Sejak dulu BPJS Kesehatan atau dulu namanya Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Keluarga Miskin) sangat membantu keluarga saya. Saya masih ingat 15 tahun yang lalu kartu Jamkesmas sangat membantu adik saya perempuan. Setiap bulan ia harus masuk Rumah Sakit karena sesak nafas. Biaya yang dikeluarkan setiap adik saya opname kurang lebih Rp. 600.000 (biaya tabung oksigen, sewa kamar gol III, infus dan obat-obatan). Â Sementara penghasilan orangtua saya sebagai seorang Petani hanya berkisar Rp. 700.000 (untuk 5 anggota keluarga). Tetapi berkat Jamkesmas biaya infus, setengah biaya oksigen, biaya ruangan gol III, dan beberapa jenis obat ditanggung Jamkesmas.
Bukan hanya adik saya. Bagi saya yang kuliah jauh dari orangtua dan uang kiriman pas-pasan. Kartu BPJS Kesehatan sangat membantu saya pada waktu saya sakit. Meskipun di kartu tertara saya berobat di Gunungsitoli Selatan. Tapi saya bisa mempergunakannya di salah satu Rumah Sakit di Jawa Tengah. Dengan mengurus perpindahan puskemas yang dituju pada saat berobat.Â
Sejak 6 tahun yang lalu. Saya aktif menggunakan BPJS Kesehatan untuk mencabut gigi, menambal gigi, dan cek jantung di RS. Semua biaya tersebut ditanggung oleh BPJS. Begitu juga pada saat saya memeriksa mata dan mengganti kaca mata. Untuk memeriksa mata gratis. Sementara untuk mengganti kaca mata seharga Rp. 400.000. Saya hanya membayar Rp. 200.000. Karena setengahnya dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.
Dalam budaya dan karakter masyarakat Indonesia gotong royong sudah menjadi tradisi yang mendarah daging. Salah satu contoh kegiatan gotong-royong adalah budaya gotong royong masyarakat Manggarai, NTT. Biasanya di masyarakat Manggarai, jika ada seorang anak di sebuah keluarga yang akan melanjut ke jenjang Perguruaan Tinggi. Pasti diadakan pesta yang menggundang keluarga besar. Pesta biasanya diadakan beberapa hari sebelum anak tersebut melanjut kuliah.Â
Biasanya dalam pesta selalu disediakan berbagai jenis makanan, sopi (arak dari Flores), dan bir. Setiap orang yang datang ke pesta diharapkan membeli bir, sopi. Jika biasanya harga sebotol bir atau sopi 40 ribu sampai 60 ribu. Tapi dalam pesta harga sebotol bir bisa ratusan sampai jutaan. Bir dalam pesta hanya sebagai simbol supanya masyarakat membantu biaya kuliah anak yang akan berangkat. Bukan hanya di Manggarai, NTT. Dibanyak tempat masih banyak masyarakat Indonesia yang saling gotong royong saat membangun sebuah rumah, memanen hasil padi, dll.
Kita (masyarakat Indonesia) seharusnya seperti masyarakat di Manggarai. Seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke adalah saudara yang tergabung menjadi sebuah keluarga besar di bawah atap rumah yang bernama Indonesia. Sebagai keluarga. Jika ada salah seorang anggota keluarga yang sakit. Seharusnya anggota keluarga yang lainnya bergotong royong membantu biaya pengobatan.
Sekarang ini masih 28, 59 juta masyarakat Indonesia yang berada digaris kemiskinan (data BPS) Banyak diantara mereka ketika terjangkit penyakit yang serius seperti kanker, DBD, Tumor ganas, dan gagal jantung, dll. Tidak bisa berobat ke Rumah Sakit karena terkendala biaya. Solusi yang bisa mereka lakukan adalah mengkonsumsi ramuan tradisional, pergi ke dukung, atau pasrah dengan penyakitnya. Seharusnya sebagai keluarga besar. Masyarakat Indonesia yang termasuk dalam golongan kalangan menengah dan kalangan atas membantu pengobatan mereka dengan cara menjadi anggota BPJS Kesehatan dan mensukseskan program JKN-KIS.
Apa itu JKN dan KIS?
Untuk menolong keluarga yang tidak mampu. Negara melalui Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan mengadakan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Program ini merupakan perlindungan kesehatan bagi masyarakat yang telah membayar iuran atau iurannya sudah dibayarkan oleh pemerintah.
Sistem Jaminan Nasional mempunyai 3 Azasyaitu Kemanusian, Manfaat, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5 Program yaitu jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. 9 Prinsip yaitu Kegotong-royong, Nirlaba, Keterbukaan, Kehati-hatian, Akuntabilitas, Portabilitas, Kepesertaanwajib, Dana amanat, dan Hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.