjlok, persoalan cuaca, keterbatasan peralatan, dan kelancaran distribusi pupuk.

Bulan Ramadhan juga diwarnai oleh kisruh penyaluran bantuan sosial. Sebagaimana telah kita ketahui, pemerintah menyalurkan bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi. Mereka yang kegiatan usahanya terganggu karena PHK, menurunnya produksi, atau penutupan tempat usaha. Sayangnya, bantuan sosial yang dimaksud tak kunjung sampai ke tangan yang berhak. Terjadi "kekalutan" dalam administrasi penyalurannya.

Dan masih terasa  kehilangan kita atas meninggalnya seorang seniman pada bulan Ramadhan ini. Ia adalah Didi Kempot, seniman musik, penyanyi dan pencipta lagu campur sari . Didi adalah penyanyi kharismatis yang namanya melekat di hati ribuan penggemarnya yang disebut sobat ambyar.

Demikian, Ramadhan penuh rona ini kita jalani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun