Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Miskin Professional dan Miskin Sungguhan

16 September 2012   04:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:24 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Masih ingatkah anda dengan orang - orang yang sering anda jumpai di jalanan? Ingatkah momen ketika anda memberi sedekah kepada mereka, lalu bukannya mereka terima malah mereka buang begitu saja? Tidakkah anda heran kepada apa yang telah mereka perbuat? Sudah diberi, eh kok malah dibuang, sungguh tidak tahu diri ini orang.

Nah itulah yang menjadi pembeda antara Pengemis Professional, dan Pengemis Sungguhan. Professional disini adalah mereka yang melakukan sebuah pekerjaan demi uang yang sepadan dengan apa yang telah mereka lakukan. Contohnya adalah pengemis tadi, sudah diberi sedekah, eh malah ngomel dan dibuang, inilah yang saya maksud dengan pengemis Professional. Coba saja teliti mereka yang disebut Pengemis Sungguhan, berapapun yang mereka dapat, mereka pasti menerimanya dengan bahagia, karena mereka memang benar - benar miskin dan tidak punya uang. Mereka selalu bersyukur atas apa yang telah mereka dapatkan selama ini, dan itulah yang membuat mereka merasa bahagia karena mereka menerima semuanya dengan rasa syukur yang besar.

Peristiwa ini tidak terjadi pada pengemis saja, lihatlah disekitar kita yang banyak mengeluh pada kehidupannya, mengapa mereka begitu mengutuk kehidupan mereka? Jawabannya sederhana, karena mereka tidak memiliki rasa bersyukur atas kehidupan yang telah diberikan Tuhan kepada mereka.

Teruslah bersyukur atas apapun yang terjadi pada kehidupan anda, dengan begitu perubahan akan terjadi dimana saat - saat susah akan digantikan dengan saat - saat yang menyenangkan.

God Bless..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun