Banyak anak-anak di Nias Barat selama proses pembelajaran ditingkat sekolah dasar  mengalami berbagai masalah dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan jawaban kuesioner kesembilan narasumber guru yang mengajar di SDN No. 078493 Fadoro Sifulu Banua, SDN No.0767716 Idohia, SDN No. 078138 Hilimbuasi, SDN No. 078138 Hilimbuasi, SDN No. 078493 Fadorosifulubanua, SDN No. 075059 Lasara Bagawu, SDN No. 071091 Sisobambowo, SDN No. 071088 Mazingo, fasilitas dalam kelas (44.4 %), metode pengajaran (94.4 %), dan Keaktifan para siswa (85.5%).
Masih ada siswa yang belum memahami bahasa Indonesia
Masih banyak siswa Sekolah Dasar di Nias Barat belum mengerti bahasa Indonesia. Para guru yang dalam proses mengajar lebih banyak menggunakan metode ceramah ini kesulitan dalam mengajar para siswa Sekolah Dasar. Meskipun guru telah mengulang beberapa kali materi pelajaran, tetap para siswa tidak mampu memahami pelajaran. Begitu juga dengan materi yang ditulis oleh para guru di papan tulis.
Bosan dan Malas
Akibat fasilitas yang sangat minim para siswa bosan dalam kelas. Ketika proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, 2-3 orang siswa minta izin ke guru untuk ke kamar mandi. Selain itu, para siswa malas mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Salah satu penyebab para siswa malas mengerjakan tugas adalah siswa tidak memiliki buku-buku pelajaran. Salah satu penyebabnya adalah pemerintah Kabupaten Nias Barat memberlakukan pendidikan gratis. Para guru tidak diperbolehkan meminta uang fotocopi buku kepada para siswa, dan pihak dinas pendidikan juga tidak memberikan buku penunjang pelajaran secara gratis. Beberapa siswa sekolah dasar mendapatkan beasiswa pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), tetapi uang beasiswa tersebut tidak dipergunakan oleh orangtua siswa untuk membeli keperluan sekolah anak, tetapi menggunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
Menguatkan pembelajaran di Nias Barat
Ada 2 kelompok besar permasalahan yang dihadapi Sekolah Dasar di Nias Barat, yaitu fasilitas dan para siswa yang masih belum memahami bahasa Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan yang pertama: perlu diadakan penguatan dalam fasilitas. Penguatan dalam hal ini adalah pihak sekolah melalui dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) menyediakan aliran arus listrik di seluruh ruang kelas, penyediaan meja dan kursi, dan yang terakhir penyedian proyektor dan fasilitas pendukung lainnya. Untuk memenuhi biaya pihak sekolah juga dapat meminta bantu kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Â Sementara, untuk melengkapi kebutuhan buku-buku pelajaran para siswa, program pendidikan gratis yang diberlakukan oleh pemerintah Nias Barat mungkin perlu ditinjau kembali. Supanya beberapa kebutuhan belajar para siswa dapat terfasilitasi dengan baik.
Memahami bahasa Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh para siswa SD di Nias Barat. Untuk mengatasi permasalahan ini dibutuhkan tenaga profesional, seperti lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan dari ProVisi Education, Indonesia mengajar, atau Sokola Rimba untuk menangani permasalahan ini. Sebab mengatasi permasalahan ini gampang-gampang susah, sebab para siswa dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerah Nias dibandingkan bahasa Indonesia. Meskipun demikian, jika ditangani oleh orang yang tepat pasti bisa teratasi dengan baik.
Permasalahan menyangkut fasilitas dan para siswa dapat memahami bahasa Indonesia dapat teratasi ke depan. Sehingga, SDM Nias Barat berkualitas dan berdampak bagi  pemerintahan daerah Kabupaten Nias Barat yang bisa keluar dari kategori daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).