Warna malam memang hitam, kelam, pekat. Tapi malam ini bintang-bintang menemani bulan, mempercantik hitamnya langit di malam yang cerah. Sayangnya tidak demikian dengan warna hitam hatiku, saat ini, tak ada bintang yang tinggal didalamnya. Aku tak menemukan alasan dihatiku yang membuatku ingin bertahan. "KALIAN TIDAK TAHU HIDUP SEPERTI APA YANG TELAH KUJALANI!!!" teriakku. Kuluapkan semua rasa dihati. Tangis dalam diam menyeruak di hatiku. Kubiarkan air mengalir keluar dari mataku dan membanjiri pipiku meski tak ada hujan yang menutupi. Aku sudah lelah dengan sikap yang kuhadapi, aku adalah aku dan tak ada yang bisa merubahnya. Aku seperti ini bukan tanpa alasan, pengalaman hidupkulah yang membuatnya. Beberapa berkata ingin seperti aku karena kekaguman, beberapa merasa iri dan berkata aku hanya berperan muka, memakai topeng, beberapa menyepelekan, beberapa mengidolakan, beberapa mendukungku dari belakang, tapi beberapa pula menjatuhkanku dalam kehati-hatian. Yang ingin aku ketahui adalah, semua orang itu, yang berpikiran positif atau negatif tentangku, yang sebenarnya ingin mencapai apa yang ku capai, ingin seperti "aku", apakah mereka juga mau menjalani hidup yang telah kujalani, apakah mereka ingin melewati pembentukan yang kualami, apakah mereka akan menghadapinya dengan sikap yang sama seperti yang kulakukan hingga akhirnya bisa mencapai seperti yang telah ku capai? Aku bertanya-tanya. Ingin hatiku berteriak seperti itu kepada semua orang disekeliling hidupku, yang mencari-cariku, yang histeris kesenangan hanya karna bisa melihatku langsung, atau yang senang bisa mencibirku. Tapi aku tak melakukannya, tak pernah melakukannya. Aku hanya meneriakkannya disini, di bukit kecil penuh kenangan ini, sendiri berteman sepi. Semua kehilangan yang pernah kurasa menyeruak dari dalam hati, menimbulkan rasa sakit yang sangat. Aku berharap ada seseorang disini berbagi denganku, tapi semua yang ada disini tak bisa ku ajak berbagi. Hanya ada angin, dinginnya udara dan sepinya malam hitam berbintang . Aku rindu kamu Gal, sangat merindukanmu. Seharusnya kamu ada disini, menemaniku. Aku memang bermimpi untuk menjadi seperti ini, mimpi yang kukejar tanpa lelah. Namun, dulu kamu berkata bahwa mimpimu adalah mimpiku, karena kamu hanya ingin selalu berada didekatku menemaniku. Seharusnya kamu menepatinya, karna aku benar-benar membutuhkannya saat ini. Seharusnya kamu ada disini sekarang, di bukit ini, bukit kenangan.. Seharusnya kamu menemaniku, mendengarkan ceritaku; mendukungku. Tapi kamu tak ada! Tak bisa kusentuh, ku peluk, atau kurasakan hadirnya.. Bahkan tak bisa lagi jelas kuingat parasmu! Karna kamu tak ada, tak pernah lagi ada... Aku bosan menangis! Sudah! Kulepaskan semua disini, aku takkan lagi kembali. Maafkan aku semuanya, terutama semua yang telah dan pernah menganggapku berarti. Saat ini aku ingin melupakan semuanya. Ijinkan aku menikmati kesendirianku dan menjalani hidup yang berbeda. Aku ingin berhenti, bersembunyi sejenak, atau entah berapa lama.. Yang pasti aku tidak menyerah pada hidupku! Aku akan kembali berdiri dengan kepala tegak menghadapi dunia! Aku pasti bisa! Aku hanya butuh waktu, dan alasan..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H