Hallyu atau Korean Wave begitu keras menerjang berbagai belahan didunia. Tak hanya di Indonesia, Malaysia, Singapore, Korean Wave menerpa Jepang, China, India, beberapa negara di Timur Tengah, bahkan hingga ke Eropa dan Amerika. Suatu pemandangan ajaib ketika kita menyaksikan orang bule di Amerika turut larut dalam konser SNSD, sebuah girls band Korea yang terkenal. Mereka tidak hanya menari tapi turut bernyanyi bersama ribuan penonton lainnya meskipun semua lagu yang dibawakan SNSD berbahasa Korea. Sungguh sebuah pemandangan yang menakjubkan, karena selama ini yang kita lihat adalah sebaliknya, band bule diatas panggung dan ras asia seperti kita yang menonton, menari, bernyanyi bersama....lah ini terbalik. Diatas sana penyanyi Korea yang cantik-cantik, sementara yang menonton bule-bule....Amerika pula. Itulah hebatnya Korean Wave.Â
Dari berbagai penelitian dalam jurnal-jurnal, ada hubungan antara Korean Wave dengan peningkatan penjualan produk Korea diluar negri. Minat akan produk-produk Korea Selatan meningkat tajam di negara-negara yang diterjang Korean Wave. Samsung misalnya, merupakan salah satu brand pesaing Apple. Minat akan kosmetik dari Korea Selatan pun meningkat tajam, K-Style atau fashion dari Korea Selatan juga mengalami peningkatan permintaan bahkan makanan khas Korea seperti Kim-Chi kini banyak digemari oleh anak muda.Â
Indonesia sebenarnya dapat melakukan hal yang sama jika saja industri musik dan juga perfilman di Indonesia didukung dan di-manage dengan baik. Mengapa tidak? Lagu pop Indonesia digemari di Malaysia. Sekitar tahun 2006 saya berwisata bersama keluarga ke Malaysia, beberapa hari disana saya sering sekali mendengar lagu-lagu dari band Indonesia seperti Peter Pan, Samson, dan sebagainya. Bahkan sinetron Indonesia yang ditayangkan pada bulan Ramadhon, mereka tayangkan dibulan biasa disana.Â
Kini dengan kemajuan teknologi internet dan penetrasi internet dunia yang semakin tinggi, lagu Indonesia juga digemari dibelahan lain. Contoh, Cita Citata dengan lagu Goyang Dumang yang hingga saat ini telah dilihat sebanyak 34,8 Juta views. Dan jika dilihat dari komen-komen yang muncul, banyak yang bukan orang Indonesia, bahkan Korea, Jepang, Timur Tengah turut memberikan komentar positif disana. Ayu tingting dengan Sambel Lado mampu mencapai 20juta views, dan sama seperti Cita Citata, tidak hanya orang Indonesia yang memberikan komentarnya.
Dunia perfilman Indonesia saat ini mulai menunjukkan kualitasnya. Berbagai film berkualitas dengan berbagai genre mulai bermunculan walaupun industri film Indonesia sempat stagnan di film berbau horor. Namun banyak anak-anak muda yang kreatif dan peka akan keinginan pasar mampu menyegarkan perfilman Indonesia. The Raid salah satunya, merupakan film action dengan gaya pertarungan ala film action Hong Kong. Dan kemunculan aktor-aktor Indonesia di film Star Wars menunjukkan bahwa industri film Indonesia dikenal diluar sana, meskipun penampilan mereka hanya beberapa menit saja. Tapi jika dibandingkan dengan film-film jaman dulu, kemajuan perfilman sudah cukup baik. Dulu judul-judul film Indonesia yang beredar tidak jauh dari selangkangan, seperti Ranjang yang Ternoda,Â
Ada beberapa faktor yang menjadi kunci kesuksesan K-pop. Lagu-lagu K-pop kebanyakan adalah lagu yang mudah dicerna, catchy dengan semacam pengucapan atau suara unik seperti pada lagu Gee yang mengulang-ngulang kata "Gee gee gee gee, baby baby baby". Atau lagu I am The Best milik 2ne1 yang memiliki keunikan suara dibagian "Bam Ratatata Tatatatata, Beat!". Goyang Dumang memiliki ini, lagu yang mudah dicerna dan catchy, dengan suara uniknya dangdut yang selalu mengulang beat-beat tertentu.Â
Faktor sukses K-pop juga tidak terlepas dari kecantikan dan kegagahan para penyanyinya. SNSD misalnya, dijaman kejayaannya 9 gadis ini mampu membuat banyak laki-laki dari berbagai usia jatuh cinta, Yoona, Taeyeon, Yuri, misalnya, kecantikkannya begitu dipuja oleh para lelaki. Begitu juga Boys Band-nya yang mampu membuat para wanita mabuk kepayang dan para lelaki cemburu. Indonesia? Jangan ditanya, banyak yang memuji kecantikan wanita-wanita Indonesia. Apalagi wanita Indonesia sebagian besar masih alami, tanpa operasi plastik sanggup menyaingi kecantikan para selebritis Korea Selatan. Cita Citata, Raisa, Isyana dan masih banyak lagi, semua memiliki wajah alami yang cantik-cantik.Â
Kunci sukses K-pop yang lainnya terletak pada kekuatan audisi dan training. Betul, bahkan penyanyi disana ditraining bertahun-tahun sebelum diorbitkan, juga audisi yang ketat sejak usia dini. Bahkan industri musik Korea merasa perlu mencari bakat-bakat diluar Korea sehingga sering kali membuka audisi diluar Korea seperti Thailand. Anggota SNSD misalnya, mereka ditraining antara 3 hingga 7 tahun sebelum diorbitkan. Nickhun, 2PM adalah artis Korea Selatan yang aslinya bukan orang Korea, dia berasal dari Thailand. Untuk urusan ini bisa dikatakan industri musik Indonesia masih kalah. Banyak sekali band-band karbitan yang muncul. Muncul sekali dengan lagu asal jadi atau recycle lalu menghilang.Â
Untuk Distribusi, K-pop menggunakan teknologi digital semaksimal mungkin, seperti Youtube. Nampaknya mereka tidak terlampau perduli dengan masalah pembajakan. Tapi jelas sekali bagaimana youtube mampu membuat artis-artis mereka terkenal kebanyak penjuru dunia. Kemudian mereka adakan berbagai konser diberbagai dunia dengan tiket yang harganya selangit. Bandingkan dengan artis bule papan atas yang datang ke Indonesia, kebanyakan dari mereka datang ke Indonesia ketika mereka sudah tua dan tidak laku lagi di luar sana, seperti Bon Jovi. Namun K-pop datang ke Indonesia justru ketika mereka sedang berada di puncak kejayaannya, seperti SNSD, BigBang, serta masih banyak lagi, dan fans Indonesia rela membayar tiket konser yang harganya sangat mahal serta fantastisnya tiket tersebut habis hanya dalam hitungan jam saja.Â
Masih ada berbagai kunci sukses dari k-pop ini yang diutarakan oleh para peneliti, namun saya rasa faktor-faktor diatas lah yang paling berperan. Intinya, dunia hiburan di Indonesia memiliki potensi untuk menciptakan sebuah gelombang yang dapat menyamai Korean Wave. Hanya saja perlu dukungan dari pemerintah dan juga para pelaku usaha di indsutri musik Indonesia. Perfilman pun demikian, banyak film-film berkualitas yang kini bermunculan meskipun masih kalah banyak jika dibandingkan film asal-asalan. Drama-drama di televisi Indonesia masih perlu banyak belajar sehingga dapat menampilkan sebuah drama yang unik, berkualitas dan enak dinikmati tanpa akting lebay. Seperti drama Korea yang sanggup membuat banyak orang tertawa atau menangis misalnya "My love from the star" sebuah drama Korea yang sederhana namun diracik dan dikemas dengan baik sehingga mampu menarik banyak pemirsa.
Selanjutnya efek yang diharapkan adalah peningkatkan permintaan akan produk Indonesia diluar sana. Kini banyak pelaku usaha muda dan kreatif yang mampu menembus pasar internasional dengan meng-endorse artis luar negri, artinya produk-produk Indonesia dapat diterima diluar sana. Jika saja artis kita dapat menembus pasar internasional dan menciptakan Indonesian Wave lalu di endorse oleh produk-produk lokal seperti fashion, aksesioris, bahkan mungkin elektronik, bisa jadi akan menciptakan peningkatan permintaan akan produk-produk tersebut dipasar internasional.