Mohon tunggu...
IVAN IMAN
IVAN IMAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya mempunyai kepribadian yang tegas jujur dalam menghadapi masalah

Selanjutnya

Tutup

Seni

Patung GWK sebagai Bukti Nyata Generasi Muda dalam Masa Depan Kesenian Daerah

17 Juli 2023   19:56 Diperbarui: 17 Juli 2023   20:07 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seni merupakan keahlian yang ada pada diri seseorang membuat suatu karya yang bermutu. Adanya generasi muda yang menjadi tolak ukur dalam sebuah kesenian, merupakan sebagai generasi penerus untuk masa depan kesenian daerah. Kesenian di setiap daerah sudah ada sejak nenek moyang sebelumnya. Maka dari itu generasi muda sebagai peran untuk melestarikan sebuah kesenian. Faktor adanya generasi muda ini yaitu di awali dengan minatnya sejak dini yang berawal dari pandangan apa yang mereka lihat dari sebuah kesenian yang ada di daerahnya, Sehingga rasa ingin tahu muncul potensi yang ada pada anak muda tersebut.

Seperti yang pernah saya lihat orang yang membuat patung garuda wisnu kencana (GWK), yang ada di provinsi bali adalah satu-satunya patung terbesar di indonesia bahkan diakui oleh UNESCO saat ini. Patung tersebut dibuat oleh I Nyoman Nuarta, patung tersebut yang letaknya berada di Ungasan, kec. Kuta selatan, provinsi Bali yang mengahdap kebarat berdekatan dengan pantai kuta. Patung ini telah diresmikan oleh presiden Jokowi Dodo pada tanggal 22 September 2022.

Konon katanya tujuan dibuatnya patung ini sebagai simbol misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Penyelamatan lingkungan ini sebagai bentuk rasa partisipasi masyarakat bali yang telah menajaga ketertiban lingkungan sekitarnya, sehingga munculah adanya patung GWK ini dibuat. Masyarakat bali telah menjadikan patung ini sebagai referensi dalam membuat karya seni.

Pada saat pawai ogoh-ogoh dihari nyepi pemeluk agama hindu, banyak sekali generasi penerusnya belomba-lomba untuk membuat berbagai macam patung yang bentuknya menyerupai hampir sama dengan patung garuda wisnu kencna (GWK). Dibuatnya patung tersebut unuk di arak keliling kota denpasar pada saat hari nyepi usai tepatnya di sore hingga malam hari.

i Nyoman Nuarta sebagai salah satu penggerak kesenian Bali telah membuat patung ini melibatkan berbagai kalangan orang-orang penggiat seni yang ada di sekitar untuk ikut turut serta dalam membuat patung GWK. Proses beridirinya patung ini dilakukan secara bertahap dimuali dari mencari media batu yang akan dipahat dan disatukan, mencari letak yang strategis, dan sebagainya.

Awal adanya proyek patung GWK ini banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tujuanya hanya untuk menghambur-hamburkan uang, namun I Nyoman Nuarta bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya agar patung tersebut cepat terealisasikan dibuat sebagai bentuk nyata idenya. Nyoman membutuhkan delapan tahun lamanya untuk memperkenalkan idenya dalam membuat patung ini, namun ada tujuan selain sebagai simbol penyelamatan lingkungan yaitu untuk menambah sektor pariwisata baru yang ada di provinsi Bali. Patung ini sebagai pelestarian budaya bangsa di perkenalkan untuk kalangan semua orang bahkan agar dunia mengetahui bahwa masih ada generasi mudanya yang aktif dalam kegiatan seni rupa patung tersebut.

Sekitar lokasi patung GWK tidak boleh menerbangkan drone untuk merekam dari atas patung, untuk menjaga kelestarianya. Bahkan untuk saat ini dihingga 15 November 2022 lalu selama 3 hari untuk sementara bagi aktivitas wisatawan warga lokal maupun mancanegara, karena akan ada tamu KTT G20 yang akan hadiri berbagai macam kepala negara dari seluruh dunia. Jamuan yang berada di lokasi tersebut untuk memperkenalkan betapa megahnya patung GWK itu yang telah dibuat oleh ide anak bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun