Mohon tunggu...
Ivan Firdaus
Ivan Firdaus Mohon Tunggu... lainnya -

tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Toili - Banggai, di Titik Kritis Kerusakan Lingkungan

4 Desember 2010   06:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:02 2463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_76144" align="aligncenter" width="358" caption="Kebun Kelapa Sawit dan Tambang Emas Rakyat di Toili"][/caption] [caption id="attachment_76147" align="alignleft" width="251" caption="Mendulang Rejeki"]

12914448361595736616
12914448361595736616
[/caption]

Medio Oktober 2010 lalu, saya beserta tiga orang kawan berkesempatan mengunjungi sebuah desa pesisir di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.Perjalanan ke desa itu kami tempuh melalui jalur udara dari Makassar ke Kota Luwuk Banggai, kemudian melalui jalur darat selama empat jam perjalanan dengan berkendaraan mobil.Selama empat jam perjalanan dari kota Luwuk hingga ke perbatasan kabupaten Luwuk dan kabupaten Morowali, kami melalui garis pantai yang panjang, pemukiman yang jarang, sawah dan kebun masyarakat, serta jalan-jalan cukup baik.Di bukit-bukit sebelah kanan jalan yang kami lalui terhampar kebun-kebun kelapa sawit, bekas-bekas hutan yang gundul dan tumpukan-tumpukan hasil tebangan kayu serta buah kelapa sawit yang ditumpuk rapi di tepian jalan.Sesekali terlihat melintas truk-truk pengangkut kayu, kelapa sawit serta pasir dan batu-batu kerikil.Memang ada beberapa jembatan membelah sungai yang kami lewati terlihat adanya aktifitas penambangan pasir dan kerikil.

Dari informasi beberapa orang disana, hampir tak ada lagi lahan tanpa kebun kelapa sawit milik PT. Kurnia Luwuk Sejati (Haji Murad Husain) yang merupakan pemilik kebun sawit terluas di daerah tersebut.Sisanya adalah lahan pertanian dan perkebunan rakyat.

Memasuki daerah kecamatan Toili yang berbatasan dengan wilayah kabupaten Morowali, anda akan melihat bekas-bekas hutan yang baru di babat untuk ditanami benih kelapa sawit.Hamparan lahan-lahan gundul, perbukitan yang terjal dengan struktur tanah yang rapuh, terlihat rawan lonsor dan terkikis air.Beberapa desa di kecamatan pernah ditimpa longsor dan banjir akibat meluapnya sungai Tambolosong lantaran tak mampu menahan debit air hujan yang turun, (03/07/2010, Liputan6.com).Dengar-dengan alih fungsi lahan ke perkebunan Sawit tak menyebabkan peningkatan nyata dari kesejahteraan masyarakat di sana.http://www.satudunia.net/content/alih-fungsi-lahan-sebabkan-petani-toili-miskin dan http://beritasore.com/2008/06/07/ribuan-hektar-sawah-di-dataran-toili-terancam-rusak .

[caption id="attachment_76145" align="alignright" width="286" caption="Spot Areal Tambang Emas Rakyat, Parah !"]

1291444626320198005
1291444626320198005
[/caption] Meninggalkan jejak-jejak bisnis Sawit yang demikian rumit, mata kami terbelalak melintasi areal tambang emas rakyat di beberapa spot penambangan di kecamatan Toili ini.“ Tahun lalu saya lihat, baru beberapa orang yang mendulang tanah yang ada emasnya di saluran-saluran sawah dan pinggir sungai, sekarang parah sekali, kenapa banyak sekalimi orang di’ ? ” ungkap Yantho, sopir mobil rental yang kami tumpangi.Yantho pernah melintas setahun lalu di areal ini.Di lembah-lembah perbukitan kebun Sawit dan kebun rakyat, terlihat ramainya aktifitas penggalian tanah untuk di proses memisahkan emas.Lubang-lubang besar bekas galian, orang-orang yang sibuk menggali dan mendulang, serta pondok-pondok tenda pemukiman sementara di sepanjang jalan, merupakan pemandangan yang mengingatkan kami tentang kawasan tambang di Bombana di Sulawesi Tenggara yang kini sarat dengan konflik lahan dan konflik sosial.Sehari setelah kami melintas di areal itu, terjadi pembunuhan tragis atas seorang pembeli emas di Toili, kepalanya terpisah dari badan, beberapa kilogram emas kotor hasil pembeliannya raib dibawa kabur perampok, istri korban terluka parah akibat tebasan kalewang.Info dari masyarakat desa Kolo Bawah tempat kami menginap di kabupaten Morowali, bahwa sudah sering terjadi pembunuhan dan perampokan di areal tambang rakyat itu. [caption id="attachment_76146" align="alignright" width="286" caption="Penambang-penambang yang Bergelut dengan Lumpur dan Bebatuan"]
12914447451999955341
12914447451999955341
[/caption] Korban dari aktifitas penambangan pun sudah sering terjadi, http://www.beritapalu.com/index.php?option=com_content&view=article&id=673:penambang-emas-di-toili-marak-&catid=39:banggai&Itemid=121 .

http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2010/02/10/brk,20100210-224999,id.html

Beberapa aktifitas perluasan areal tambang baru telah terlihat di sepanjang jalan di kawasan lembah dan perbukitan.Areal perkebunan rakyat ramai-ramai di sulap menjadi “ toko emas ” ! migrasi sementara dari daerah tetangga hingga kelompok-kelompok penambang dari luar kabupaten dan provinsi ramai berdatangan.

Bagaimana penaganan yang dilakukan oleh pemerintah setempat ? http://dhar321.blogspot.com/2010/07/tambang-emas-toili-perlu-adanya.html

http://www.satuportal.net/node/2274

Beberapa kali pemantauan dan kunjungan lapangan dari aparat dan anggota DPRD setempat belum memperlihatkan adanya pengaturan yang bararti.Dari pemantauan kamipun terlihat tidak adanya aparat kepolisian yang mengamankan areal tersebut, entahlah kalau mereka berpakaian preman, atau ikut juga menambang dan mendulang emas.

[caption id="attachment_76149" align="alignleft" width="251" caption="Harapan Masa Depan Toili"]

1291444942962110254
1291444942962110254
[/caption] Entah apa yang akan terjadi kelak terhadap lahan perkebunan dan hutan-hutan yang ada di Toili ini jika desakan penambang emas dan perkebunan kelapa sawit demikian intensif ?Mungkinkah ketahanan dan kesejahteraan masyarakat Toili dan Luwuk Banggai akan bertahan atau meningkat dengan kondisi ini ?Belum ada yang mampu menjawab !. *)

*Tulisan dan foto : Ivan Firdaus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun