Mohon tunggu...
Febriwan Harefa
Febriwan Harefa Mohon Tunggu... Guru - Seorang tenaga pendidik

Membaca, Menulis, Travelling adalah aktivitas yang tidak bisa dipisahkan. Aktifitas setiap hari adalah sebagai tenaga pengajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Keindahan Laut di Pantai Tureloto, Nias Utara

4 Mei 2019   12:42 Diperbarui: 4 Mei 2019   17:43 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca beberapa cerita yang dibagikan di media sosial Facebook, Instagram, Twitter, dan beberapa media online, laut mati ada di Nias Utara. 

Pantai Tureloto yang dimaksud adalah Pantai Tureloto yang berada di Desa Balefadorotuho, Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara. Beberapa media online menulis kadar garam air laut di sekitar Pantai Tureloto sama dengan yang ada di laut mati, Yordania. Sehingga, para wisatawan dapat terapung di atasnya. 

Penasaran dengan beberapa berita tersebut, ditambah lagi lokasi objek wisata pantai tidak jauh dari rumah saya. Saya mengiyakan ajakan beberapa teman untuk jalan-jalan di Pantai Tureloto.

Berhubung letak rumah saya dan teman-teman berada di Gunungsitoli. Kami pun janjian untuk berkumpul di Lapangan Merdeka (Titik 0), Gunungsitoli. Sementara bagi wisatawan bisa langsung dari Bandar Udara Binaka ke arah Nias bagian utara. 

Ada  beberapa kendaraan yang bisa dipergunakan, seperti kendaraan roda empat dengan membayar ongkos kendaraan 50 ribu/orang atau bisa juga menyewa kendaraan roda dua 100 ribu/hari. Sebelum tiba di Pantai Tureloto, wisatawan dapat menikmati kuliner Nias di Pasar Kota Gunungsitoli. Mie sop khas nias, mie babi goreng, dan babi yang digaramin beberapa hari (Ni'owuru) merupakan makanan kesukaan kebanyakan masyarakat Kota Gunungsitoli.

Kami berangkat dari Gunungsitoli sekitar pukul 7, beruntung saat itu cuaca sangat itu sangat cerah. Sehingga membuat perjalanan kami menjadi lancar, tanpa hambatan. Dari Gunungsitoli-Gawa'ai, pemandangan pantai yang sangat indah dan pasir yang putih menemani perjalanan kami. 

Di sepanjang perjalanan dapat bisa kita temui juga beberapa objek wisata pantai yang sangat indah, seperti Pantai Hoya, Muara Indah, dan Pantai Charlita dan beberapa pantai yang belum diberikan nama. Terkadang di beberapa tempat, kami sedikit memperlambat kecepatan sepeda motor, karena sedang ada aktivitas pasar tradisional. Di Nias kebanyakan pasar tradisional diadakan sekali seminggu.

Para penjual menjual berbagai jenis kebutuhan pokok, berbagai jenis aneka jajanan pasar, dan beberapa pasar tradisional ada juga yang memperjual-belikan babi. Sudah menjadi sebuah tradisi di Nias hewan peliharaan babi sangat penting, di setiap acara baik acara pernikahan, kematian, pemberian nama anak, atau peresmian rumah pasti membutuhkan babi. 

Kurang lebih 1,5 jam, kami menikmati pemandangan pantai. Kemudian, kami belok kiri ke arah jalan Hilimaziaya. Pemandangan hutan yang masih alami menemani perjalanan kami, terkadang berjarak setengah sampai satu km beberapa rumah penduduk bisa ditemui. Masih ada kesenjangan sosial yang bisa kita temui. Sekitar 2-5 rumah beratap rumbia dan berdinding papan, dan terkadang di depan rumah seorang wanita sedang mengeringkan gabah padi miliknya.

Tidak jauh dari deretan rumah tersebut, terdapat sebuah rumah yang beratap seng dan berdinding keramik. Kemudian, di depannya terdapat sebuah mobil pribadi dan beberapa truk. Perjalanan kami lumayan sangat mulus, walaupun ada sedikit beberapa jalan berlobang dan jalan yang berkelok.

Tak lupa ketika sampai di depan Gereja BNKP Hilimaziaya, sebuah gereja terbesar di Nias Utara. Kami tak lupa berfoto dan berwefie di depan gereja ini. Gereja ini pertama kali diresmikan pada saat sidang raya PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) pada tahun 2014.

 

Gereja BNKP Hilimaziaya (Dokmentasi pribadi)
Gereja BNKP Hilimaziaya (Dokmentasi pribadi)
Setelah puas berwefie ria, kami melanjutkan perjalanan, suhu saat itu sedikit dingin. Meskipun demikian, dari kejauhan kami bisa menikmati keindahan Gunung Hilimaziaya, sebuah gunung tertinggi kedua, setelah Gunung Lolomatua di Nias Selatan. Setelah melewati kantor bupati Nias Utara, kami akhirnya tiba di pasar Lahewa.

Sampai sekarang Pasar Lahewa merupakan pasar yang ramai dikunjungi oleh masyarakat Nias Utara. Berbeda dengan pasar tradisional seperti yang saya jelasin sebelumnya. Pasar Lahewa sama dengan pasar pada umumnya, selalu buka setiap hari. 

Bagi yang hendak berkunjung ke Pantai Tureloto, Pantai Pasir Merah, atau Pantai Lafau bisa membeli makanan di sekitar Pasar Lahewa. Ada sebuah tempat makan yang saya rekomendasikan, yaitu rumah makan siang-manis yang dijamin 100% halal.

Dari pasar Lahewa kami terus melaju dengan kecepatan rata-rata. Pada saat berkunjung ke sana, keadaan sudah bagus, walaupun ada sedikit bolong-bolong. Dengan adanya dana desa, masyarakat sudah mulai bergotong royong bersama membagun jalan desa. Kurang lebih 1 jam, dari Pasar Lahewa ke Pantai Tureloto. Sebuah kalimat "Tureloto Beach" yang terpampang di atas sebuah dinding beton menandangkan sudah berada di lokasi Pantai Tureloto. 

Tak perlu waktu panjang untuk saya menyemplungkan diri di Pantai Tureloto. Setelah memarkir kendaraan di halaman objek wisata Pantai Turelo. Kemudian, menukar pakaian di tempat ganti, dan setelah selesai menukar pakaian, saya tidak lupa untuk  membayar 2 ribu ke pemilik tempat ganti. 

Tiba di pantai, saya langsung mencemplungkan diri ke laut. Sepintas, saya merasakan aroma kadar air garam di Pantai Tureloto sangat peka, dibandingkan dengan aroma air laut di pantai-pantai lain.

 

Sejak gempa 2005, karang muncul di bibir pantai (Dokumnetasi pribadi)
Sejak gempa 2005, karang muncul di bibir pantai (Dokumnetasi pribadi)

Sejak gempa bumi 2005, karang-karang yang sebelumnya berada di dasar laut, muncul di bibir pantai. Ada beberapa jenis gugusan karang-karang yang muncul di bibir pantai, seperti gugusan karang-karang beragam ukuran. Salah satu batu karang yang unik di sekitar bibir Pantai Tureloto adalah karang yang menyerupai otak manusia sehingga beberapa masyarakat sekitar menyebutnya dengan batu otak.

Dengan adanya benteng batuan karang membuat pantai ini seolah seperti sebuah kolam renang alami dan bebas tanpa khawatir ombak apabila sedang berenang. Selain itu juga, bagi yang mempunyai hobi snorkling sangat cocok menikmati keindahan bawah laut di Pantai Tureloto. Di dasar laut di Tureloto terdapat ikan-ikan kecil yang berwarna-warni.

Setelah mencoba berenang tak jauh dari bibir pantai. Saya mencoba berenang agak sedikit ke tengah. Ada sedikit perbedaan dengan yang dibibir pantai. Berada di bagian tengah badan saya merasa melayang dan lebih ringan. Mungkin itu yang dikatakan oleh orang selama ini, berenang di Pantai Tureloto seperti berenang di laut mati, membuat badan terasa melayang. Meskipun, sebenarnya tidak hampir sama dengan yang ada di laut mati, Yordania.

Selain dengan berenang ataupun snorkling, pengunjung juga bisa menikmati suasana pantai dengan menggunakan perahu nelayan untuk mengitari pantai menikmati hamparan gugusan batuan karang dan menikmati keindahan bawah air dari atas karena air laut di Tureloto jernih.

Kurang lebih 2 jam, saya menikmati keindahan Pantai Tureloto. Puas rasanya bisa menikmati keindahan  Pantai Tureloto dan tentu alam bawah lautnya yang mempunyai ikan yang berbeda-beda warna. Ingin rasa berlama-lama di Pantai Tureloto, tapi karena sudah menjelang malam. Saya dan teman memutuskan untuk balik, karena takut kemalaman di jalan. Sampai ketemu di lain waktu Pantai Tureloto.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun