Antonio mengkaitkan budaya populer dengan konsep hegemoninya, mengacu pada cara kelompok dominan dalam suatu masyarakat mendapatkan dukungan dari kelompok subordinasi melalui proses kepemimpinan, intelektual, dan moral.
Burhan BunginÂ
Menurutnya kebudayaan popular berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu.
Ben AggerÂ
Ben mengelompokan beberapa hal tentang budaya popular, meliputi:
1) Budaya dibangun berdasarkan kesenangan namun tidak substansial dan mengentaskan orang dari kejenuhan kerja sepanjang hari
2) Kebudayaan popular menhancurkan kebudayaan tradisional
3) Kebudayaan menjadi masalah besar dalam pandangan ekonomi kapitalis Marx
4) Kebudayaan popular merupakan budaya yang menetes dari atas (Burhan Bungin, 2009: 100).
Cultural Studies atau kajian budaya merupakan model kajian budaya (termasuk masyarakat) yang berbeda dengan kajian budaya kontemporer (konvensional). Kajian budaya tidak dapat dipelajari dan dipahami atas dasar epistemologi kontemporer. Hal ini dikarenakan premis dasar dari kedua kajian tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran postmodern. Ada prinsip yang tidak dapat didamaikan antara studi budaya kontemporer dan studi budaya karena pandangan dunia dan permainan bahasa yang berbeda.Â
Jika sifat studi budaya kontemporer adalah objektif, universal, monokultural, dan memiliki identitas tunggal, maka studi budaya harus dicirikan sebagai multikultural kompleks, membangun identitas, dinamis, beragam, interaktif, dan saling melihat secara kuat. Mempengaruhi satu sama lain Budaya populer, yang telah menerima terlalu banyak perhatian dalam studi budaya, adalah bidang kesadaran yang diperebutkan. Situasi ini tidak terlepas dari kemajuan era informasi dan era globalisasi yang mengubah dunia menjadi lingkup global.