.Kata Mataku :
Alangkah cantik akuarium itu. Lihatlah! Wallpaper di sisi belakanganya, adalah foto indah bernuansa biru laut. Di dalamnya ada anemon cantik tergerai oleh ikan yang meluncur, sementara batu koral, karang bertata serasi bersama rumput laut, lengkap dengan pasirnya, mereka seni kehidupan yang sempurna, jelas memikat hati termasuk pendar cahaya pelangi neonnya. Itu, kebebasan itu, yang berlenggak-lenggok, adalah ikan-ikan laut, warna-warni eksotiknya telah mendiamkan kembara pikiranmu. Mereka.., alangkah gembira. Semuanya merayu agar engkau menjadi bagian di dalamnya.
.
Kata Pikiranku :
Ikan di dalam akuarium masih beruntung, setidaknya sirip masih bisa leluasa terkibas di sana, dibandingkan sayap yang harus kaku bahkan rusak oleh kerangkeng sangkar. Daripada seperti di dalam sangkar, jadilah seperti ikan itu, mengibaskan sirip tanpa beban, dihentakkannya air dengan ekornya, meluncur kencang, berenang ke sana kemari, menyelinap di antara koral, mengintip dari celah memastikan engkau terjerat oleh pesona.Â
Ia mengusik pasir, berkejaran, bercanda bersama teman-temannya, mencoba menggelitik pendam rasa getirmu. Sedangkan burung dalam sangkar hanya berteriak, merayu dan menghiba, pada akhirnya sayapnya kelu - kaku. Bila ia mencoba mengibas maka sayap itu akan rusak oleh kerangkeng sangkar. Kau jangan cerita soal sangkar besar! Seberapa sering kau menemukan sebuah sangkar yang ukurannya 10 kali bentangan sayap seekor burung yang ada di dalamnya?
.
Kata Hatiku :
Senyatanya akuarium tetaplah penjara. Harusnya kau pahami, bahwa meski tampak bebas merdeka, ikan di dalam aquarium tak jauh lebih baik daripada burung di dalam sangkar, mereka sama-sama terpenjara. Hanya mungkin ikan tak menyadarinya. Sedangkan burung selalu mendayu,"bebaskan aku".
.
Kata di antara hati dan pikiran :
Sejumlah kata melintas di antara riuh hati dan pikiranku, kudengar bisikannya : "Bila perlu, tarik temali urat nadimu agar terkembang layar jiwamu ke samudera biru, jangan bungkam pikiranmu di dalam sangkar. Begitu juga tiupkan nafas dari dadamu jauh ke angkasa, jangan pula taruh hatimu di dalam kebebasan yang hanya seluas akuarium, meski :
rasa kehilangan,
ketidak mampuan,
penyesalan,
cengkraman usia,
kata-kata yang menyakitkan,
rasa bersalah,
ketakutan
dan
rasa rindu yang gemuruh getarnya selalu membelenggu aorta sekujur tubuhmu.
.
Kau bisa menemukan kebebasan sejati bila berlayar dalam samudra hatimu, walau dalam kenyataannya tubuhmu hanya bisa bergerak sejengkal saja dari tempatmu.
.
Diriku :
Maka aku berangkatkan kaki-tanganku ke dalam hatiku, melangkah mengangsur waktu yang milik jiwaku agar kebebasanku bukanlah kebebasan pada seutas tali yang melilit leher lalu menggantungku di pohon raksasa dimana seluruh cabang dan rantingnya adalah jemari dari rasa ketakutanku dan rasa rinduku itu. Aku diam membatu, kukatup mataku maka kini aku bisa beterbangan dalam cahaya-Nya bersama cahaya kekasih yang lebih dulu bersinar di sisi kanan dan di sisi kiri-Nya.
.
Ivan Mangunsong Catatan harian 02092017
(Bahan untuk Kompasiana)
My Quote :
Sangkar Vs Aquarium :
Setidaknya sirip masih leluasa terkibas di aquarimum sedangkan sayap harus kaku atau rusak oleh kerangkeng sangkar . (Ivan Mangunsong)
.
Kau bisa menemukan kebebasan sejati bila berlayar di samudra hatimu, meski dalam kenyataannya tubuhmu hanya bisa bergerak sejengkal saja. (Ivan Mangunsong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H