Mohon tunggu...
Ivander Utama
Ivander Utama Mohon Tunggu... profesional -

Obstetrician-Gynecologist @RSIA Bunda Menteng, @RSB Citra Ananda & @RSU Gandaria www.youtube.com/user/drivanderutama\r\n/IG: ivanderutama / @ivanderutama

Selanjutnya

Tutup

Edukasi Pilihan

Mengenal Kekurangan Gizi Pada Janin

1 Maret 2014   05:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 2730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta - Janin kurang gizi atau biasa disebut pertumbuhan dalam janin terhambat / PJT merupakan salah satu masalah dalam kehamilan. Selain semakin meningkatnya kesibukan dan perubahan pola makan, tuntutan dalam masyarakat bahwa seseorang bumil harus tampil menarik membuat banyak bumil membatasi makanannya sehingga janin yang dikandung kekurangan gizi. Para bumil berusaha tampil seperti para tokoh selebritis yang bisa tetap memiliki tubuh ideal bahkan saat hamil.... Namun untuk para bunda dan kerabat bunda, Hamil bukanlah saat untuk berdiet, melainkan saat untuk mengatur pola hidup dan pola makan lebih baik.

Diagnosis IUGR (Intra Uterine Growth Restriction) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) baru ditegakkan bila dalam 2 kali kontrol kehamilan ditemukan berat badan janin yang diharapkan tidak sesuai dengan dengan usia kehamilan. Pemeriksaan ultrasonografi oleh dokter terlatih sangat membantu dalam mendeteksi adanya pertumbuhan janin terhambat.

Seorang ibu dengan PJT dapat tidak merasakan gejala apapun selama kehamilannya, tetapi bila kondisi ini diteruskan akan membahayakan perkembangan janin baik selama dalam kandungan atau hingga setelah persalinan. Gangguan perkembangan syaraf, gangguan perkembangan motorik dan mental hingga kematian janin dapat menyertai PJT yang tidak ditangani dengan baik. Hal ini semua dapat dicegah dengan kontrol kehamilan yang teratur sehingga PJT dapat dideteksi dini dan langsung diintervensi secara medis dan nonmedis.

Melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG) oleh dokter ahli, bagian bagian tubuh janin dapat diperiksa dan dapat digunakan untuk menemukan ada atau tidaknya kelainan pada pertumbuhan janin. PJT dinilai berdasarkan perbandingan beberapa parameter, yang tersering adalah diameter kepala janin dan lingkar perut janin.

PJT dibagi menjadi PJT simetris dan PJT asimetris. Simetris bila perbandingan diameter kepala dan lingkar perut janin sebanding meskipun keduanya lebih kecil bila dibandingkan ukuran normal pada usia kehamilan tersebut, sedangkan asimetris bila ditemukan ukuran diameter kepala yang tidak sesuai (lebih besar) daripada lingkar perut. PJT asimetris lebih berbahaya karena memiliki resiko untuk terjadinya komplikasi dalam persalinan, maupun setelah persalinan yang lebih tinggi daripada PJT simetris.

Apa penyebab dari PJT? Lingkungan di dalam rahim pada awal mula kehamilan hingga trimester pertama berperan penting dalam pertumbuhan janin. Bila dalam masa ini ibu mengalami penyakit, maka bayi dalam perkembangannya dapat memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari usia kehamilannya, meskipun hal ini belum tentu membawa dampak buruk bagi janin itu sendiri. Oleh karena itu penting sekali bagi semua wanita agar merencanakan kehamilan dengan baik sehingga sejak awal kehamilan janin dapat memperoleh nutrisi yang cukup. Penyakit jantung dan pembuluh darah, saluran pernafasan, ginjal, ibu yang merokok, menggunakan narkotika dan alkohol, berbagai macam penyakit infeksi dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan janin. Ibu yang tinggal di daerah pegunungan dimana tekanan oksigen kurang dapat memiliki bayi – bayi dengan ukuran kecil tanpa ada kelainan apapun juga. Dengan perubahan pola makan dan perbaikan gizi, berat badan janin akan naik. Faktor genetik dan ukuran tubuh ibu yang kecil juga akan menyebabkan bayi berukuran kecil bukan hanya di dalam kandungan bahkan hingga dewasa akan memiliki ukuran tubuh kecil. Faktor genetik ukuran tubuh ibu lebih menentukan ukuran tubuh bayi yang dikandung daripada faktor genetik ayah. Faktor genetik dan ukuran ibu akan membuat janin tampak mengalami PJT namun sebenarnya hal ini adalah normal. Terakhir yang tersering adalah faktor nutrisi, inilah yang menyebabkan beberapa kasus ibu dengan sosial ekonomi rendah dapat mengalami PJT. Selain itu, pola makan yang buruk dan tidak seimbang akan merugikan perkembangan janin.

Pertambahan berat badan ibu adalah hal yang harus dimonitor dengan baik. Bagi bunda dengan berat badan sebelum hamil yang ideal, disarankan pertambahan berat badan bunda sebesar 12,5 kg. Namun hal ini masih harus disesuaikan lagi dengan keadaan tubuh dan berat badan sebelum hamil. Ingatlah bahwa pertambahan berat badan bunda tidak berhubungan dengan pertambahan berat badan bayi anda.

Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat untuk bunda dan kerabat bunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun