Kebanyakan siswa sekolah dasar masih kurang memahami bahasa Indonesia. Meskipun saya sudah mengulang beberapa kali materi pelajaran, mereka tetap tidak bisa memahaminya. Itulah salah satu permasalahan terbesar yang saya alami ketika mengajar, ujar Kistauli Marlina Sitanggang, guru Sekolah Dasar di SDN No. 078493 Fadorosifulubanua.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam proses belajar mengajar di Indonesia. Para siswa yang memahami bahasa Indonesia dengan baik akan berdampak pada prestasi mereka yang baik di sekolah. Dengan prestasi siswa yang baik juga akan berpengaruh ke Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualiatas dan mempunyai daya saing.
Dalam sistem pembelajaran di sekolah ada 2 pihak yang berperan, guru dan siswa, seperti yang dikatakan oleh Dwi Erna R, pembelajaran adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik yang menghasilkan suatu hasil belajar. Dalam pembelajaran ada dua pelaku utama yaitu  pendidik dan peserta didik. Â
Berhubungan dengan kata pendidik, pada masa lalu ada sebuah kisah nyata tentang Kaisar Hirohito. Setelah Jepang kalah perang yang diakibatkan oleh bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat di Kota Hiroshima dan Nagasaki. Kaisar lalu mengumpulkan para jenderal yang masih tersisa, ia menanyakan  "Berapa guru yang masih tersisa?". Para jenderal pun bingung mendengar pertanyaan Kaisar Hirohito dan menegaskan pada kaisar bahwa mereka masih bisa menyelamatkan dan melindungi kaisar tanpa guru. Namun, Kaisar Hirohito kembali berkata, "kita telah jatuh, karena kita tidak belajar. Kita kuat dalam senjata dan strategi perang. Tapi kita tidak tahu cara menciptakan bom. Kalau kita tidak bisa belajar, kita tidak dapat bersaing dengan mereka?.Â
Maka kumpulkan para guru yang masih tersisa. Di mata Kaisar Hirohito, guru sangat penting dalam mendidik generasi Jepang. Hasil dari perintah Kaisar Hirohito menjadi terbukti. Negara Jepang tidak butuh lama untuk menjadi negara maju dan menguasai dunia dengan teknologi, seperti sekarang ini.
Dibandingkan dengan negara Jepang. Â Negara kita Indonesia jauh tertinggal dibelakang. Agar negara kita pada ulang tahun emas ke 100 (2045) bisa bersaing dengan negara Jepang dan negara-negara maju lainnya. Indonesia perlu meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu meningkatkan mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas pembelajar di seluruh daerah di Indonesia secara merata.
Tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), tingkat yang pertama yang harus ditingkatkan mutu pendidikannya. Ditingkat ini para siswa yang masih berumur 7-12 tahun masih dengan mudah menerima ilmu dari guru. Menurut William Stern dan Clara Stern, pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai dengan: 1. Dapat menyusun kalimat tunggal sempurna 2. Dapat menyatakan perbandingan 3. Timbul pertanyaan-pertanyaan. Selain daripada itu, anak pada usia ini dapat dengan mudah menangkap segala informasi.  Dengan metode pembelajaran yang baik anak-anak usia 7-12 tahun dengan mudah menangkap  pelajaran.
Meskipun seharusnya pada usia anak 7-12 tahun dengan mudah menangkap pelajaran. Tetapi, berbeda dengan yang dialami oleh  anak-anak Sekolah Dasar di Nias Barat.  Secara geografis Nias Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di Pulau Nias yang berbatasan dengan Kecamatan Tugala Oyo (Utara), Kecamatan Llwau (Selatan), Samudra Indonesia (Barat), dan Kecamatan Gid (Timur).Â
Sebelum tahun 2009, Kabupaten Nias Barat masih wilayah Kabupaten Nias, tetapi sejak  26 Mei 2009 Kabupaten Nias Barat menjadi satu kabupaten tersendiri. Menurut data Sekretaris Kabinet Republik Indonesia,  tentang Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019. Kabupaten Nias Barat merupakan salah daerah yang termasuk dalam kategori 3T (Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Menurut Kepres nomor 131 tahun 2015, salah satu daerah ditetapkan sebagai daerah tertinggal adalah  Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu penentuan SDM berkualitas adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh sebuah daerah. Â
Tingkat pendidikan sebuah daerah berkualitas salah satu dipengaruhi oleh sistem pembelajaran sekolah yang baik dan berkualitas. Di Kabupaten Nias Barat terdapat beberapa tingkat pendidikan sekolah, mulai dari Paud, TK, SD, SD, SMP, dan SMA. Tingkat pendidikan Sekolah Dasar, merupakan awal terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas. Menurut Badan Statistika Nias Barat Tingkat Partisipasi sekolah pada tahun 2016 untuk usia 7-12 tahun sebesar 97,38 %. Lebih lanjut menurut data Dinas Pendidikan Kabupaten Nias Barat dalam buku Kabupaten Nias Barat Dalam Angka, jumlah sekolah dasar di Nias Barat ada sekitar 103 sekolah dengan rasio murid-guru 15,62 (hlm 102).