Mohon tunggu...
Yunus SeptifanHarefa
Yunus SeptifanHarefa Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Indah Tapi Tak Mudah

Berkarya untuk Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jeritan di Kulon Progo

10 Januari 2018   08:30 Diperbarui: 12 Januari 2018   00:04 1595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (Foto: ANTARA)

Terdengar sayup sayup.
Jeritan jelata di Kulon Progo.
Menjerit karena hutan mereka dibabat habis.
Menjerit karena tanah mereka habis dirampas. 

Padahal, tanah itu mereka pinjam dari anak cucu mereka sendiri.
Seharusnya tak ada yang boleh mengambilnya.  
Apalagi  menggantinya.
Bedebah

Ada dari mereka yang memilih jalan aman.  
Tunduk tanpa perlawanan.
Tapi, ada pula yang memilih bertahan dan melawan. 

Bertahan demi tanah para leluhur.
Melawan karena bisik-bisik mereka tak ada yang mendengar.
Melawan sebagai rasa cinta pada bumi.

Namun, siapa berulah.  
Darah tertumpah.
Sudah ada yang menjadi korban.
Sungguh, inilah yang terjadi di Kulon Progo.
Adakah telinga yang mendengar  jeritan saudara sebumi di Kulon Progo?

Jakarta, 9 Januari 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun