Indonesia telah banyak melakukan kerjasama dengan berbagai negara, salah satunya adalah dengan Negara Jerman. Hubungan bilateral antara Indonesia dan Jerman terjadi sejak tahun 1952, sebuah Kantor Perwakilan di Bonn dan Konsulat diresmikan. Sedangkan pada dua tahun berikutnya dilanjutkan dengan peresmian KBRI di Bonn. Kerjasama ini menyangkut dalam berbagai bidang misalnya dalam bidang pendidikan. Hal ini karena sejak jaman kemerdekaan Indonesia, Jerman telah menjadi salah satu tujuan dari mahasiswa dan ilmuan untuk mencari ilmu. Berdasarkan data dari KBRI Berlin pada bulan Oktober 2017 sebanyak 6.371 orang mahasiswa Indonesia berada di Jerman dalam berbagai jenjang pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting dalam suatu negara. Sebab, dari program pendidikan suatu negara dapat mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan di bidangnya yang mempu bersaing secara internasional. United Nation World Population (UNWP) memperkirakan jumlah penduduk usia produktif Indonesia (15-64 tahun) akan mencapai 200 juta penduduk. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2030 Indonesia memiliki kebutuhan tenaga kerja terampil sebanyak 113 juta orang. Tetapi tenaga terampil yang ada saat ini hanya sekitar 57 juta orang. Hal ini dapat menjadi dampak buruk bagi Indonesia jika tidak melakukan apapun untuk mempersiapkan tenaga kerja yang terampil.
Jerman merupakan negara yang memiliki sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang telah lama diakui. Oleh karena itu, Indonesia melakukan kerja sama untuk meningkatkan tenaga kerja melalui sistem pendidikan. Presiden Joko Widodo bersama Kanselir Angela Merkel sepakat memperkuat Jakarta Declaration tahun 2012 melalui isu utama yaitu TVET (Technical and Vocation Education and Training). Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualias dari tenaga kerja di Indonesia.
Menindak lanjuti dari program itu, Anies Baswedan mendatangi Jerman untuk melihat langsung sistem pendidikan yang diterapkan oleh jerman. Menurut beliau, pendidikan sistem ganda (gabungan antara teori dan praktik magang) Â yang diterapkan oleh jerman berjalan dengan baik dan sukses. Hal ini, dapat menjadi contoh yang baik untuk Indonesia. Terutama untuk Sekolah Menengah Kejuruan yang akan langsung terjun ke dunia kerja. Namun, tidak hanya SMK saja yang menjadi titik berat dalam isu ini. Tetapi pendidikan system ini akan diterapkan secara keseluruhan seperti politeknik/akademi, balai kerja/latihan dan pusat pendidikan dan pelatihan. Program ini akan berjalan dengan baik jika mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan masyarakat, terutama dari perusahaan swasta. Berbagai perusahaan juga diharapkan bisa memberikan pendidikan dan pelatihan keterampilan bagi para karyawannya.
Indonesia dan Jerman melakukan kerjasama pendidikan dalam bentuk penerapan pendidikan sistem ganda untuk menghasilkan tenaga kerja Indonesia yang berkualitas. Hal ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan kurangnya tenaga kerja ditahun 2030 mendatang. System ini akan diterapkan secara menyeluruh di Indonesia. Dukungan dan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta juga diperlukan untuk kelancaran dari program memajukan Indonesia.
Daftar pustaka:
Bowo, Fauzi. "Adaptasi Sistem Pendidikan Vokasi Jerman di Indonesia".24 Februari 2018. http://www.dw.com/id/adaptasi-sistem-pendidikan-vokasi-jerman-di-indonesia/a-41906284
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. "Sekilas Hubungan Bilateral Indonesia dan Jerman".24 Ferbruari 2018.https://www.kemlu.go.id/berlin/id/Pages/Hubunganbilateral.aspxÂ
Putra,Lutfy Mairizal."Indonesia-Jerman Jalin Kerja Sama Sekolah Kejuruan".24 Februari 2018. http://nasional.kompas.com/read/2016/06/29/10302231/indonesia-jerman.jalin.kerja.sama.sekolah.kejuruan.
Pribadi, Indra Arief. "Indonesia-Jerman Sepakati Kerjasama Pendidikan Vokasi".24 Februari 2018. https://www.antaranews.com/berita/628940/indonesia-jerman-sepakati-kerja-sama-pendidikan-vokasi
Â
