Mohon tunggu...
Ivan Firdaus
Ivan Firdaus Mohon Tunggu... lainnya -

tinggal di Makassar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Warisan Terbesar

24 Januari 2011   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:14 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_85417" align="aligncenter" width="367" caption="Perahu kertas (foto : Ivan Firdaus)"][/caption]

“ Teako sarei jari-jarinnu barang na-irika anging, naloloroka jene, natunua pepe, iyareka na kanrea butta.Saremi kanang sagang tappa, iya napareka agang sagang pangngasseng mae ri Karaengna. “

[caption id="attachment_85419" align="aligncenter" width="358" caption="Berikan anak pengetahuan dan jalan untuk mengenal-Nya (foto : Ivan Firdaus)"]

12958497371815549612
12958497371815549612
[/caption] Kalimat di atas di ucapkan dalam bahasa Makassar yang artinya : " Jangan kau beri anak keturunanmu barang-barang (warisan) yang dapat terhembus angin, terbawa aliran air, terbakar oleh api, atau yang termakan tanah.  (Tetapi) Berikanlah kata (pengetahuan) dan keyakinan, yang membuatnya menemukan jalan dan pengenalan menuju Tuhannya." Kalimat ini sering diucapkan para Tetua suku Makassar dan Bugis di wilayah pesisir Sulawesi Selatan kepada anak-anak mereka, terutama nasehat-nasehat yang di tanamkan kepada pasangan anak-menantu yang baru memasuki dunia baru perkawinan.  Sang mempelai yang baru saja menikah, akan duduk bersimpuh di hadapan sanak-famili untuk mendengar nasehat-nasehat penting untuk memulai dan menjalankan bahtera rumah tangga yang diyakini penuh dengan cobaan dan godaan.  Kalimat tersebut di atas adalah " The future mind " yang ditanamkan sejak dini pada pasangan baru itu untuk membina generasi / anak keturunan mereka untuk mengutamakan keyakinan dan berpegang teguh pada kalimat tauhid di atas segala-galanya. [caption id="attachment_85420" align="aligncenter" width="358" caption="Warisan apa yang anda siapkan untuk anak-anak anda ? (foto : Ivan Firdaus)"]
12958502822008557919
12958502822008557919
[/caption] Berpegang teguh pada kalimat tauhid bermakna tak ada pengharapan lain yang tertinggi selain bersandar kepada-Nya.  Melampaui segala bentuk ketergantungan yang melampaui batas kepada hal-hal keduniaan, dari harta benda, jabatan, nama baik dan sejenisnya.  Yang mampu mengikis moral dan mental serta daya tahan jiwa /bathin manusia-manusia masa depan yang akan muncul dari perkawinan generasi ini. Namun patut disayangkan, nasehat-nasehat seperti ini sangat jarang ditemukan kini, terutama di kota-kota besar.  Para orangtua yang membesarkan anak-anaknya hanya bersibuk mempersiapkan pendidikan formal dan harta-benda untuk bekal anak-anak mereka menempuh kehidupan masa depan yang di yakini akan semakin rumit dan kompleks.  Masa depan bagi orang kebanyakan adalah ajang bersaing dalam hal pendidikan tinggi dan mengumpulkan modal, juga jabatan serta ketenaran.  Jalan menuju Tuhan dan keyakinan kepada-Nya adalah soal lain dan urusan masing-masing anak keturunan saja.  Pilihan-pilihan ini memang menjadi otoritas masing-masing keluarga.  Jadi pilihan ada pada anda, juga saya. *)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun