Konsep diri alias self concept menurut Burn adalah kesan yang kita miliki terhadap diri sendiri secara keseluruhan baik itu pendapat kita terhadap diri kita sendiri, pendapat tentang gambaran diri kita di mata orang lain maupun pendapat kita tentang hal ingin kita capai. Ini menandakan bahwa konsep diri memiliki banyak prespektif yaitu fisik, spikologis, emosional, sosial dan lain sebagainya.
Menurut William James, bagaimana seseorang memadang dirinya sendiri itu bisa muncul karena beriteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang selebritis yang dikenal sangat lucu oleh penggemarnya dan sering menampilkan guyonan di akun media sosialnya ternyata adalah seorang yang pendiam dan tidak suka berada di keramaian. Sebab, apa yang dia tampilkan di media sosial merupakan citra / konsep diri yang dia bangun saat berinteraksi dengan para pengikutnya. Begitupun dengan para politisi, mereka bisa dikenal sebagai sosok yang sangat karismatik dan peduli kepada rakyat saat di depan masyarakat tetapi di belakang itu ternyata dia sosok yang bengis, rela melakukan apapun demi mempertahankan kekuasaannya bahkan melakukan banyak suap dan korupsi. Inilah kenapa menurut William, seseorang bisa memiliki konsep sangat berbeda bahkan bertolak belakang sesuai di mana, kapan dan dengan siapa dia berinteraksi. Ini juga sejalan dengan konsep diri Charlos Horton Cooley di mana menurutnya melalui konsep diri Looking Glass Self di mana dalam mencitrakan / menggambarkan dirinya manusia menggunakan relfeksi dari orang lain.
Para public figure baik politisi maupun selebritis hampir segala yang mereka lakukan dilihat atau diperhatikan oleh masyarakat, itulah mengapa pandangan orang lain akan sangat berpengaruh kepada mereka. Misalnya, seorang selebritis yang sering mendapatkan hujatan dan dinilai buruk oleh masyarakat, lalu dia akan menilai dirinya benar-benar buruk. Padahal mungkin tidak seburuk itu. Bahkan mereka bisa saja melakukan aksi bunuh diri dikarenakan percaya bahwa dirinya seburuk itu dan bahwa dengan perundungan dan todongan untuk bundir itu dia benar-benar harus mengakhiri nyawanya. Sebab saat banyak yang menghujatnya di media sosial, maka dia akan menganggap bahwa dia benar-benar dibenci dan tak ada yang menyukainya.
Contoh lainnya kita bisa melihat misalnya dalam kasus tidak pernah dikritik maka seorang politisi dan selebritis merasa dirinya benar dan tak terkalahkan. Bahwa dia pantas untuk menginjak-injak warga lainnya. Bisa kita lihat di banyak berita seorang politisi melakukan kejahatan, lalu dia dengan angkuh merasa akan bebas sebab selama ini ketika dia melakukan korupsi tidak ada yang berani mengkritiknya. Bahkan cenderung diam. Maka, saat terjadi kasus lain dia percaya bahwa dia akan bisa lolos lagi dari hukuman.
Namun, banyak juga selebritis dan politisi yang karena dia telah tumbuh di dunia tersebut lalu berkembang menjadi orang yang penuh percaya diri dan justru peka terhadap orang lain. Misalnya, seorang politisi yang tumbuh di lingkungan keluarga kurang mampu, lalu menjadi politisi yang bersih karena memang dia sejak kecil di tuntut untuk itu. Ada impian dari masyarakat bahwa saat menjadi politisi harus bersih. Tetapi, di saat yang sama ada yang malah korupsi dan melupakan niat awal karena dia ternyata berada di lingkungan politisi kotor dan bahwa apa yang dia lakukan dengan melakukan kecurangan adalah benar.
Tokoh publik karena mereka sering tampil (kampanye untuk politisi) dan (mengisi acara untuk selebritis) mereka cenderung menganggap bahwa dirinya penuh percaya diri di depan panggung dan bahwa argumennya bangus dan mampu memikat pendengar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H