Kehidupan yang semakin dewasa akan memaksa kita untuk memenuhi tuntutan kebutuhan. Belum lama ini Susi dan Suaminya memutuskan untuk pindah rumah karena tuntutan pekerjaan. Mau bagaimanapun itulah cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Susi berencana pindah di sebuah rumah di pinggir  kota yang bisa dibilang rumahnya cukup mewah. Akan tetapi rumah itu memunculkan tanda tanya yang besar karena selain harganya yang murah, rumah itu ditinggalkan pemiliknya sejak 7 tahun yang lalu tanpa ada sebab yang jelas. Menurut cerita yang beredar luas rumah itu terkenal akan keangkerannya karena pernah ada kejadian tragis, namun semua cerita itu terpatahkan dengan kemewahan dan harga yang murah yang membuat Susi dan Suaminya membelinya.
Hari ini Susi dan Suaminya berencana meninggalkan rumah lama dan akan menempati rumah barunya yang ada di pinggir kota. Susi dan Suaminya mengemasi semua barang untuk dipindahkan ke rumah barunya dengan mobil pick-up yang disewanya dan bergegas meninggalkan rumah lamanya. Dalam perjalanan, Sopir dari pick up yang disewanya itu membicarakan rumah tersebut. Sang sopir yang tahu akan cerita-cerita yang tersebar luas akan keangkeran rumah itu mempertanyakan kepada Suami Susi, "Masnya memang gak takut tinggal disitu ? Rumah itu sudah terkenal angker lho mas." kata sang supir. Suami susi pun menjawabnya "Jaman sudah modern begini Pak lik masih percaya dengan begituan, Nanti kalo sudah ditinggali juga pada pergi Pak lik demitnya.". mendengar itu pak sopir pun menjawabnya lagi "jangan sesumbar mas, tidak baik. Pak lik mendoakan supaya aman tidak ada apa-apa dan nyaman masnya tinggal disitu". Suami Susi pun ber terimakasih kepada pak sopir atas doanya. Seiring waktu dalam perjalanan mereka berbincang panjang lebar. Tak terasa, mereka sampai di rumah barunya. Sesampainya disana mereka bergegas menurunkan barang-barang dan menatanya di dalam rumah, sambil beres-beres yang lainnya dan waktu telah beranjak malam. Pak sopir yang mengantarkan serta membantunya memutuskan untuk pulang. Sedangkan Susi dan suaminya memutuskan untuk tidur karena kelelahan. Â
 Hari berganti, Suami Susi pergi bekerja seperti sebagaimana biasanya. Karena Susi warga baru di daerah tersebut, Susi berencana memasak untuk syukuran atas rumah barunya dan membagikan ke tetangganya. Disaat Susi menuju dapur, di ekor mata susi seperti melihat tangan melambai dari arah toilet. Susi kaget dan bergegas memeriksanya ke toilet. Ternyata tak ada apa apa. Perasaan Susi mulai tak enak, lalu Susi kembali menuju dapur. Disaat dia sedang asik memasak sambil bernyanyi, dalam nyanyiannya seakan-akan terdengar suara yang membarenginya bernyanyi. Ketika Susi diam, suara pun ikut menghilang, ketika Susi bernyanyi lagi, suara itu muncul lagi. Bulu kuduk Susi mulai merinding. Tanpa diduga keran air di toilet menyala dengan sendirinya. Susi pun memeriksanya dengan penuh rasa takut, namun lagi-lagi tak ada apa-apa. Susi terdiam dan melamun bahwa ada yang aneh di rumah itu. Di waktu susi melamun, tercium aroma seperti daging terbakar. Ternyata makanan yang sedang ia masak gosong dan hampir terbakar. Susi mengambil air untuk menyiramnya. Setelah itu Susi memutuskan untuk memesan saja makanannya karena sudah terlanjur gosong. Anehnya, ketika makanan yang ia pesan sampai di rumahnya, Si Pengantar bercerita kalau dia sudah 3 kali lewat depan rumahnya, tapi dia tak melihat rumah disitu. Yang dia lihat hanyalah rerimbunan bambu."Saya sudah 2 kali  tadi lewat sini mbak, pertama saya memang gak melihat ada rumah disini, adanya bambu-bambu, Kemudian saya lewat lagi untuk yang kedua kalinya memang disini tadi bambu-bambu mbak, gak ada rumah" kata Si Pengantar pesanan. "yang benar pak ?" tanya Susi. Hingga Si Pengantar pesanan berkata sebenarnya ragu untuk memasuki rumah ini, setelah baru melihat rumah di kali ke-3 nya dia lewat."Benar mbak, terakhir saya tanya sama orang alamat mbaknya ini, baru saya lewat lagi dan lihat ada rumah. tadinya ragu saya mbak mau masuk, tapi lihat mbaknya keluar dari pintu baru percaya kalau ini rumah beneran gak salah lihat". Susi terheran-heran dan berkata " Jangan menakut-nakuti saya pak, Saya ini baru sehari ini menempati rumah ini" Lalu si pengantar menjawab "Yasudah mbak, ini pesanan nya, terimakasih ya mbak", lalu Si Pengantar pesanan bergegas untuk pergi dengan menyimpan tanda tanya di kepalanya mengenai rumah itu.
Susi menyiapkan makanan-makanan yang dia pesan untuk dibagikan ke tetangga. Kemudian Susi mengantarkan makanan itu satu per satu ke rumah tetangga, dan tak terasa waktu sudah sore. Suami Susi telah pulang dari kerjanya. Susi menceritakan kejadian-kejadian tadi kepada suaminya. "Mas tadi susi memasak untuk syukuran rumah ini kan, dan banyak hal aneh mas, ada yang mengikuti susi bernyanyi. Lalu Susi juga pesen makanan mas, kata si pengantar dua kali lewat yang dia lihat disini bukan rumah tapi bambu-bambu". Suami Susi menjawab " Aneh apanya dek ? Jangan mengada-ada, mungkin itu hanya perasaan adek saja termakan cerita-cerita orang. dan masalah Si Pengantar makanan, bisa saja memang dia nyasar, yang dilewati itu bukan jalan sini". Susi pikir ada benarnya juga perkataan suaminya bahwa cerita-cerita itu yang membawa sugesti di kepala Susi. Lalu setelah perbincangan itu Susi menyuruh Suaminya makan malam bersama sembari menonton televisi di ruang tengah. Disaat mereka makan, Susi melihat orang berdiri di dapur yang tak begitu jelas karena memang lampunya remang-remang. Setelah diamati dengan seksama, ternyata itu adalah sosok pocong.
Saking terkejutnya Susi membanting piring lalu memeluk suaminya. Namun ada yang aneh dari suaminya, tubuhnya seperti berbau daging terbakar. Saat susi menengok ke muka Suaminya, yang tadinya itu benar-benar suaminya ternyata adalah sosok dengan muka hancur seperti terbakar dan gosong. Susi berteriak kencang tapi tak mengeluarkan suara. Tubuhnya sama sekali tak bergerak
Tak lama setelah itu, Susi dibangunkan oleh Suaminya. "Dek bangun, tidur kok teriak-teriak, gak enak sama tetangga sudah larut malam, baru juga pindah tadi sore sudah berisik" . Susi pun bangun dan terkejut, lalu sadar bahwa semuanya kejadian-kejadian itu hanya mimpi."Susi mimpi buruk mas." Susi menangis karena itu semua tampak nyata. Yang Susi pikir dia sudah sehari tinggal di rumah itu dan mengalami kejadian-kejadian itu ternyata hanya mimpi. Melihat Susi menangis suaminya memeluk Susi kemudian berkata "Istighfar dek, itu kamu kelelahan karena pindahan tadi makannya lupa berdoa trus mimpi buruk kan ?" Kemudian Susi menjawab "iya mas Susi lupa berdoa saking capeknya beberes pindahan rumah tadi" jawab Susi lalu mereka berdua melanjutkan tidurnya hingga pagi.
Pagi itu hari pertama suaminya berangkat kerja dari rumah barunya. Susi menyiapkan sarapan untuk suaminya dan setelah itu suaminya berangkat kerja. Seperti biasanya, kegiatan Susi sebagai ibu rumah tangga membersihkan rumah dan sebagainya. Seusai membersihkan rumah Susi berlanjut menonton televisi. Hari itu seperti hari-hari pada normalnya hingga tak terasa hari sudah sore. Susi mendapat telepon dari Suaminya mengabarkan bahwa dia pulang terlambat karena lemburan di kantor."Dek nanti mas pulang terlambat, banyak lemburan di kantor yang harus diselesaikan" . dan Susi menjawab "Iya mas, tidak papa, nanti kalau pulang hati hati di jalan, aku masakin makanan kesukaan mas". Kemudian Susi menuju dapur, berniat memasak untuk suaminya dikala nanti dia pulang. Di waktu memasak, kebiasaan Susi adalah selalu memutar lagu dari hpnya dengan volume yang kencang sambil bernyanyi. Saat itu Susi sedang memutar lagu kesukaannya yaitu lagu dari Arilasso. Sambil bernyanyi sambil memasak . Itu sangat menyenangkan untuknya. Waktu lagu memasuki reff dan Susi mulai ingin bernyanyi pada lirik reff. Tiba-tiba lagu yang mulanya lagu Arilasso dengan sendirinya berubah menjadi lagu lingsir wengi. (-"lingsiiiiiir wengiiii... sliramuuuu tumeking sirnaaa....."-). Susi sangat kaget akan hal itu, dan memutar lagunya kembali karena ia pikir tadi tersentuh tangannya sendiri. Disaat Susi memutar lagu itu kembali, bukan lagu Arilasso lagi yang terdengar, justru yang terputar malah lagu jawa dengan alunan gamelan di lagu itu dimana ia tak faham artinya.("jiwooooo sajiwo satmokooooo"(jiwa yang sejiwa)"wiiigyoo diri suuunyotoooo"(bersih dari pikiran)"rosoooo wiroosoooooo"(rasa dan citra)"ngeerasuk sukmoooo"(merasuk dalam sukma)"seboo kang mohoo pangriptoooo"(mengabdi kepada pencipta)). Susi merasa aneh dengan handphone nya, kemudian dia mematikan handphone nya dan melanjutkan memasak, dia tak begitu menggubris masalah itu. Masakan telah matang dan disajikanlah di meja makan.Lalu 10 menit kemudian Suaminya pulang "Assalamu'alaikum dek, Mas pulang" Susi segera membukakan pintu untuk memeluk suaminya "Mas, Susi kangen" suami Susi menjawab "Setiap hari juga ketemu, tumben amat kamu bilang kangen. Sudah ayo masuk, mas lapar, katanya udah masakin buat mas kan." Mereka menuju ke meja makan,  dan alangkah terkejutnya mereka melihat makanan di meja makan sudah tercecer kemana-mana. Seperti ada yang mengacak-acak makanan itu. Sisa-sisa makanan itu tercecer menuju ke arah dapur. Mereka mengikuti ceceran makanan itu , mencari tahu apa yang mengacak-acak makanannya di meja makan. Sesampainya di dapur mereka dikejutkan dengan makhluk berbulu berpostur besar menggendong kepalanya sendiri dimana kepalanya itu terpisah dari badannya. Mereka terkejut dan berlari menuju keluar rumah. "AaaaaaaaAa !!! Apa itu!!
Sesampainya di luar rumah mereka lebih terkejut lagi, yang tadinya di luar adalah perumahan di pinggir kota, banyak rumah-rumah tetangga di samping kiri dan kanan, seketika berubah menjadi hutan rimba dipenuhi dengan pepohonan-pepohonan yang tinggi dan rimbun. Susi dan Suaminya melihat sangat banyak pocong di tempat itu, dibalik pohon, di atas pohon, dimana mana banyak sekali pocong . Mereka lari kembali lagi ke dalam rumahnya dan mengintip dari jendela. Uniknya tidak ada yang aneh dari jendela. Di luar tampak seperti biasa, banyak rumah-rumah  tetangga di samping kiri dan kanan. "Dek, tadi kamu lihat sendiri kan di luar itu menjadi hutan rimba dek,banyak pocongnya, kenapa sekarang jadi perumahan lagi, ada apa ini dek? Apa yang terjadi dengan kita" ujar suami Susi. "gak tahu mas, Susi takuuuuuuttt, ayo pindah saja dari sini mas!!. jawab Susi Sambil menangis.Susi dan Suaminya sangat heran, dan mencoba membuka pintu kembali. Memang normal, banyak rumah tetangga selayaknya normalnya perumahan."Kenapa tadi kita di hutan ya mas?" kata Susi kembali, "Mas juga gak tau dek, sebenarnya ada apa dengan rumah ini" jawab suaminya . Lalu mereka masuk rumah, menuju meja makan lagi untuk mengecek kejadian tadi di meja makan, dan memang tak ada apa apa, tudung saji masih menutupi makanan didalamnya, yang tadinya makanan tercecer dan makhluk menyeramkan tadi tidak ada. Makanan itu masih rapi di meja makan. Suami susi sangat heran "Loh, tadi kan acak-acakan dek, kok sudah rapi lagi" Susi dibelakang suaminya tidak berani melihat itu. "tidak tahu mas, pokoknya Susi takut, lagian juga tidak mungkin kita berdua halusinasi dengan hal yang sama mas. tadi mas lihat sendiri kan" . Mereka sama-sama mengalami kejadian tadi dan Suami Susi juga berpikir, bahwa tadi tidak mungkin halusinasi karena itu sangat nyata. Kemudian suaminya menenangkan Susi, lalu mengajaknya untuk makan dan bergegas tidur. "Yasudah Istighfar dek, mas bakalan selalu lindungi kamu dari apapun, tenangin pikiran kamu, sekarang ayook makan, habis makan kita tidur".