Episode 1 dibuka dengan elegan oleh Presiden Jokowi. Pak Jokowi yang namanya dicatut untuk meminta saham Freeport, menyerahkan semuanya kepada MKD. Banyak yang mengatakan bahwa langkah ini sangat bagus, membiarkan publik menilai sendiri dan menunjukkan kepada publik apa yang sebenarnya terjadi. Pemilihan waktu pun dipilih dengan baik, menunggu isu asap reda dan juga tidak terlampau lama dari episode prequel-nya yang berjudul "Yes, Highly". Pada episode prequel, publik sudah mulai muak dengan tingkah Ketua DPR dari KMP ini. Badut-badut DPR mulai mempertunjukan kemampuan berkomedinya yang sayang sekali tidak selucu Sule atau sang legendaris Warkop DKI.Â
Sebelumnya trailer-trailer tentang drama papa minta saham telah diluncurkan misalnya sepenggal transkrip yang di-release publik, isu pejabat DPR yang mencatut nama Presiden, membuat publik menjadi penasaran. Trailer yang memang tujuannya untuk membentuk demand di pasaran telah berhasil membangun rasa penasaran publik. Publik gelisah, ingin segera mengetahui apa yang sebenarnya terjadi mirip seperti yang dilakukan Star Wars.
Dan Episode berikutnya pun dimulai dengan keributan buka atau tutup yang cukup menghibur publik hingga muncul sebuah karya buka tutup di youtube. Karya yang cukup menggelitik berupa penggalan kata-kata Sudirman Said dan MKD yang sebagian besar isinya "buka saja" dan "tutup saja". Sejak awal MKD berhasil mengocok perut para penontonnya, drama yang diperkirakan masuk kedalam genre Misteri ternyata diluar dugaan bergenre komedi. Publik menilai bagaimana DPR yang merupakan wakilnya ternyata hanyalah badut-badut dengan gaji besar yang menuntut berbagai fasilitas mahal sementara hasil NOL besar, tidak ada nurani disitu, tidak ada kejujuran, dan tidak ada rakyat yang diwakilkan hanya kepentingan partai yang diwakilkan. Sudirman Said sebagai pengadu ternyata berubah menjadi tersangka...plot twist dalam sebuah drama komedi. Baik sidang Sudirman Said maupun Ma'roef Sjamsuddin dilakukan secara terbuka.Â
Diluar sana, TV Oon berusaha menjungkirkan opini publik dengan headline "Mengadili Direktur Freeport". Berbeda dibandingkan partai-partai yang selalu tidak konsisten dengan jargon jargon membela kepentingan rakyat, TV Oon nampak begitu konsisten dengan jargon "Memang berbeda". Menampilkan komedi yang sangat berbeda dengan apa yang ada dibenak publik, sebuah parodi dari drama komedi di MKD....luar biasa! Ternyata stasiun televisi ini ahli membuat parodi sejak pilpres kemarin, parodi quick count misalnya.Â
Episode berikutnya tanpa diduga-duga berubah genrenya menjadi horor dengan judul "rakyat kurang beruntung" menghadirkan Setya Novanto yang nampaknya terlambat dalam mengerjakan disertasinya sehingga dia baru sampai tahap sidang tertutup. Juga Riza Chalid yang gak pernah bimbingan sehingga tidak dapat hadir dalam sidang yang pastinya juga akan tertutup jika dia hadir. Publik pun marah, ini drama apaan nih? Kok hanya bisa nonton pintu yang tertutup aja? Aneh, bahkan baju pengantin anak Setya Novanto nampak lebih terbuka daripada sidang bapaknya. Jalan cerita pun gak jelas, semua serba ditutupi, Alhamdulillah ternyata MKD sudah sadar aurat sehingga skrg sangat syar'i yah. Dan ternyata drama ini juga disaksikan oleh Presiden Jokowi yang kemudian membuat sebuah pernyataan tegas, yang dibaca oleh publik sebagai sebuah kemarahan. Kemarahan tersebut nampaknya membuat goncangan di production house drama PMS, panik, galau, gelisah...terutama pemeran utama, Setya Novanto. Kejaksaan agung menanti untuk membuat spin off dari drama papa minta saham ini dengan genre "Crime" asalkan hak ciptanya diberikan kepada Kejakgung. Episode berikutnya dengan trailer cukup sangar mampu membangun ekspektasi publik namun ternyata judulnya berubah menjadi "Tentara masuk angin".
Publik pun mulai muak dengan drama-drama produksi DPR ini, dan diluar sana drama tandingan mulai ditayangkan dengan judul "Prostitusi Artis NM", sebuah film mesum yang mampu menyedot perhatian para lelaki dan menyebabkan para lelaki bermimpi untuk bisa kaya-raya seperti Riza Chalid. Ternyata di-releasenya drama mesum ini sudah diprediksi sebelumnya oleh seorang komikus karena polanya selalu demikian.Â
Episode terakhir untuk Season I ini pun akhirnya tayang, memasuki season finale. Publik sudah putus harapan, drama akan berakhir dengan sad ending bagi publik dan happy happy ending, golf dan jet pribadi bagi tokoh utama. Berbagai informasi simpang siur, lobi dan nego dilakukan dengan aktif, informasi lain mengatakan bahwa Setya Novanto menjanjikan sejumlah milyar rupiah yang kemudian disambut oleh partai-partai. Para tokoh komedi sibut rapat, publik juga sudah tahu bahwa lebih banyak pelawak yang ingin memberikan sangsi ringan....publik pun mulai putus harapan. Tapi tiba-tiba, seorang tokoh yang selalu ingin nebeng beken, Fahri Hamzah, muncul dan dengan kungfu mabuknya memecat Akbar Faizal menggunakan jurus tandatangan tanpa bayangan. Dan ternyata akibat tekanan publik, Presiden Jokowi serta jurus tandatangan mautnya Fahri Hamzah, mampu menciptakan gelombang tekanan yang kuat terhadap Setya Novanto dan akhirnya tidak sanggup lagi dibendung olehnya. Setya Novanto mengundurkan diri, berakhirlah drama papa minta saham season kesatu ini. Plot twist, ternyata Fahri Hamzah menjadi pahlawan kita selama ini, mulutnya telah membantu Jokowi menjadi pemenang pada pilpres 2014, kini melalui tangannya dengan jurus tandatangan tanpa bayangan ternyata mampu menjungkalkan Setya Novanto. Mungkin Fahri Hamzah layak kita dukung sebagai capres pada pilpres berikutnya dengan wakilnya Fadli Zon..........di Turki.
Lalu episode akhir ini ditutup dengan Presiden Jokowi yang mengundang para pelawak beneran untuk duduk makan bersama sambil menyaksikan drama komedi tingkat DPR. Presiden tertawa ceria, lepas bersama para pelawak kondang di Istana mentertawakan komedi yang terjadi disebrang sana. Sungguh sebuah ending yang enak dilihat bagi saya....Sebuah langkah elegan dan sadis dari Presiden Jokowi, membuka dengan melempar ke MKD dan mengakhirnya sembari duduk bersama tertawa dengan para pelawak sejati!! Sungguh sebuah ending yang kejam sekaligus brilian. Semoga saja undangan makan bersama bagi para pelawak ini tidak menjadi sebuah drama lagi bagi komunitas para pelawak tersebut, tidak seperti komunitas sebelumnya yang sejak undangan diumumkan hingga acara makan siang di Istana selesai ternyata menghasilkan drama-drama baru lagi dalam komunitas tersebut.Â
Drama yang digulirkan ke publik akibat sebuah keputusan brilian dari Presiden Jokowi, mampu membuka mata publik atas apa yang sebenarnya terjadi di negeri kita ini, siapa musuh-musuh yang sebenarnya kita hadapi dan bagaimana licinnya musuh-musuh kita ini. Ternyata bukan asing, aseng atau asong yang membuat negara kita ini miskin, yang membuat kebocoran dimana mana tapi ternyata orang-orang serakah diatas sana lah yang membuat negara ini ekonominya menjadi sulit, miskin dan tertinggal.
Peran utama pada drama-drama selanjutnya adalah Fadli Zon, Fahri Hamzah dan Riza Chalid. Nampaknya drama DPR ini akan semakin menarik, mari kita saksikan kelanjutannya, Star Wars DPR Style. Choose your side.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI