Dunia perkuliahan merupakan hal baru yang membawa angin segar kebebasan sekaligus tanggung jawab yang lebih berat bagi setiap mahasiswa. Di tengah padatnya jadwal kuliah, tugas yang menumpuk, dan adanya tanggung jawab pada aktivitas lain, kemampuan mengelola waktu menjadi penentu kesuksesan yang tidak kalah penting dari nilai akademik.Â
Kemampuan mengelola waktu ini dapat kita lakukan dengan menerapkan 4 kuadran skala prioritas.
Kehidupan perkuliahan dapat diibaratkan seperti mengelola perkebunan dengan empat petak yang berbeda. Petak pertama ditumbuhi tanaman yang butuh perawatan segera, atau dapat dibilang hal yang penting dan mendesak. Contohnya seperti tugas yang mendadak dari dosen atau laporan praktikum yang harus dikumpulkan segera besok pagi.Â
Meski terkadang tidak dapat kita hindari, terus-menerus berkutat dengan urusan mendesak hanya akan menguras tenaga dan pikiran. Sebagai mahasiswa harus bijaksana dalam menyikapi hal-hal seperti itu.
Lain halnya dengan petak kedua yang mungkin tampak tenang namun menyimpan potensi besar. Petak kedua berisikan hal-hal yang penting namun tidak mendesak. Petak kedua ini terdapat kegiatan-kegiatan yang mungkin tidak membutuhkan perhatian segera, tetapi sangat berharga untuk masa depan.Â
Contohnya adalah mengasah kemampuan berbahasa asing, bergabung dengan organisasi kampus, atau menjaga pola hidup sehat yang mungkin tidak akan langsung membuahkan hasil, tetapi akan menjadi suatu modal berharga setelah lulus nanti.
Petak ketiga merupakan tantangan bagi mahasiswa yang datang dari hal-hal yang seolah penting namun sebenarnya dapat ditunda atau bahkan diabaikan. Obrolan grup yang tidak ada habisnya, ajakan kegiatan yang kurang penting, atau rapat-rapat yang sebenarnya bisa diselesaikan lewat pesan singkat sering kali mencuri waktu berharga.
 Kepandaian memilah dan menolak aktivitas semacam ini menjadi kunci untuk tetap fokus pada tujuan utama.
Petak keempat merupakan jebakan terbesar bagi mahasiswa yang aktivitas yang tidak penting dan tidak mendesak. Menghabiskan berjam-jam bermain media sosial, menonton serial sampai dini hari, atau berleha-leha tanpa tujuan bisa mencuri waktu produktif tanpa disadari. Meski istirahat tetap diperlukan, batasan yang jelas harus ditegakkan agar tidak terjerumus terlalu dalam.
Menerapkan 4 kuadran skala prioritas ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ibaratkan belajar memasak, butuh waktu untuk menemukan takaran yang pas dan rasa yang sesuai. Kegagalan dan kesalahan adalah bumbu penyedap yang justru memperkaya pengalaman dan pemahaman.Â
Kesuksesan di dunia perkuliahan bukanlah sekadar tentang mengejar IPK yang sempurna atau menjadi yang terbaik. Lebih dari itu, ini merupakan proses menempa diri menjadi individu yang mampu mengelola berbaai aspek kehidupan dengan bijak.Â