GWIDO: Solusi Inovatif Teknologi AR untuk Wisata Sejarah
Kemajuan teknologi dalam dunia pariwisata telah membawa perubahan signifikan, terutama dengan adanya aplikasi mobile berbasis Augmented Reality (AR). Dalam artikel ilmiah yang ditulis oleh Faisal Akbar, Hadiyanto, dan Catur Edi Widodo, Development of GWIDO: An Augmented Reality-based Mobile Application for Historical Tourism yang diterbitkan pada Januari 2024 di Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi (vol. 10, issue 1, pp. 12-30), dijelaskan bahwa teknologi AR mampu mengubah cara wisatawan berinteraksi dengan objek wisata sejarah. Penelitian ini menunjukkan bagaimana aplikasi GWIDO dirancang untuk meningkatkan daya tarik wisata sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon. Teknologi AR dalam GWIDO memungkinkan wisatawan mengakses informasi yang imersif melalui fitur pelacakan objek dan navigasi.
Tahun 2023, minat terhadap penelitian Augmented Reality untuk e-tourism menunjukkan peningkatan yang konsisten. Menurut artikel tersebut, tren penelitian mengenai AR dan pariwisata mulai mengalami lonjakan setelah pandemi COVID-19, terutama pada tahun 2019 hingga 2023. Dalam periode ini, 190 publikasi ilmiah yang terkait dengan AR untuk e-tourism telah diterbitkan, yang mengindikasikan meningkatnya minat akademisi terhadap topik ini.
Pentingnya AR di sektor pariwisata juga ditunjang dengan data bahwa aplikasi GWIDO mampu mengurangi waktu respons pelacakan objek hingga rata-rata 1,45 hingga 2,07 detik, dengan tingkat keakuratan sebesar 95%. Ini menunjukkan bahwa aplikasi ini tidak hanya berfungsi secara efektif, tetapi juga memberikan pengalaman wisata yang lebih mendalam dan memuaskan. Dengan menggunakan teknologi canggih seperti Vuforia framework, GWIDO memberikan solusi navigasi virtual bagi wisatawan yang ingin menjelajahi Keraton Kasepuhan tanpa perlu tergantung pada pemandu manusia.
Penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dalam dunia pariwisata telah terbukti menjadi terobosan yang menjanjikan, terutama untuk sektor wisata sejarah. Dalam aplikasi GWIDO, seperti yang dibahas oleh Faisal Akbar dan rekan-rekannya, teknologi ini memungkinkan wisatawan mendapatkan pengalaman wisata yang lebih interaktif dan informatif. Salah satu fitur utama dari aplikasi ini adalah pelacakan objek menggunakan kamera AR yang dapat mengidentifikasi dan memberikan informasi mengenai artefak atau objek bersejarah dalam hitungan detik. Dalam uji coba, aplikasi GWIDO mencatatkan waktu respons rata-rata antara 1,45 hingga 2,07 detik untuk pelacakan objek dalam jarak 0,1 hingga 0,5 meter, dengan tingkat keakuratan 95%. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi ini bukan hanya canggih, tetapi juga sangat efisien dalam mendukung pengalaman wisatawan.
Lebih lanjut, teknologi AR yang diterapkan dalam GWIDO tidak hanya terbatas pada pelacakan objek. Salah satu fitur yang paling menarik adalah sistem navigasi berbasis AR yang membantu wisatawan menjelajahi lokasi wisata secara virtual. Fitur ini bekerja melalui pemandu virtual yang menampilkan arah atau rute dalam bentuk objek 3D. Wisatawan dapat memilih tujuan yang ingin mereka kunjungi, dan aplikasi GWIDO akan memberikan panduan arah melalui tampilan AR. Teknologi ini menjadi solusi atas keterbatasan jumlah pemandu wisata yang menguasai bahasa asing, seperti yang kerap terjadi di situs bersejarah seperti Keraton Kasepuhan Cirebon. Dengan adanya dukungan bahasa Indonesia dan Inggris dalam aplikasi ini, GWIDO mampu melayani wisatawan lokal maupun internasional secara lebih efektif.
Tentu saja, keunggulan AR dalam pariwisata tidak hanya terletak pada pengalaman interaktif yang ditawarkan. Dalam konteks bisnis, teknologi ini juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai ekonomi suatu situs wisata. Misalnya, kemampuan AR untuk memproyeksikan informasi sejarah dalam bentuk 3D membuat wisatawan lebih tertarik untuk mengeksplorasi suatu lokasi. Hal ini juga membuka peluang bagi pengelola situs wisata untuk meningkatkan pemasukan, baik melalui aplikasi berbayar, iklan, maupun penawaran paket wisata. Data dari penelitian ini juga mendukung hal tersebut, dengan 88% pengguna GWIDO menyatakan bahwa fitur AR dalam aplikasi ini sangat menarik, sementara 70% di antaranya merasa bahwa aplikasi ini membantu meningkatkan pemahaman mereka terhadap sejarah dan artefak yang ada di Keraton Kasepuhan.
Selain itu, penelitian ini juga mencatatkan bahwa integrasi AR dapat mengatasi beberapa tantangan utama dalam pariwisata sejarah, seperti kurangnya informasi yang tersedia dan minimnya daya tarik dari situs wisata sejarah itu sendiri. Dengan aplikasi GWIDO, wisatawan kini dapat mengakses informasi sejarah secara lebih mendalam dan disajikan dengan cara yang menarik, seperti tampilan 3D interaktif yang seolah membawa wisatawan kembali ke masa lalu.
Dari berbagai data dan analisis yang ditampilkan dalam artikel ini, terlihat jelas bahwa teknologi Augmented Reality (AR) memiliki potensi besar dalam merevolusi pengalaman wisata sejarah. Aplikasi GWIDO yang dikembangkan oleh Faisal Akbar dan rekan-rekannya membuktikan bahwa AR dapat menjadi alat yang efektif dalam menarik minat wisatawan sekaligus meningkatkan pemahaman mereka tentang objek-objek bersejarah. Dengan waktu respons pelacakan yang cepat, akurasi tinggi, dan kemampuan navigasi virtual, aplikasi ini menawarkan pengalaman wisata yang jauh lebih imersif dan interaktif dibandingkan dengan metode konvensional.
Selain memberikan pengalaman baru bagi wisatawan, teknologi ini juga berpotensi menjadi solusi atas berbagai tantangan dalam pengelolaan situs wisata sejarah, seperti kurangnya pemandu wisata yang menguasai berbagai bahasa dan minimnya daya tarik objek wisata. Data menunjukkan bahwa 88% pengguna aplikasi GWIDO merasa fitur AR sangat menarik, dan 70% dari mereka menyatakan bahwa aplikasi ini membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang situs bersejarah. Ini membuktikan bahwa AR tidak hanya meningkatkan pengalaman pengguna tetapi juga dapat mendongkrak nilai ekonomi dari objek wisata.
Referensi
Akbar, F., Hadiyanto, & Widodo, C. E. (2024). Development of GWIDO: An Augmented Reality-based Mobile Application for Historical Tourism. Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi, 10(1), 12-30. https://doi.org/10.26594/register.v10i1.3439