Mohon tunggu...
Ivan Diryana
Ivan Diryana Mohon Tunggu... Dosen, Wiraswasta -

Ayah, Suami, Dosen, Wiraswasta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sidang Novanto Tertutup, Jokowi Murka

7 Desember 2015   23:16 Diperbarui: 7 Desember 2015   23:16 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Jokowi Marah Menanggapi Sidang Novanto, foto: Tribun News"][/caption]

"Saya nggak apa-apa dikatakan presiden gila, presiden sarap, presiden kopeg. Tapi sudah mencatut saham 11 persen itu yang saya tidak mau. Ini masalah kepatutan, masalah etika, moralitas, dan itu masalah wibawa!" - Jokowi, 2015.]

Banyak yang kaget dengan pernyataan Presiden Jokowi, betapa tidak beliau yang dikenal kalem dan dingin tiba-tiba terlihat marah, orang bilang itu marahnya orang Solo, entah benar atau tidak. Gestur, jari telunjuk, nafas serta sorot mata dan cara beliau berjalan meninggalkan wartawan nampak sekali sangat marah dengan kasus papah minta saham ini. Orang yang sangat sabar, menerima berbagai hinaan, fitnah dan cacian tiba-tiba marah dan menurut saya untuk level beliau yang kalem nampaknya ini sudah tanda-tanda marah besar. Dan kita semua tahu jangan pernah membuat orang yang biasanya kalem dan sabar menjadi marah, bahaya....sangat berbahaya, apalagi orang tersebut Presiden.

Saat kasus pencatutan nama ini mencuat Presiden hanya memberikan pernyataan datar seperti biasa, percayakan kepada MKD. Banyak yang bilang langkah ini bagus sekali, bola berpindah ke MKD dan semua menjadi terbuka didepan rakyat. Jokowi seolah-olah memberikan kepercayaan kepada MKD untuk mengusut kasus ini dengan adil meskipun peluangnya tipis, namun pernyataan Presiden Jokowi ini nampak seperti "Saya percayain deh sama kalian, tapi awas kalau macem-macem".

Sudirman Said disidang dan dilakukan secara terbuka, lawakan pun terjadi rakyat Indonesia melihat bagaimana DPR sebenarnya. Giliran Setya Novanto, MKD masuk angin, partai yang pada sidang sebelumnya nampak sangat ingin membuka persidangan ini tiba-tiba melempem kayak kerupuk, kabarnya hanya 7 anggota MKD yang tetap menginginkan sidang terbuka, bahkan PDIP tiba-tiba menghendaki sidang dilakukan tertutup. Ada apa ini? Kenapa justru saat malingnya dalam drama ini akan ditelanjangi kok malah seolah-olah dilindungi. Berbagai alasan pun disampaikan namun semuanya tidak masuk akal dan bukankah mereka wakil rakyat dan rakyat saat ini ingin sidang dibuka, mereka lebih mendengarkan si maling ketimbang rakyat yang mereka wakilkan?

Kejadian tersebut semakin memperburuk citra DPR-RI, bahkan #MKDBobrok yang sudah menjadi trending topik nasional sempat menjadi trending topik dunia, artinya DPR sedang mempermalukan dirinya sendiri dihadapan masyarakat dunia. Dan tentunya kejadian ini akan menjadikan citra Indonesia menjadi buruk dimata dunia. Jokowi pun mulai marah, dan dalam amarahnya itu terselip sebuah ancaman, kalau saya terjemahkan dengan bebas sebenarnya dia berkata "Kalian sudah mengecewakan saya, jika masih terus begini lihat saja saya akan bertindak!". Menurut Teten Masduki, Presiden Jokowi marah saat tahu sidang Setya Novanto dilaksanakan tertutup dan memuncak saat setelah membaca keseluruhan transkrip rekaman, mungkin beliau baru sempat membacanya saat ini.  

Saya yakin kemarahan Presiden yang koppig ini membuat MKD ketakutan. Menanggapi marahnya sang Presiden, Ketua MKD berlagak tenang "Itu hak beliau (presiden) untuk sikapi," kata Surahman di sela rapat internal MKD. Namun ia tidak menampik jika kemarahan presiden akan menjadi pertimbangan mahkamah dalam memutuskan sidang etik Setya Novanto. Walaupun berlagak tenang tapi pernyataan selanjutnya jelas menunjukkan kegalauan MKD yang telah menyulut kemarahan Presiden, kini Jokowi memantau serius jalannya persidangan kode etik ini. Kemarahan Jokowi mempertegas posisi beliau, dengan Kejaksaan Agung yang melegalkan perekaman tersebut dan kepolisian yang juga siap menyelidiki kasus ini tentunya membuat MKD akan semakin kesulitan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun