Mohon tunggu...
Ivan Leonheart
Ivan Leonheart Mohon Tunggu... Guru - Seasonal Writer: Nulis Ketika Gabut Aja

Gemini | INFJ-T | Tipikal orang yang akan anda katakan "Wah.. Kok gitu?" | Listener to stories | Twitter: @IvanLeonheart English Mentor yang memutuskan untuk putar haluan menjadi Kang Kopi, tapi akhirnya putar balik jadi English Teacher lagi di Cakap | Merantau dari Jawa ke kawasan dekat ibu kota. | A Philosopher at heart, but a realist in the playlist. | A man seeking Wisdom in Life through learning Bible, dan juga belajar Konseling di STTRI | Menulis ketika bosan, sedih, senang, dan kenyang. | Jangan ditunggu tulisan selanjutnya, pasti ngga terbit - terbit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

100 Tahun Saja

24 Oktober 2015   13:31 Diperbarui: 24 Oktober 2015   13:41 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teman-teman pernah berfikir berapa lama kita akan hidup di dunia ini? 70 tahun? 80 tahun? Syukur-syukur 90 tahun? Lebih bersyukur lagi kalau bisa sampai 100 tahun bahkan lebih? Tentu apabila kita ditanya kita tidak akan ingin meninggalkan semua yang telah kita lakukan selama ini, bersama dengan keluarga tercinta, orang-orang tersayang di sekitar kita.

Katakanlah kita diberi waktu hidup hanya 100 tahun saja, apakah yang akan anda lakukan sekarang? Anda yang masih 15 tahun mungkin belum berfikir bahwa hal ini penting, karena masih banyak hal menyenangkan yang harus dinikmati.

Menginjak umur 22 tahun anda akan lebih serius berfikir ke masa depan dan pekerjaan, sehingga hal ini akan sedikit dikesampingkan.

Berlanjut ke umur 33 kita mulai menjalani kehidupan yang makin serius. Karier, keluarga, usaha, asset dan lain lain mengisi kehidupan anda sehari-hari sehingga anda kekurangan waktu untuk berhenti, duduk dan merenungkan kehidupan.

Usia 45 kita masih sama saja, mengejar mimpi dan menekuni karier yang makin serius menikmati masa bahagia bersama keluarga tercinta, entah sedih ataupun senang, ketika berada di keluarga tetaplah ada rasa bahagia.

Ketika menginjak umur 67, kita baru sadar bahwa kita telah melewati setengah dari masa hidup kita, dan tiba-tiba kita menjadi bijak dalam segala hal. Banyak sekali kejadian yang membuat kita mengingat masa lalu kita yang penuh dengan warna. Senang-sedih, cinta-benci, kesuksesan-kegagalan, bahkan kenangan bersama para pendahulu yang tercinta, sampai-sampai kita seolah-olah bisa menceritakan keseluruhan hidup kita ke generasi penerus kita. Tanpa sadar kita telah berada di angka 99. 1 angka lagi kita akan selesai menjalani kehidupan ini, dan membiarkan anak cucu kita meneruskan karya kita. Mulai lah kita mengulang masa lalu kita di usia 15 tahun yang penuh mimpi dan kesenangan, 22 yang penuh perjuangan, 33 dan 45 yang penuh dengan kebahagiaan, dan 67 dimana matahari sudah mulai terbenam sedikit demi sedikit.

"Hal seperti ini tidak pernah bisa kita hindari, tidak ada obat untuk mengobati penuaan", kalimat menyedihkan yang menyayat hati itu sudah basi, sudah kuno, orang-orang sudah tahu semua bahwa itu memang benar, namun ini adalah fakta yang harus diterima oleh semua makhluk.

Mungkin anda akan takut setelah membaca ini, namun ketahuilah, se-takut apapun anda, anda hanya bisa menerima saja, sama halnya seperti saya. Jangan takut, anda tidak sendirian, semua orang di sekitar anda pun mungkin akan takut, namun saya percaya, ketakutan anda tidaklah sendiri, ada orang lain yang juga takut, dan ketika anda bersama mereka, anda akan melupakan ketakutan itu.

Selalu ingat akan apa tujuan anda hidup, mulai dari hari ini, hingga nanti ketika anda beristirahat dalam ketenangan, menikmati kenangan masa lalu yang telah anda torehkan di kertas harian anda. Kenangan masa lalu yang buruk bukanlah sesuatu yang patut dilupakan. Bagaimanapun juga kenangan itu adalah bagian dari kehidupan kita. Tak ada yang bisa kita lakukan dengan kenangan itu selain berkomitmen untuk menjadi orang yang lebih baik. Hargailah waktu yang diberikan untukmu. Waktu untuk bersenang-senang, waktu untuk bersama keluarga, waktu untuk bersama orang tercinta, dan waktu untuk merenungkan semuanya. Ingat, 100 tahun bukanlah waktu yang lama, karena perjuangan kita untuk hidup akan membuat kita lupa akan waktu, namun waktu tidak akan pernah lupa dengan kita. Be strong, be faithful, be happy, be full of gratitude.

NB: Artikel ini terinspirasi dari lagu "100 Years" yang dinyanyikan oleh "Five for Fighting". Berikut adalah music video untuk membantu anda merefleksikan artikel ini.

https://www.youtube.com/watch?v=tR-qQcNT_fY

Ilustrasi: Shutterstock

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun