Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi yang vital bagi kehidupan manusia. Sebelum minyak ini bisa dimanfaatkan, proses pengangkatannya dari dalam bumi membutuhkan pemahaman geologi, teknologi, dan teknik produksi yang mendalam. Artikel ini akan menjelaskan secara sederhana bagaimana minyak yang berada di bawah permukaan bumi dapat terangkat dan diproduksi.
1. Pembentukan dan Akumulasi Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa organisme laut yang terkubur di bawah lapisan sedimen jutaan tahun yang lalu. Proses pembentukan minyak bumi membutuhkan waktu yang sangat panjang dan melibatkan tekanan dan suhu tinggi di bawah permukaan bumi. Minyak yang terbentuk kemudian terakumulasi dalam batuan reservoar yang memiliki pori-pori, memungkinkan minyak untuk terperangkap di dalamnya. Batuan reservoar ini biasanya terletak di bawah lapisan batuan penutup (cap rock) yang bersifat impermeabel, sehingga minyak tidak dapat merembes keluar ke permukaan.Â
2. Pencarian dan Pengeboran Sumur Minyak Â
Sebelum minyak dapat diproduksi, langkah pertama adalah mencari lokasi yang berpotensi mengandung cadangan minyak menggunakan metode eksplorasi, seperti survei seismik. Setelah lokasi yang potensial ditemukan, perusahaan minyak akan melakukan pengeboran eksplorasi untuk memastikan ada atau tidaknya minyak di lokasi tersebut.
Jika pengeboran berhasil dan cadangan minyak ditemukan, tahap berikutnya adalah membangun sumur produksi. Sumur ini bertujuan untuk mengakses minyak di dalam batuan reservoar dan memungkinkan fluida (minyak, gas, dan air) mengalir ke permukaan.
3. Mekanisme Pengangkatan Minyak
Minyak di dalam reservoar tidak selalu dapat mengalir ke permukaan dengan sendirinya. Oleh karena itu, beberapa mekanisme digunakan untuk mengangkat minyak dari dalam bumi, yaitu:Â
- Pengangkatan Alami (Primary Recovery)Â Pada tahap ini, tekanan alami di dalam reservoar mendorong minyak ke permukaan melalui sumur produksi. Tekanan ini berasal dari gas yang terlarut di dalam minyak (solution gas drive), air yang mendorong minyak dari bawah (water drive), atau gas cap yang berada di atas minyak. Primary recovery biasanya hanya mampu mengambil sekitar 10-20% dari cadangan minyak di reservoar.Â
- Pengangkatan Buatan (Artificial Lift)Â Ketika tekanan alami reservoar tidak lagi cukup untuk mendorong minyak ke permukaan, digunakanlah metode pengangkatan buatan seperti pompa angguk (sucker rod pump) atau gas lift. Metode ini membantu meningkatkan laju produksi minyak dari sumur yang sudah menurun tekanannya.
- Peningkatan Perolehan Minyak (Enhanced Oil Recovery/EOR) Metode ini digunakan untuk meningkatkan jumlah minyak yang dapat diambil dari reservoar. Contoh metode EOR antara lain injeksi air (water flooding), injeksi gas, atau injeksi bahan kimia. Teknik EOR mampu meningkatkan perolehan minyak hingga 30-60% dari total cadangan. Â
4. Pengolahan dan Transportasi Minyak
Setelah minyak berhasil diangkat ke permukaan, minyak mentah tersebut perlu melalui proses pengolahan untuk menghilangkan air, gas, dan kotoran lainnya. Proses ini biasanya dilakukan di fasilitas pengolahan di dekat lokasi produksi. Setelah itu, minyak mentah dipompa melalui pipa atau diangkut menggunakan kapal tanker untuk dikirim ke kilang minyak (refinery). Di kilang, minyak mentah diolah menjadi berbagai produk seperti bensin, diesel, dan bahan baku petrokimia.
Kesimpulan