Mohon tunggu...
iva umu maghfiroh
iva umu maghfiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Terbuka

Saya adalah seorang perempuan yang gemar menulis dan ingin selalu berbagi kebahagiaan dengan siapapun.

Selanjutnya

Tutup

Roman

Barangkali Kau Kembali

6 Maret 2024   17:12 Diperbarui: 6 Maret 2024   17:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Apakah seorang manusia harus selalu mengikuti siklus kehidupan yang telah berabad-abad diciptakan? Bagaimana jika siklus itu tidak bisa dilewati dengan sempurna? Apakah kehidupan si manusia akan berakhir sia-sia? Akan tetapi bagian terpentingnya adalah siapa yang menciptakan standarisasi semacam itu?

Saya sudah lelah menerjemahkan alam semesta seorang diri setelah kematianmu yang amat tenang dan damai. Terkadang itu pula yang membuat saya bertanya-tanya soal makna kehidupan -meskipun pada dasarnya saya hampir selalu bertanya bahkan sejak kita masih bersama -hanya saja bertanya seorang diri itu ternyata jauh lebih melelahkan sebab setelah kau diambil paksa oleh Tuhan, saya benar-benar tak punya kawan berbagi keluh soal kehidupan. Seperti seekor anak kucing yang tersesat di padang gurun, tanpa air dan makanan sama sekali. Saya kelaparan dan kehausan seolah-olah hampir gila karenanya. Saya menjerit memanggil nama Tuhan demi meminta jawaban.

Sejujurnya saya amat sangat iri padamu yang berani mengambil keberanian untuk menemui Tuhan secara langsung demi menjawab pertanyaan ini. Barangkali kamu malah sudah tertawa sekarang karena sebagaimana sering kita bayangkan dahulu, Tuhan itu amat tak terbayangkan. Kita yang sok tahu terkadang menerjemahkan Tuhan dengan sangat sembrono dan penuh bias. Padahal Dia benar-benar di luar jangkauan kita sebagai manusia biasa. 

Sayangnya, saya hanyalah seorang pengecut yang sangat ingin mencari dan berharap menemukan jawaban di masa kehidupan lengkap dengan teka-tekinya. Ya, tidak seperti di alam kematian yang terang-terangan, Tuhan di masa kehidupan manusia amatlah suka bermain dan membuat permainan. Dia tidak terang-terangan, menjawab tanya dengan kode-kode unik yang disebar di sekitar kita yang sayangnya lebih sering kusalahartikan. Meskipun kesalahan itu pun sebenarnya bagian dari rencananya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun