Oleh karena itu, semangat perbaikan dan perubahan harus menjadi tekad bersama dengan harapan pertarungan pada pilkada TTU kali ini harus lebih diwarnai dengan mengedepankan adu ide dan gagasan, menampilkan politik yang santun dan damai, tidak gaduh dengan bersembunyi dan memakai dalil-dalil politik identitas, tidak memecah belah dan mengorbankan masyarakat atas dinamika politik yang terjadi.
Setiap kandidat cabup-cawabup harus menyatakan sikap yang diikuti oleh masing-masing pendukung untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain, menolak adanya black campaign, menghindari upaya memecah belah masyarakat dan praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan.
Jangan sampai kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan oleh pendiri bangsa rusak hanya untuk kepentingan politik belaka. Politik harus memberikan pencerahan dan pencerdasan bagi masyarakat sehingga masyarakat bisa menentukan pilihannya berdasarkan pemahaman dan ketertarikan atas dasar ide dan gagasan yang ditawarkan bukan karena rayuan dan tipuan belaka yang pada akhirnya mengorbankan kepentingan bersama. Dengan kata lain katakan Benar bila memang Benar, katakan Salah bila memang Salah. Semoga tidak ada dusta di antara kita.
Semua pihak harus berkomitmen untuk mewujudkan Pilkada yang demokratis dan bermartabat. Pesta demokrasi harus berjalan sukses tanpa dirusak oleh racun demokrasi seperti ujaran kebencian, fitnah, hoaks dan tuding menuding tanpa dasar. Setiap Pemilih harus bisa menunaikan hak pilihnya dengan aman, bebas dan rahasia tanpa dibayangi intimidasi.
Tema HUT Kemerdekaan RI ke – 75 yakni Indonesia Maju harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan berdemokrasi. Jangan lupa bahwa sebuah bangsa dan negara dikatakan maju pula bila masyarakatnya mampu menentukan pilihan politik sesuai hati nuraninya berdasarkan pertimbangan yang logis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Berikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih sesuai hati nuraninya, siapa calon pemimpin yang dianggap amanah, bisa menggerakkan masyarakat dan pembangunan selama lima tahun ke depan.
Prinsipnya, hargai perbedaaan pilihan politik masing-masing. Berilah kesempatan pada pemilih untuk menjadi juri bagi dirinya sendiri. Jangan ada provokasi, jangan ada intimidasi yang menghadirkan ketakutan dan keresahan bagi masyarakat. Karena hakikat demokrasi pada dasarnya adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat bukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk dia dan kelompoknya.
Dengan semangat kemerdekaan di tahun politik ini mari kita utamakan persatuan dan kesatuan untuk memajukan daerah ini. Jangan sampai kepentingan dan ambisi pribadi dan golongan diutamakan dari pada kepentingan bersama masyarakat TTU.
Bung Hatta pernah berkata : “Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita : hidup bahagia dan makmur dalam pengertian jasmani dan rohani”.
SALAM DEMOKRASI...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H