Covid-19 secara umum diketahui sebagai sebuah virus menular yang menyebar secara luas dan cepat hingga menyebabkan sebuah pandemi di seluruh penjuru dunia.Â
Kasus Covid-19 di Indonesia pertama diketahui pada tanggal 14 Februari 2020 hingga terjadi lonjakan besar pertama pada 16 Maret 2020 dengan total 134 kasus aktif. Kemudian, angka tersebut meningkat secara berkelanjutan sampai pada puncaknya, jumlah kasus Covid-19 mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu sebanyak 578.535 kasus per-26 Februari 2022.Â
Pemerintah Indonesia terus menerus berupaya untuk mendatangkan obat dan khususnya vaksin-vaksin yang digunakan untuk mencegah coronavirus dari kerjasama dengan negara lain, misalnya saja vaksin Sinovac dari China dan vaksin Pfizer yang berasal dari Amerika.Â
Pembelian tersebut dilakukan karena belum adanya vaksin covid-19 yang diproduksi secara mandiri di indonesia, tentu saja pengadaan vaksin yang berasal dari mancanegara tersebut menggunakan dana anggaran yang tidak sedikit. Menurut Kemenkes per-2021, anggaran yang dikeluarkan untuk pengadaan vaksin dari mancanegara mencapai lebih dari 30 triliun rupiah.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia bersama dengan kementerian kesehatan, badan riset nasional, sejumlah universitas dalam negeri (Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, dan Universitas Indonesia), beberapa lembaga (Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), serta dikembangkan oleh PT. Biotis Pharmaceutical Indonesia membangun sebuah gagasan untuk memproduksi vaksin secara mandiri, gagasan vaksin tersebut dinamakan dengan 'Vaksin Merah Putih'.
Pada akhirnya, Vaksin Merah Putih yang berhasil dikembangkan oleh Universitas Airlangga bersama PT. Biofarma berhasil memasuki uji klinis tahap ke-3 sejak tanggal 30 Mei 2022 dan ditargetkan akan selesai pada bulan Juni 2022.Â
Mengutip dari bisnis.com, seperti yang disampaikan oleh Fedik, "Jadwal kami pada Juni itu sudah selesai. Juli dapat EUA, kemudian Agustus kita sudah produksi massal.".Â
Selain itu, Vaksin Merah Putih juga telah mendapatkan izin Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia dan telah mendapatkan sertifikasi halal dari Kementrian Agama Republik Indonesia.
Dari pencapaian yang telah diraih selama pengembangan Vaksin Merah Putih hingga saat ini, pastinya para peneliti sempat mengalami kesulitan karena kurangnya relawan dalam uji klinis. Namun, hal tersebut dapat teratasi karena usaha para peneliti dan berhasil memberikan vaksin tersebut kepada masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi.
Kita sebagai masyarakat Indonesia hendaknya bisa mengapresiasi Vaksin Merah Putih itu dengan berbagai macam cara diantaranya adalah menggunakan vaksin tersebut sebagai booster apabila sudah tersedia dan juga bila belum menerima vaksin booster sama sekali, kita juga dapat menyambutnya dengan hangat dengan membantu mempromosikan melalui media sosial.Â
Terciptanya Vaksin Merah Putih ini juga diharapkan dapat menjadi awal atau momentum bagi masyarakat Indonesia untuk berani mengapresiasi produk dalam negeri dan juga bagi para generasi muda indonesia agar dapat terus menyumbangkan karyanya kepada bangsa Indonesia.