Mungkin teman-teman pembaca agak sedikit dibingungkan dengan judul dari tulisan saya kali ini. Tapi, disinilah nanti kita akan sama-sama mengkaji apa itu hal yang terlupakan dan dilupakan oleh mantan mahasiswa.
Secara etimologi mahasiswa berasal dari dua suku kata yaitu, kata "Maha" dan "Siswa". Kata "maha" berarti besar, paling, ter, sangat sedangkan siswa adalah orang yang mencari/menuntut ilmu di sekolah dasar dan menengah. Jadi dapat disimpulkan mahasiswa adalah seseorang yang lebih tinggi yang menuntut ilmu di tingkat sekolah/perguruan tinggi bukan lagi di tingkat dasar dan menengah. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Mahasiswa adalah seseorang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. di dalam dunia pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang murid di dunia pendidikan.
Namun yang akan kita bahas disini bukan pengertian dari apa itu mahasiswa. Tetapi, yang kita akan kaji disini adalah keyakinan atas suatu hal yang dianggap benar oleh mahasiswa  yang bersangkutan bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya, dan kebiasaan, yaitu IDEALISME.
Kata-kata IDEALISME memang tidak terlepas dari mahasiswa, karena peran dan fungsi mahasiswa itu sangat suci bagi suatu bangsa dan negara. Mereka berfungsi sebagai agen perubahan, kontrol sosial, generasi penerus, dan penggerak moral dalam masyarakat. Mereka membawa perubahan yang baik untuk masyarakat, mengontrol akan ketidakpatutan dalam masyarakat, merekalah yang menjadi penerus bangsa ini, dan merekalah yang menggerakkan nilai-nilai moral baik ke dalam masyarakat. Sangat suci sekali peranan dan fungsi mereka.
Setelah mereka tidak menyandang status mahasiswa, apa yang mereka lakukan ?
Apakah mereka masih berpegang teguh pada keyakinan idealisme mereka ? Hampir kebanyakan bahkan semua membuang jauh keyakinan tersebut. Mereka tiba-tiba menjadi rakus, enggan untuk berbagi sesama, mereka selalu kehausan, apa mau dikata jika sudah seperti itu ?
Pada masanya mereka tadi yang menyandang status mahasiswa sering berteriak, berorasi memperjuangkan nasib petani, buruh, dan nelayan yang sengsara. Mereka yang selalu memikirkan nasib bangsa dan negara ini, peduli terhadap lingkungan sekitar  malah menjadi terbalik setelah lepas gelar mahasiswanya. Berteriak jika kantong saku tidak tercukupi, memikirkan kepentingan sendiri dan seakan-akan tidak mau peduli lagi terhadap lingkungan sekitar setelah status mahasiswanya lepas.
Banyak yang menderita di negeri ini oleh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh mantan mahasiswa, banyak yang kelaparan dinegeri ini oleh mantan mahasiswa. Apakah siklusnya akan seperti ini terus-menerus ? Apa jadinya bangsa ini jika ini terjadi terus-menerus ?. Betapa ironisnya melihat tingkah laku mantan mahasiswa yang semasa mahasiswanya selalu membela kaum-kaum proletar di negeri ini. Kata-kata Idealisme tidak lagi menjadi keyakinan mereka.
Tidak akan ada habisnya permasalahan di negeri ini jika mantan mahasiswa yang sedang berkuasa di negeri ini melupakan begitu saja keyakinan itu. Ditengah biaya kehidupan saat ini sangat tinggi, apalah daya petani, buruh, dan nelayan sengsara bisa bertahan. Semua yang dihasilkan petani, buruh, dan nelayan pasti dihargai dengan harga yang rendah. Hasil pertanian dibayar murah, gaji buruh sangat rendah, tangkapan nelayan dibayar murah. Coba saja idealisme masih dipertahankan, pasti mantan mahasiswa selalu menghargai, memikirkan, dan memperjuangkan  nasib petani, buruh, dan nelayan susah.
Alangkah baiknya, saat tidak menyandang status mahasiswa tetap berpegang teguh pada idealisme. Petani, buruh, dan nelayan sengsara, miskin, dan melarat  sangat bergantung kepada kalian wahai mantan mahasiswa, jangan lagi kalian mempermainkan nasib mereka , karena negara dikatakan maju itu saat tingkat kesengsaraan dan kemiskinan tidak menjadi hal yang dominan. Jika kita selalu memikirkan nasib sendiri dan perut sendiri dan tidak pernah memikirkan nasib bangsa dan negara ini, mau dibawa kemana negara ini wahai mantan mahasiswa ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H