Mohon tunggu...
Ivan Diryana
Ivan Diryana Mohon Tunggu... Dosen, Wiraswasta -

Ayah, Suami, Dosen, Wiraswasta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tingkat Kepercayaan terhadap Presiden Meningkat (Survei LSI)

18 Desember 2015   08:47 Diperbarui: 18 Desember 2015   10:50 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI), tingkat kepercayaan Presiden menduduki posisi tertinggi yaitu sebesar 81,5% dan DPR berada pada posisi terendah yaitu hanya 40% saja, lebih rendah dari DPD. Survei dilakukan dari tanggal 11 Desember hingga 15 Desember 2015 menggunakan metode multi stage random sampling dengan margin of error sebesar 2,9% dan jumlah sample sebanyak 1.200 responden. (sumber)

Survey tersebut menunjukkan reaksi publik terhadap sidang MKD karena dilaksanakan ketika drama papa minta saham mulai ditayangkan. Terjadi peningkatan pada tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi, sebelumnya KPK lah lembaga yang paling dipercaya oleh publik kini KPK menempati urutan kedua. Publik sudah melihat apa yang sebenarnya terjadi diatas sana, dan akibatnya masyarakat semakin tidak percaya terhadap lembaga DPR ini. Sebaliknya masyarakat justru semakin percaya terhadap Presiden Jokowi, publik percaya bahwa Jokowi benar-benar bekerja dan juga percaya bahwa Jokowi harus menghadapi para mafia yang menguasai banyak sektor dan lembaga termasuk DPR. 

Metode survei yang sama juga pernah dilakukan SLI saat pilpres kemarin, ini juga menunjukkan bahwa banyak orang yang dulu mendukung capres Prabowo mampu menempatkan dirinya untuk dewasa berdemokrasi sehingga tidak membenci malah justru mendukung Jokowi. KMP yang menguasai DPR justru semakin merosot dimata publik. Memang menarik melihat hasil survei ini karena dilakukan semasa kasus papa minta saham sedang ramai dibahas. Jika Setyo Novanto tidak mengundurkan diri dan DPR meloloskan Novanto, maka masyarakat akan marah besar. Walaupun banyak yang skeptis dengan pengunduran diri Novanto namun nampaknya cukup menenangkan hati masyarakat.

Jebakan betmen berikutnya bagi DPR adalah pemilihan Ketua DPR, masyarakat sudah bersuara, kebanyakan dari mereka ingin melakukan kocok ulang seluruh pimpinan DPR. Nampaknya rakyat sudah muak dengan duo pelawak FH dan FZ, keduanya kini menjadi sasaran sesungguhnya dari pemilihan ketua baru DPR. Ibarat main game, bos besarnya sudah mati tinggal kroco-kroconya yang belum dan terkadang kroco-kroconya ini lebih menyebalkan daripada bos besarnya. DPR ini perwakilan rakyat, seharusnya mereka lah yang paling dipercaya oleh rakyat, lah namanya juga wakil, dimana-mana perwakilan ini adalah orang yang paling dipercaya, seperti ketua kelas yang dipilih untuk mewakilkan mahasiswa satu kelas. Ketika si ketua kelas men-share berita digrup bahwa perkuliahan ditiadakan karena dosennya sakit, maka semua mahasiswa dikelas itu percaya dan langsung teriak kegirangan, "Aseekkkk gak ada kuliah Pak Ivan!!". Semua mahasiswa pasti senang mendengar kabar seperti itu, jangan bohong lah saya juga pernah kuliah. 

Lah kalau DPR yang menjadi wakil rakyat tidak dipercaya gimana kita bisa membangun negara ini untuk maju. Bayangkan jika ketua kelas tadi tidak dipercaya, maka yang terjadi adalah kehebohan sama persis dengan apa yang terjadi dinegara ini. Mahasiswa sibuk tanya sana sini, ada yang masuk ada yang ngga, dosennya sibuk menjawab SMS para mahasiswanya "Bener gak bapak sakit, jadi hari ini gak ada kuliah?" begitu bunyi SMSnya, lalu saya jawab dengan kegagahan tingkat dewa sebagai seorang dosen "Iya.", kemudian si mahasiswa membalas "Wah Alhamdulillah".....Sial, jadi dosen memang begini banyak yang selametan ketika kita jatuh sakit...sedih yah. Nah, pada level negara kejadiannya bisa lebih kacau lagi jika rakyat semakin tidak percaya wakilnya. Golput meraja lela karena orang males disakiti terus, saat pemilu wih baiknya minta ampun, ngasih makan siang, ngasih kaos, janji-janji yang lebih heboh dari tukang jualan MLM, begitu terpilih malah korupsi karena harus balik modal. Demokrasi mandeg, sebagian rakyat menjadi tidak peduli sama sekali, menutup mata dan fokus pada kehidupan dia sehari-hari, sebagian lagi mencari alternatif dengan membeli dagangan Khilafah. Dan masih banyak lagi efek dari menurunnya kepercayaan publik terhadap DPR, karena menurut saya pada sistem Demokrasi model di Indonesia, DPR lah nyawanya.

Drama papa minta saham season 1 telah selesai, semoga para wakil rakyat disana mendapat pelajaran berharga dan memperbaiki performanya walaupun saya tahu kecil peluang hal seperti itu terjadi. Mungkin yang mereka pelajari justru malah lebih berhati-hati lagi kalau ingin mencatut nama Presiden atau kalau ingin korupsi. Tapi yah sebagai rakyat walau pun peluangnya kecil, saya tetap  berharap perubahan pola pikir para wakil rakyat di DPR yang dari partai sentris menjadi benar-benar rakyat sentris, bukan hanya sekedar jargon saat pemilu. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun