Hamparan pasir yang masih bersih dan pohon-pohon beringin yang tegak berdiri di sebelah kiri dan kanan jalan. Itu kesan pertama saya melihat Pantai Hoya. Pantai yang baru dibuka beberapa tahun yang lalu ini terletak di km 11, Gunungsitoli Utara. Dari Bandar Udara Binaka ke pantai ini sekitar 1,5 jam atau 30 menit dari Kota Gunungsitoli dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Kemarin saat libur nasional, saya bersama dengan beberapa teman bermain flying fox yang diadakan oleh komunitas pencinta alam tapak kaki di Pantai Hoya. Dari pusat Kota Gunungsitoli kami berangkat dengan menggunakan sepeda motor.Â
Setelah mengendarai 30 menit lamanya, kami sempat melewati persimpangan menuju Pantai Hoya. Papan petunjuk menuju Pantai Hoya kurang jelas, beberapa bagian huruf tidak tertulis dengan baik.Â
Beruntung, beberapa ratus meter dari persimpangan ada seorang yang sedang menjemur pakaian di depan halaman rumah. Saya menanyakan kepada wanita paruh baya tersebut, dimana persimpangan Pantai Hoya? Ia memberitahukan kepada kami, kami telah melewatinya. Kamipun membelokkan arah motor dan langsung tancap gas.
Tempat yang kami tujupun kelihatan. Dari kejauhan Pantai Hoya sangat sejuk. Banyak pepohonan yang sangat besar dan sangat indah. Semakin masuk ke dalam area Pantai Hoya. Keindahan dan keasrian makin kelihatan.Â
Hanya satu kata yang keluar dari mulut saya pada saat itu "Wowww.....". Disebelah kiri jalan di area Pantai Hoya terdapat sebuah taman yang sangat luas dengan rerumputan hijau yang sangat segar dan berbagai aneka bunga yang ditanam secara teratur.Â
Biasanya taman ini sering diakan sebagai tempat foto pra-wedding, pengambilan film, dan untuk latihan pencat silat. Saat kami berfoto di lapangan ini, beberapa anak sedang latihan pencat silat bersama dengan seorang pelatih.
Setelah membayar karcis, lagi..lagi kami harus antri, karena permaian flying fox baru tenar di Nias, akibatnya banyak yang ikut bermain. Setelah menunggu sekitar 30 menit, akhirnya giliran saya mencoba flying fox, pertama-pertama agak sedikit gugup dan ketakutan. Instrukturnya memberikan arahan, harus santai dan rileks...setelah beberapa detik menarik nafas. Akhirnya saya meluncur wuihhhhh, enak juga kayak terbang.
Setelah mencoba beberapa kali akhirnya saya bisa. Dan terus mendayung  rakit ke tengah, dan terus sampai kembali ke awal. Tapi, ada satu kejadian yang buruk dan sekaligus menyenangkan. Sekitar 200 meter, sebelum kembali di tempat saya pertama mengambil dan mendayung rakit. Saya sempat jatuh dan membuat rakit berat sebelah.Â
Beruntung saat itu saya cukup tenang dan berusaha menyeimbangkan diri dengan cara mendayung dengan posisi duduk. Saya mendayung dengan cara seperti itu bukan tanpa sebab. Saat saya mendayung rakit yang searah dengan jalur flying fox, seorang anak kecil meluncur. Â
Seandainya, saya tidak menundukkan kepala saya, kaki anak kecil tersebut menabrak kepala saya, dan tentu membuat kepala saya sakit dan saya jatuh. Untuk menghindari hal burukk itu terjadi, saya menunduk dan  akhirnya apa yang takuti dari tadi terjadi juga. Bagian belakang celana saya basah. Berusaha untuk tenang, saya duduk diatas rakit dan mencoba mendayungnya sampai ketepian. Dalam hati hanya bisa mengatakan "Horee....saya berhasil"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H