Mohon tunggu...
Ivana Clara
Ivana Clara Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Benarkah Transplantasi Organ Sebabkan Kanker?

23 September 2017   21:56 Diperbarui: 23 September 2017   23:10 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam organ dengan peran pentingnya masing -masing contohnya seperti otak, mata,jantung,ginjal, hati, dan paru - paru. Organ yang terbentuk karena kumpulan jaringan yang memiliki fungsi khusus ini dapat mengalami penurunan kinerja maupun kerusakan sehingga apabila hal ini terjadi, harus segera ditangani. Salah satu contohnya yaitu apabila mengalami kerusakan organ seperti pada ginjal yang sering disebut dengan gagal ginjal.

Penyebab gagal ginjal yaitu karena terjadi penurunan suplai darah ke ginjal atau juga bisa dikarenakan oleh kerusakan pada ginjal itu sendiri. Kerusakan yang dialami bisa merupakan akibat dari penggunaan obat yang bersifat racun bagi ginjal (naproxen,ibuprofen), kerusakan otot sehingga menyumbat sistem penyaringan ginjal, dan infeksi saluran kemih yang menyebabkan peradangan pada ginjal. Padahal ginjal merupakan organ yang mempunyai fungsi penting pada tubuh. Selain untuk menyaring darah, membuang zat tak berguna juga berfungsi untuk mengontrol tekanan darah dan menstimulasi produksi sel darah merah.

Lalu cara apa yang dapat dilakukan untuk menangani kerusakan pada organ ?  Caranya yaitu dengan melakukan transplantasi organ. Dalam ilmu kedokteran , transplantasi organ ini dilakukan untuk mengganti organ penerima yang rusak dengan organ "baru"dari pendonor. Organ - organ yang dapat ditransplantasikan yaitu hati, paru - paru, ginjal, usus, dan kulit. Ginjal merupakan jenis organ yang paling banyak dilakukan transplantasi. Sebab terdapat sepasang ginjal, dan apabila didonorkan satu ke orang lain, masih dapat tetap hidup. Kemudian diikuti dengan organ jantung (hanya dapat didonorkan oleh orang yang baru saja meninggal ) dan hati. Organ yang paling jarang dilakukan transplantasi ialah usus. Sedangkan pada jaringan, memiliki jumlah transplantasi paling banyak yaitu 10x dari transplantasi organ, contohnya pada kornea dan mukulosketal.

Transplantasi organ ternyata sudah dilakukan sejak abad ke 16 oleh dokter ahli bedah dari Italia. Ia mencoba melakukan operasi penyambungan kaki penderita borok, akibat diabetes  namun tak berhasil karena terjadi penolakan tubuh. Penolakan tubuh berarti terjadi kegagalan bersatunya organ dari kedua tubuh. Hal ini dapat ditangani dengan pemberian organ yang sama stereotipenya atau juga dengan penggunaan obat Immunosupresan dan sikolsforin-A. Pada tahun 1905, juga dilakukan transplantasi kornea oleh Eduard Zirm di Olomouc. Dan pada tahun 1900, Dr. Alexis Carrel yaitu ahli bedah Perancis berhasil mentransplantasikan arteri dan vena. Ia Kemudian mendapatkan penghargaan nobel tahun 1912.

Transplantasi merupakan kisah sukses terbesar dalam dunia kedokteran. "Cara yang dilakukan sangat efektif bagi pasien dengan penyakit organ yang parah,"ujar Dr. Eric Engels, peneliti senior bagian infeksi dan epidemiologi dan Divisi Epidemiologi Kanker dan Genetika di US National Cancer Institute di Rockville.

Walaupun transplantasi organ berfungsi untuk menjaga kelangsungan kehidupan manusia, ternyata juga dapat ditimbulkan hal yang berbahaya setelah melakukan operasi tersebut. Hal berbahaya apa sih yang dapat ditimbulkan? Hal yang berbahaya itu adalah munculnya sel kanker. Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak nomal (terus - menerus bertumbuh) yang menyerang jaringan biologi lain didekatnya dan dapat menyebabkan kematian.

Dr. Lewis Teperman, kepala bedah transplantasi di NYU Langone Medical Center di New York city  berkata bahwa tumor tertentu dapat berkembang setelah melakukan transplantasi dan terdapat kaitan antara tumor dengan virus. Beberapa jenis virus dapat mengubah  sel normal menjadi sel kanker. Contohnya seperti kanker non-Hodgkin dan Hodgkin yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr, kanker serviks oleh virus human papillomavirus (HPV), dan ada kanker hati oleh virus hepatitis B atau C.

Saat setelah operasi, pasien akan diberikan obat imunosupresan. Dimana obat imunosupresan ini dapat mempercepat penyesuaian organ baru dengan tubuh sehingga tidak terjadi penolakan organ oleh penerima, namun juga dapat membuat berkurangnya kemampuan tubuh untuk melawan virus (sistem kekebalan tubuh menurun). Hal ini kemudian meningkatkan potensi munculnya kerusakan ginjal, penyakit jantung,penyumbatan darah, terjadi infeksi dan kanker. Kanker yang paling banyak ditimbulkan yaitu kanker bibir, kanker kulit, dan kanker limfoma non-Hodgkin.

Pada kasus seperti ini, obat imunosupresan memiliki keuntungan dan kerugian yang sama - sama rata. Obat ini dapat mencegah sistem kekebalan tubuh menyerang organ baru dari transplantasi yang dikira sebagai benda asing namun, dilain sisi memberikan efek samping yaitu karena sistem kekebalan menurun membuat banyak virus yang akhirnya dapat dengan mudah masuk dan menyerang organ lain bahkan berevolusi menjadi sel kanker.

Menurut penelitian, pemberian obat imunosupresan dengan dosis yang tidak sesuai dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker. "Jika pasien ternyata sudah memiliki kanker ditubuhnya, diperlukan sistem kekebalan yang kuat untuk melawan kanker tersebut." Kata Dr. Darla Granger,direktur program transplantasi pankreas di St John Hospital dan Medical Center di Detroit.

Apakah kalian tau bahwa penerima transplantasi berpotensi 2 kali lipat mengidap kanker daripada orang biasanya? Resiko ini juga meningkat menjadi 32 jenis kanker yang berbeda. Beberapa kanker yang terjadi berkaitan dengan infectious agents (suatu organisme seperti virus, bakteri, jamur, cacing,protozoa yang dapat menimbulkan infeksi atau penyakit menular contohnya seperti kanker anal dan Kaposi sarcoma. Dan beberapa yang lainnya tidak ada kaitannya dengan berkembangnya penyakit menular pada tubuh manusia,seperti melanoma dan kanker tiroid.

Hampir 176.000 transplantasi organ padat dilakukan tahun 1987 hingga 2008 di AS,data ini dikaji oleh Dr. Engels  dan timnya. Resiko kanker limforma non-Hodgkin meningkat lebih dari tujuh kali lipat. Jenis kanker ini paling banyak ditemukan dan dialami oleh sang penerima organ. Kanker limfoma menyerang sistem limfatik dan dapat terjadi karena adanya mutasi pada DNA sel - sel limfosit yang membuat tidak terkendalinya pertumbuhan. Di dalam sistem limfatik, terdapat sel - sel darah putih yang berguna untuk memerangi infeksi. Apabila sel darah putih diserang oleh sel kanker, tubuh tidak memiliki sarana untuk bertahan dari infeksi.

Selain kanker limforma, tingkat kanker pada paru - paru dan hati juga meningkat namun,  Dr. Engels berkata bahwa hal ini dapat terjadi karena faktor sudah adanya kanker ditubuh sang penerima. Hal seperti ini tidak seharusnya terjadi karena sebelum melakukan operasi, baik dari penerima dan pendonor dilakukan tes kesehatan apabila adanya HIV, sel kanker yang aktif , infeksi parah. Jika ditemukan kondisi seperti itu, dokter pasti akan membatalkan transplantasi tersebut.

Lain cerita apabila transplantasi organ ini dilakukan tidak dengan ahlinya seperti adanya perdagangan manusia yang kemudian menjual organ - organ ini di pasar gelap . Organ tubuh manusia yang diperjualbelikan harganya mencapai lebih dari 5 miliar rupiah. Organ tubuh seperti ginjal,hati dan jantung dikenakan biaya organ yang paling mahal. Mereka yang menjual organ ini pastinya tidak memperdulikan kecocokan organ, dan  langkah apa yang harus dilakukan secara medis. Yang kemudian berujung pada munculnya sel kanker karena tidak diperiksa terlebih dahulu tubuh yang akan ditransplantasikan organnya.

Selain kanker - kanker yang sudah disebutkan tadi, terdapat pula adanya kanker kulit yang merupakan akibat dari transplantasi organ yaitu kanker kulit melanoma. Gejala pertama yang timbul yaitu munculnya tanda hitam pada tubuh seperti tahi lalat secara tiba - tiba. Kanker kulit melanoma biasanya jarang dialami, namun kanker ini dapat dikategorikan kanker yang ganas karena dapat menyebar dengan cepat ke organ lain dalam tubuh. Bagian organ tubuh yang paling sering terkena munculnya kanker ini adalah wajah, punggung, kaki, dan tangan. Apabila terdapat tahi lalat yang terasa sangat gatal sehingga menimbulkan pendarahan, dapat disimpulkan bahwa kamu sedang terjangkit melanoma.

Dr. Christina Lee Chung, seorang professor dermatologi di Drexel University di Philadelphia, dan para rekannya melakukan penelitian kepada resipien transplantasi yang berkulit hitam dan putih. Mereka mengaku bahwa peningkatan angka kanker kulit akibat transplantasi disebabkan oleh efek penggunaan obat imunosupresan. Kebanyakan kanker ini dialami oleh orang berkulit berwarna dan telah ditemukan 19 kanker kulit baru pada 15 orang kulit berwarna, diantaranya 6 orang kulit hitam, 5 orang Asia, dan 4 Hispanik. Hal yang terjadi ini dapat dikarenakan mereka tinggal di daerah yang terekspos matahari (sinar UV).

Seiring berjalannya waktu, akhir - akhir ini telah ditemukan pengobatan modern perkembangan dari transplantasi yaitu disebut terapi stem cell.  Stem cell atau sel punca merupakan pengobatan jaringan sel tubuh yang rusak. Caranya berbeda dengan trasnplantasi. Translpantasi dapat beresiko terjadi penolakan terhadap sel baru, sedangkan stem cell tidak karena menggunakan sel pada tubuh manusia itu sendiri.

Dari berbagai pernyataan yang sudah disampaikan oleh beberapa ahli dan analisa yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa penerima organ dari operasi transplantasi dapat mengalami kanker namun, hal itu bukan satu - satunya faktor penyebab adanya kanker yang muncul ditubuh kita.

Pada operasi transplantasi,  sudah diteliti bahwa kebanyakan kanker disebabkan karena pemberian obat imunosupresan yang tidak sesuai sehingga apabila terlalu berlebihan kekebalan tubuh akan turun, menyebabkan banyak virus yang masuk dan berevolusi menjadi sel kanker. Hal itu merupakan kasus yang sering kali terjadi dari transplantasi dapat sebabkan kanker.

Sedangkan faktor lainnya yaitu karena sudah adanya sel kanker ditubuh penerima organ. Penyakit kanker merupakan penyakit yang tidak menimbulkan efek secara langsung, namun akan melahap dan menghancurkan jaringan yang ada sehingga tanpa kita sadari, umur kita sudah tidak akan lama lagi. Pola hidup yang tidak baik dalam keseharian juga dapat menyebabkan penyakit kanker, contohnya seperti merokok, tidak pernah olahraga, pola makan yang tidak dijaga, dan faktor genetik juga dapat  sebagai penyebab kanker.

Maka dari itu, kita sebagai manusia harus selalu menjaga kesehatan tubuh kita masing - masing, karena walaupun tidak melakukan transplantasi organ sekalipun, kita dapat terkena penyakit kanker. kanker dapat tumbuh di mana saja dan kapan saja tanpa kita sadari.                           Marilah mulai dari sekarang, baik itu yang masih anak - anak atau sudah dewasa kita membiasakan pola hidup yang sehat dan selalu waspada terhadap apa yang  terjadi terhadap tubuh kita.

Sekian penjelasan dari saya mengenai transplantasi organ yang dapat menyebabkan kanker. Semoga materi yang saya sampaikan dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf apabila ada salah kata atau kurang berkenan di hati para pembaca, sekian dan terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun