Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kebahagiaan" adalah Sebuah Keajaiban yang Sederhana

25 Februari 2018   10:39 Diperbarui: 25 Februari 2018   10:58 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.malandragy.com

"Aku mau nulis, tapi kok ngga ada ide ya? Ini udah deket - deket deadline nih, harus cepetan mikirin kontex, tema, bahasan dan yang lainnya, tapi kok masih blank ya? Hmmm" Mungkin anda akan bertanya -- Tanya "Apa sih ini? Kalimat pembuka kok berupa pertanyaan yang ngga jelas?" Nah, pertanyaan yang di kalimat utama ini adalah sebuah petikan dari salah satu masalah yang Leonheart hadapi ketika hendak menulis sebuah artikel. Perlu diketahui bahwa membuat sebuah karya memang tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak sekali pertimbangan ini dan itu dalam berkarya, dan semua itu membutuhkan waktu dan Keajaiban. Namun, perlu diketahui bahwa momen seperti ini bukanlah alasan untuk menyerah, dan berhenti.

Imajinasi adalah sebuah keajaiban yang dimiliki semua orang untuk melakukan banyak hal. Bisa untuk bersenang -- senang, bisa untuk mencari ilham, bisa juga untuk mendorong kinerja kita dalam sebuah karir atau hobi. Terkadang orang banyak yang bilang "Ah, ngga semua orang punya imajinasi, paling cuma mereka yang belajar sastra dan seni saja." Orang itu salah besar. Semua orang tentu punya imajinasi yang berbeda -- beda, dengan fungsi yang berbeda -- beda. Anda tidak percaya? Mari kita bermain sebentar.

Dalam permainan ini, ajaklah beberapa teman atau orang disekitar anda, pastikan orang ini bukanlah salah satu anggota dari keluarga anda. Kemudian, carilah secarik kertas untuk masing -- masing orang, dan mulailah menulis sebuah masakan yang paling enak itu seperti apa dan wujudnya seperti apa, kalau perlu boleh saja digambar. Setelah selesai, jangan perlihatkan dulu jawaban anda ke satu sama lain, tapi sebutkanlah ciri -- ciri masakan yang anda tulis tadi, dan bergantian dengan orang yang anda ajak bermain.

Saya yakin, pasti apa yang ditulis tiap orang pasti ada yang berbeda, bahkan mungkin ketika masakannya sama, ada sedikit perbedaan di cara memasak, bahan memasak, bumbu yang dipakai atau hal lainnya. Nah, inilah yang menunjukkan bahwa kita semua memiliki imajinasi yang berbeda, bukan karena perbedaan masakannya, namun karena kita bisa menjelaskan seperti apa makanan yang kita sukai tanpa harus membawa masakan itu. Kita bisa menggambarkan bola itu bentuknya bundar, kursi berbentuk huruf "h", bahkan ketika melihat sebuah gelas berisikan teh yang didalamnya terlihat potongan jeruk nipis, kita bisa menebak kalau minuman ini rasanya masam. Itu semua berkat sebuah keajaiban yang dinamakan Imajinasi, yang tersimpan di otak kita.

Kita semua selalu memiliki cara untuk mengerjakan sesuatu, hanya saja, terkadang kita lebih memikirkan hal yang lain yang mungkin menghambat kita untuk berfikir jernih. Banyak sekali hal -- hal yang bisa mendorong kekuatan imajinasi kita untuk menemukan hal yang seru untuk dilakukan sehari -- hari. Semua orang sebenarnya bisa saja hidup tanpa rasa bosan, tapi, mungkin imajinasimereka belum tergugah karena faktor x yang sangat mengganggu pikiran. Mario Teguh pernah mengatakan "Hidup senang dan bahagia itu sederhana, kita hanya perlu having a serious fun, atau having fun seriously."

Hanya dengan bermodalkan imajinasi, orang bisa berfikir mana yang asik, dan mana yang tidak. Bahkan disela -- sela rutinitas yang membosankan, orang pun bisa menjadi kreatif dan mengubah sedikit cara ia menjalani rutinitasnya yang membosankan, supaya menjadi sebuah kegiatan yang mengasyikkan. Karyawan kantor yang bosan menghadap sebuah meja dengan lampu, kertas, alat tulis dan sebuah komputer, tapi, karyawan kantor yang bahagia adalah mereka yang di meja kerjanya terdapat benda -- benda yang ia sukai, atau sesuatu yang mewakili hobi nya, sebuah foto yang membuatnya semangat bekerja, dan yang terpenting adalah, teman sekantornya selalu mendapatkan senyuman yang tulus dari hatinya.

Ingatlah bahwa apa yang asik itu ada di pikiran kita masing -- masing. Tidak harus sama dengan orang lain, tapi kita sendiri tahu, bahwa asik itu dimulai dari hal kecil yang sangat kita sayangi. Jadi, sudahkah anda makan saat membaca artikel ini? ;)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun