Mohon tunggu...
Ivan Fauzi Hartanto
Ivan Fauzi Hartanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Politeknik Keuangan Negara STAN

Terima kasih buat kalian yang bersedia membaca kegabutanku :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemberi Botol Plastik Kudanil di Taman Safari (Opini)

10 Maret 2021   14:46 Diperbarui: 10 Maret 2021   14:44 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yah, akhir-akhir ini ada kabar tidak menyenangkan dari Taman Safari Cisarua Bogor. Sebuah video viral ke media masa menunjukkan seseorang yang membuang sampah ke mulut seekor kudanil. Setelah di usut oleh banyak pihak, ternyata pelakunya adalah seorang ibu bernama Khadijah yang berusia 56 tahun. Yah sejujurnya, hal ini sangat disayangkan gitu loh, apalagi kan Kudanil juga termasuk hewan yang dilindungi, hampir punah. Untung saja kudanil tersebut berhasil mengeluarkan sampah tersebut dari mulutnya, tetapi, kalau gak bisa?, kan bisa saja menyebabkan kematian pada hhewan yang hampir puhan itu. 

Ehmm, dengan kejadian itu, tentu saja banyak sekali netijen yang menghujat habis-habisan ibu ini.  namun, Ibu Khadijah ini sudah meminta maaf kepada semua pihak, terutama kepada pihak Taman Safari Bogor. Ia mengaku bahwa dia menyesal terhadap apa yang telah dia perbuat. Diketahui, Ibu Khadijah ini baru pertama kali mengunjungi taman safari. Walaupun begitu, khasus hukum tetap berlanjut. Ibu Khadijah terancam kena KUHP Pasal 302 tentang penganiayaan pada hewan dengan hukuman tiga bulan penjara. 

Saya seorag anak, membayangkan jika saya pergi berlibur ke Taman Safari dengan mengajak ibu kita,agar beliau senang karena beliau belum pernah sama sekali ke Taman Safari. Di tengah perjalanan, secara refleks ibu saya membuang sampah botol ke luar. Saat itu benar-benar refleks (apalagi budaya buang sampah ke luar mobil, walaupun itu salah, kenyataannya itu adalah hal yang lumrah di Indonesia). Setelah kejadian tersebut, apa yang bisa saya perbuat?. Ingin bilang kalau itu salah, tapi sudah kejadian. Tetapi mau keluar juga tidak mungkin. Mau marah?, ke siapa?. satu satunya yang bisa mungkin ya pasrah saja pada keadaan. 

Bayangan, Imajinasi seperti itu yang membuat saya lebih hati-hati dalam mengomentari sesuatu. Melihat segala masalah dari berbagai sudut pandang adalah cara terbaik untuk menanggapi suatu masalah. Maksudku gini loh guys, Itu ibu-ibu sudah mengakui kesalahannya, sudah minta maaf dan beliau mengaku kalau beliau sama sekali tidak tahu dampak dari membuang sampah ke luar. "Tapi kan sudah ada peringatan dari awal?". jika ada pertanyaan seperti itu, toh aturan penggunaan helm juga udah tegas loh, masih banyak kok yang ngelanggar wkwkw. maksudku bukan berarti melanggar aturan itu bisa jadi sebuah kebiasaan di negeri kita, tetapi kekhilafan, refleks, ketidaksengajaan itu sudah biasa di dunia ini. Menurut komentar ibunya, dia juga gak tahu kalau ada kudanil. 

Lantas, kenapa ibu ini dilaporkan dan di adili?. Ini sebenarnya bukan semata-mata membuat efek jera pada oknum yang melakukan hal yang sama. Tetapi, tindakan ibu ini sudah masuk perilaku pidana. Namanya hukum pidana (kejahatan), tanpa ada yang laporpun ibu itu harus di proses. Jika ada orang yang mengetahui dan dia tidak melaporkan ke pihak berwajib, orang yang tidak melaporkan ini juga ikut terlibat tindak pidana dan bisa di hukum juga. Begitulah hukum pidana. (sori Guys, saya bukan orang hukum, jadi masih cetek ya masalah ini). Tetapi kenapa saya tahu kalau ini pidana?, ya dari UU yang menjeratnya, yaitu KUHP. 

Ibu Khadijah adalah seorang ibu yang khilaf, dan dia sudah meminta maaf atas kekhilafannya. Hukum juga sudah memproses sesuai dengan mekanisme birokrasi yang ada. Kita semua tahu hal itu salah, pun dengan Ibu Khadijah yang juga baru-baru ini mengetahuinya. Jadi, sudahlah jangan mengutuk, menghadrik, menghujat cuitan-cuitan tak bermoral di media sosial, yang justru menebar kebencian. 

Yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah PELAJARAN. Pelajaran bahwasannya hal sekecil apapun, tindakan yang menurut kita sepele dan sudah menjadi kebiasaan kita, bisa jadi sesuatu yang sangat besar dan sangat membahayakan. Ini adalah salah satu contoh khasus dari bahaya membuang sampah sembarangan. Kita juga tidak menyadari, membuang satu putung rokok di jalan dan menginjaknya itu juga perbuatan yang sama-sama biadabnya dengan perbuatan Bu Khadijah. Tapi kan gak bahaya?, eh kata siapa, materi-materi sampah itulah yang membuat ibukota kita sekarang pelik, banyak banjir. Satu putung rokok itu yang membuat kepelikan tersebut dijadikan para penguasa alat politik, demo korupsi, hujatan. Kerugiannya? sangat sangat sangat luar biasa. 

Intinya adalah kita harus mulai menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan buruk kita bisa berdampak sangat besar, dan kejadian-kejadian khilaf, tak disengaja itu adalah sebuah keniscayaan yang gak pernah bisa hilang. Toh manusia juga makhluk tidak sempurna. Jika kita mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh dalam khasus ini, ini sama saja dengan kita menghujati diri kita sendiri. Dan juga, hati-hati, menghujat juga salah satu hal sepele yang mungkin bisa jadi berdampak sangat besar tanpa kita sadari. 

Ini adalah opini, opini adalah pendapat. Saya bukan pakar lingkungan, bukan ahli hukum, bukan pemuka agama, sehingga saya juga bukan orang yang bijak. Maka dari itu, opini ini bisa kalian jadikan pendapat kalian. Kalaupun tidak setuju, kalian bisa tinggalkan kolom komentar untuk tetap bisa belajar sesuatu dari prespektif yang berbeda. 

See You :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun