Amerika Serikat tahun 2024 membuat nama Donald J Trump kembali diperbincangkan, terlebih setelah narasinya untuk menghentikan perang jika terpilih kembali menjadi presiden viral di media sosial.
Kembali maju dalam pemiluPerang memang menjadi topik paling diperbincangkan terlebih sejak meletusnya perang Rusia-Ukraina, serta genosida Israel atas Palestina sejak pertengahan tahun 2023 kemarin. Sikap Amerika dan dunia internasional pada genosida ini telah menyebabkan kemarahan dunia, terlebih pada Biden yang merupakan presiden Amerika Serikat saat ini yang dianggap terlalu tak acuh serta menganggap perang sebagai lelucon.
Menjelang pemilu Amerika Serikat tahun 2024 ini muncul narasi di berbagai media sosial mengenai kinerja Trump yang dianggap mampu membuat dunia lebih damai pada masa jabatannya yang telah berlalu. Seolah gayung bersambut, masyarakat yang telah muak dengan Biden mengucurkan dukungan mereka terhadap Trump. Bahkan banyak masyarakat Indonesia yang terang-terangan memberikan dukungan mereka untuk presiden Amerika Serikat yang ke empat puluh lima tersebut. Seakan-akan apabila Trump terpilih maka kedamaian dunia langsung dapat diwujudkan. Terlebih setelah kejadian pemenbakan yang dialami Trump di Pennsylvania saat kampanye di 13 Juli 2024. Bahkan ada narasi di warganet Indonesia yang menyatakan apabila Israel lah dalang di balik kejadian ini.
Narasi ini tentu tidak lantas dapat diterima begitu saja sebab perlu diingat bahwa Trump merupakan salah satu orang paling dicintai oleh Israel. Terbukti dari keputusan Trump untuk memilih Israel menjadi negara tujuan kunjungan kerja pertamanya setelah dilantik menjadi presiden Amerika Serikat pada 2017 yang lalu. Sehingga sangat tidak mungkin apabila Israel berniat menghabisi nyawa Trump.
Kegagalan Masyarakat Mencerna Informasi
Sudah menjadi rahasia umum apabila masih banyak masyarakat Indonesia yang melihat segala sesuatu secara hitam putih. Hal ini tidak lain merupakan dampak dari rendahnya kemampuan literasi masyaraka itu sendiri. Ini juga lah yang menjadi alasan mengapa masyarakat Indonesia sangat mudah dimanipulasi serta dipolarisasi.
Hal ini tampak jelas dalam pemilu-pemilu yang telah berlalu di Indonesia sendiri sebelumnya seperti fenomena Cebong-Kampret pada pemilu 2014-2019 dan Anak Abah-Anak Jendral pada pemilu 2024 ini.
Padahal baik politik maupun pelaku politik itu sendiri sangatlah dinamis, sesuatu bisa sangat memungkinkan memiliki banyak sisi.
Apa Bahaya Pemikiran Ini?
Berpikir bahwa dunia terlalu hitam putih dapat menyebabkan kita terkebak dalam fanatisme dan kebencian semu yang dapat menghancurkan dari dalam. Kita juga akan kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, serta menutup mata pada prestasi ataupun kesalahan orang tersebut.
Bukan hanya dalam politik, pemikiran seperti ini dapat muncul di berbagai sendiri kehidupan masyarakat. Misalnya, dalam dunia hiburan yang kemudian mengantarkan masyarakat kita pada menjamurnya konten-konten drama di media sosial. Pertengkaran selebritis, perundungan dan lain sejenisnya.Â