Maraknya acara televisi yang menayangkan adegan joged bersama yang tadinya hanya di satu stasiun televisi, kemudian menjamur ke stasiun televisi lainnya dengan joged yang sama menandakan bahwa tingkat kebahagiaan warga Indonesia semakin meningkat. Ditambah dengan lawakan-lawakan yang kasar, tidak sopan dan menghancurkan sterofoam, kebahagiaan semakin menjadi-jadi. Sehingga kita semua lupa. Lupa menonton acara berita, yang menayangkan tentang korupsi, bencana alam, kemiskinan di mana-mana, serta sekolah-sekolah yang rubuh. Kemudian kita akan lupa, siapa presiden kita dan apa kerja kepala negara kita tersebut. Kita bahkan lupa siapa nama wakil presiden kita yang tak pernah terdengar namanya itu. Bahkan kita lupa dengan anak calon presiden yang kasus kecelakaannya tidak pernah diungkit lagi. Kehidupan seperti apakah yang kita jalani pada saat ini? Bangun pagi - pergi kerja - kena macet - tiba di kantor - kerja - makan siang - kerja - pulang kantor - kena macet - sampai rumah - nonton acara televisi yang ada jogednya? Seperti itulah? Bahagia, memang. Apalagi ada acara televisi yang ceria dan sarat akan tawa. Sejenak kita bisa melupakan kepenatan yang sudah dialami seharian. Apakah mengingat presiden adalah suatu kepenatan? Oh, bukan penat. Mungkin kita terlalu cuek dan lebih memilih untuk bersenang-senang. Jika kita memilih untuk bisa melakukan apa saja, mungkin pagi hari kita bisa menonton acara musik ditemani oleh pembawa acara kesayangan kita yang suka mengeluarkan kata-kata kasar, kemudian menonton gosip artis, lalu menonton acara lawak yang bersamaan dengan acara joged dangdut. Bukankah begitu bahagia?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H