[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Gambar diambil dari : http://3.bp.blogspot.com/-WM7cOh_T0Ko/UxtYwuH0yII/AAAAAAAAAfk/jR9-pYM6bjM/s1600/there-should+lose-weight-during-pregnancy.jpg"][/caption]
Dear Bumil, Bunda, dan para Suami,
Sebentar lagi menghadapi bulan Ramadhan. Tentunya semua umat Muslim akan bersiap menghadapi bulan puasa ini dengan sepenuh hati. Bagaimana dengan ibu yang sedang hamil? Apakah boleh berpuasa? Adakah persiapan khusus? Semuanya akan saya bahas dari sudut pandang medis dalam artikel ini.
Kehamilan dibagi menjadi 3 fase penting, yaitu : trimester I, II dan III.
Trimester pertama biasa ditandai dengan mual-mual dan kadang disertai muntah yang disebut emesis gravidarum. Dalam keadaan mual dan muntah maka lambung akan berada dalam kondisi rawan, karena dalam keadaan kosong maka asam lambung akan mengiritasi dinding lambung sendiri sehingga terjadi gastritis atau sakit maag. Jadi seorang bumil akan lebih mudah terserang sakit maag bila mual2 dan muntah. Seorang yang tadinya tidak pernah sakit maag dapat terserang maag saat hamil, sedangkan yang sudah sering sakit maag maka dapat bertambah parah. Oleh karena itu puasa dapat memperparah keadaan ini. Dalam keadaan mual dan muntah hebat, maka puasa tidak dianjurkan mengingat hal ini dapat memicu kekurangan cairan, gangguan elektrolit ,dan sakit maag. Bukan hanya itu saja, trimester pertama merupakan saat penting untuk pertumbuhan organ, terutama otak. Maka sangat dianjurkan agar ibu tetap sehat selama trimester pertama. Namun bila dalam keadaan sehat dan baik-baik saja, maka puasa diperbolehkan namun dengan kontrol teratur.
Trimester kedua biasa ditandai dengan membaiknya mual dan muntah. Saat ini kondisi ibu sudah membaik dan lebih sehat. Trimester kedua merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan bagi bayi dalam kandungan. Seorang bumil membutuhkan 200 kalori lebih banyak saat hamil daripada saat tidak hamil. Kebutuhan ini diperoleh melalui makanan minuman sehari-hari.
Pada saat kehamilan semakin besar, maka tubuh ibu juga akan mengeluarkan cairan lebih banyak melalui penguapan dan keringat. Oleh karena itu, lebih dikhawatirkan bayi mengalami kekurangan cairan dibandingkan kekurangan gizi.
Bila perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam keadaan baik dan proporsional, maka puasa diperbolehkan dan tentunya harus dilakukan kontrol di pertengahan bulan puasa untuk menilai kondisi bayi dan ibunya.
Trimester ketiga adalah pematangan paru-paru bayi dan persiapan menghadapi persalinan. Bila ibu dan bayi sehat, maka dianjurkan untuk puasa. Namun harus juga bersiap untuk menghadapi persalinan yang bisa terjadi kapan saja. Untuk itu kontrol kehamilan harus dilakukan lebih sering. Perekaman denyut jantung bayi (CTG) harus dilakukan untuk menilai kesejahteraan bayi di dalam kandungan selama berpuasa.
1.Kontrol ke dokter kandungan sebelum mulai berpuasa, untuk memastikan kondisi ibu dan bayi baik.
2.Di pertengahan bulan puasa lakukan kontrol ulangan untuk menilai keadaan dan kesehatan bayi.
3.Saat berbuka, sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi air putih 1 gelas besar. Menu Tajil dapat diganti dengan buah-buahan yang berserat tinggi dan kacang-kacangan. Buah sangat baik karena memiliki indeks glikemik rendah sehingga tidak menimbulkan lonjakan kadar gula darah tiba-tiba yang beresiko menimbulkan diabetes dalam kehamilan. Dengan kata lain, boleh makan manis, tetapi jangan banyak-banyak.
4.Menu berbuka puasa dan sahur sangat dianjurkan memiliki komposisi serat tinggi dan protein tinggi serta indeks glikemik rendah. Hal ini membuat ibu kenyang lebih lama dan mencegah terjadinya hipoglikemik atau kekurangan gula di siang hari.
5.Cukup istirahat, dan bila memungkinkan untuk menyempatkan diri tidur siang. Dengan cara ini anda dapat menghemat pengeluaran energi di siang hari.
6.Perubahan pola makan minum saat bulan puasa kadang tidak dapat ditoleransi dengan baik oleh bayi dalam kandungan. Oleh karena itu pastikan anda memeriksakan kehamilan sesuai dengan jadwal yang dianjurkan.
7.Mintalah nomor kontak dokter anda atau pastikan anda dapat berkomunikasi dengan dokter kandungan anda secara efektif. Setiap perubahan dan keluhan silahkan disampaikan kepada dokter anda.
Saya biasa melakukan pemeriksaan USG terarah dan laboratorium untuk bumil yang mau puasa. Tujuannya adalah memastikan kondisi ibu dan bayinya baik dan sehat. Selain itu 2 minggu atau pertengahan bulan puasa, dilakukan kontrol ulangan untuk melihat kondisi bumil dan bayinya. Menjelang akhir bulan puasa, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang untuk menilai kondisi bayi dan ibunya, bila perlu dilakukan perekaman denyut jantung bayi. Hal ini penting supaya mudik menjadi aman dan tenang. Selain itu untuk yang sudah mendekati taksiran persalinan, maka harus meminta surat keterangan riwayat kehamilan dari dokternya, tujuannya adalah untuk berjaga-jaga karena persalinan bisa terjadi sewaktu-waktu.
Selamat berpuasa, semoga bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H