Mohon tunggu...
Ivan Hartana
Ivan Hartana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Applied Mathematics Student at Parahyangan University

Hi, everyone! Glad you're here!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Antibodi Ibu Menyerang Si Buah Hati

25 November 2017   06:12 Diperbarui: 25 November 2017   08:50 2023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: iknowledges.blogspot.com

Hai Kompasianer!!

Kali ini penulis akan membagikan artikel mengenai penyakit seputar janin dalam kandungan ibu yaitu Eritroblastosis Fetalis.

Sejak berupa janin, darah telah mengisi seluruh tubuh kita. Cairan ini sangat dibutuhkan tubuh, salah satu fungsinya sebagai proses metabolisme tubuh. Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu jenis sel yang ada pada darah. Eritrosit merupakan sel darah dengan kandungan terbesar yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Darah digolongkan menurut beberapa sistem yaitu sistem ABO dan sistem rhesus.

Pada sistem ABO merupakan penggolongan darah atas dasar aglutinogennya, sedangkan sistem rhesus merupakan sistem penggolongan darah berdasarkan ada tidaknya antigen RhD. Antigen RhD berperan dalam pembentukan sistem pertahanan tubuh. Sistem tersebut dikelompokkan menjadi rhesus positive dan rhesus negative. Rhesus postive adalah seseorang yang memiliki protein Rh- antigen pada darahnya, sedangkan rhesus negative adalah seseorang yang tidak memiliki portein Rh- antigen pada darahnya.Terdapat beberapa kasus kelainan darah salah satu yang akan kita bahas adalah eritroblastosis fetalis.

Eritroblastosis fetalis merupakan salah satu jenis penyakit yang memberi angka kematian bayi dan ibu cukup besar. Hal tersebut dikarenakan belum ditemukannya pengobatan pasti untuk menangani penyakit tersebut. Eritroblastosis fetalis adalah penyakit pecahnya sel darah merah janin karena diserang oleh sistem imun ibu.

Mengapa bisa terjadi Eritroblastosis Fetalis ?

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh tubuh ibu yang mengandung janin membentuk antibodi yang nantinya justru menyerang sel darah merah janin yang dikandungnya. Mengapa bisa terjadi demikian? Ternyata terbentuknya antibodi disebabkan ketidakcocokan sistem rhesus pada ibu dan janin, dimana rhesus wanita negative (-) menikah dengan pria ber-rhesus poistive (+), maka keturunan mereka berkmungkinan besar memiliki rhesus positif (+) karena rhesus positif memiliki sifat dominan secara genetik. Janin yang dihasilkan ber-rhesus positive sedangkan sang ibu memiliki rehsus negative, maka hal yang terjadi adalah tubuh janin akan dianggap sebagai "benda asing" oleh tubuh sang ibu. Disebut benda asing karena darah janin memiliki rhesus positive yang membawa antigen RhD, maka sebagai perlawanan benda asing terebut, tubuh sang ibu memproduksi anti-RhD.

Masalah ketidakcocokan tersebut belum terlalu bermasalah pada kehamilan pertama karena hanya sedikit darah pada janin yang masuk kedalam sirkulasi darah ibu, sehingga antibodi yang terbentuk dalam tubuh ibu sangat sedikit, baru setelah melahirkan darah janin banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya, tidak berpengaruh pada bayi pertama yang lahir tersebut. Namun adakalanya perdarahan perdarahan kecil pada kehamilan menyebabkan darah janin masuk ke sirkulasi ibu membentuk antibodi.

Pada kemahilan berikutnya janin dalam keadaan lebih berbahaya karena antibodi ibu telah terbentuk setelah proses kelahiran sebelumnya malah akan menyerang sel darah janin yang mengandung antigen. Akibatnya yang ditimbulkannya adalah hemolisis atau pecahnya sel darah merah pada janin yang berlangsung luar biasa hebat. Hemolisis tersebut menyebabkan anemia. Tubuh bayi yang akan merespon kekurangan sel darah merah tersebutlah yang melepaskan sel darah merah muda atau eritroblas masuk ke dalam eritroblas. Dari penjelasan tersebut maka terjawab sudah mengapa pada kasus kelainan darah pada janin disebut Eritroblastosis Fetalis, yang terdiri dari 2 kata yaitu Eritroblastosis yang berarti sel darah merah yang masih muda dan Fetal yang  memiliki arti janin.

Bagaimanakah Cara Mendeteksi Penyakit Eritroblastosis Fetalis ?

Diagnosa pertama dengan melakukan tes golongan darah Rh pada ibu. Jika ibu memiliki Rh+ maka tak perlu dilakukan tes lanjutan, namun apabila sang ibu memiliki Rh- maka perlu diadakan tes penentuan adanya antibodi RhD pada darahnya. Tak usai sampai disitu, tes Rh pada ayah juga dilakukan. Jika Rh ayah adalah Rh- maka tidak perlu dilakukan tes lanjutan, namun jika ayah memiliki Rh+ maka perlu ada tes lanjutan pada darah ibu pada minggu ke 20 dan minggu ke 28. Pengecekan darah janin juga dilakukan namun jarang terjadi karena cukup rumit dan kompleks serta menambah kemungkinan janin terserang penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun