Pemandangan berbagai macam bentuk baliho para caleg atau para calon orang no 1 RI.Di tambah dengan rangkaian kata-kata indah di setiap visi dan misi yang ada di dalamnya. Selalu menghiasi jalan-jalan di berbagai kota di Indonesia saat sekarang.Sehingga kadang masyarakat merasa bahwa pemasangan baliho tak ada gunanya,malah merusak nilai-nilai keindahan sebuah kota.Dan hanya menilai titik tolak kemampuan ekonomi seseorang caleg,karena semakin wajahnya banyak terpampang di seluruh jalan-jalan atau sudut kota.Hal ini membuktikan bahwa caleg bersangkutan kaya raya.
Tetapi hal itu berbeda seratus lima puluh derajat,dengan apa yang terjadi di Jogjakarta.Di kota ini hampir seluruh jalan-jalan dan sudut kota Jogjakarta,jarang di temui baliho para caleg atau para calon pemimpin RI.Meskipun ada beberapa balihon yang telah terpasang,seperti baliho Prabowo Subianto atau Surya paloh.Tetapi masih bisa di hitung dengan jari banyak baliho, dan dimana saja titik terpasangannya baliho para caleg atau para calon pemimpin RI yang bersangkutan.
[caption id="attachment_317138" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi"][/caption] [caption id="attachment_317139" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi"]
Pemandangan seperti ini membuktikan bahwa Jogjakarta,bukan seperti kota-kota lainya di Indonesia,yang mencoba mengambil keutungan dari setiap pemasangan baliho.Dan seandainya Sultan ingin memasang baliho partai favoritnya,agar bisa di kenal masyarakat secara umum.Maka hal tersebut bisa saja ia melakukannya ,mengigat posisi Sultan sangat di hormati dan di patuhi.Oleh setiap kalangan masyarakat Jogjakarta,mulai dari kalangan atas sampai kalangan bawah.
[caption id="attachment_317140" align="aligncenter" width="300" caption="doc.pribadi"]
Tapi sayangnya Sultan tidak melakukan hal semacam itu,ia tetap menghargai setiap peraturan yang di berlakukan pemerintah daerah menyangkut pemasangan baliho para caleg atau para calon pemimpin RI.Semoga hal semacam ini juga bisa di tiru oleh kota-kota lainnya di Indonesia.Jangan hanya karena duit dari setiap pemasangan baliho,atau karena strategi kepala daerah agar partai yang ia faforitkan bisa menang.Maka kepala daerah memasang baliho-baliho partai tersebut di setiap jalan.Sehingga masyarakat merasa tidak nyaman dengan pemandangan semacam itu.(Iwan harefa)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H