Mohon tunggu...
Ivana SalsyabilaSafitri
Ivana SalsyabilaSafitri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Aktif Semester 6

bersosialisasi merupakan hobi saya, karena dengan menjalin banyak komunikasi dengan orang menambah relasi yang lebih luas dan ilmu yang lebih dalam

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rayakan Malam Tahun Baru Islam, Masyarakat Desa Sambongsari Mengadakan Kirap Keliling Desa

7 Juli 2024   12:06 Diperbarui: 7 Juli 2024   12:06 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tim KKN MIT 18 UIN Walisongo turut andil dalam kirap menyambut datangnya Bulan Muharram 1446H di Desa Sambongsari, Kecamatan Waleri, Kabupaten Kendal, Sabtu (6/7).

Masyarakat Desa Sambongsari, Kecamatan Weleri, Kabupaten Kendal baru saja memeriahkan Malam 1 Suro dengan mengadakan tasyakuran dan juga kirap yang membawa sedekah bumi dengan mengelilingi Desa Sambongsari

Sholawat yang dikumandangkan oleh warga turut memeriahkan kirap Malam Satu Suro saat mengelilingi desa Sambongsari. Acara yang dipandu oleh Bapak Subagi selaku Ketua RT 4 Desa Sambongsari, juga mendapatkan apresiasi oleh Bapak Kepala Dusun Desa sambongsari.

TIM KKN MIT Posko 26 Desa Sambongsari turut andil dalam memeriahkan kirap tersebut. Kirap yang dimeriahkan dengan adanya Sedekah Bumi, membawa Keliling Ayam Jago, dan juga Jaranan Wiroyudo yang merupakan tradisi Desa Sambongsari setiap tahunnya mendapatkan banyak antusias oleh warga setempat.

"Tahun Baru Hijriyah dibentuk pada masa Khalifah Umar bis Khattab RA, sekitar 17 tahun setelah peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah kee Madinah pada tahun 622M. Umar Bin Khattab merasa perlu memiliki system penanggalan Malam Tahun Baru Hijriyah" ujar Subagi saat menutup acara Kirap Malam 1 Suro

Sriyanto selaku RW 1 mengatakan, kirap di meriahkan dengan adanya sedekah bumi juga menjadi salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak sekali rezeki berupa tanaman yang dapat di konsumsi langsung oleh masyarakat desa.

"Kirap yang bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat menegenai tradisi desa agar tidak terlupakan oleh generasi selanjutnya. Dan juga kirap ini untuk menyemarakkan dan mensyiarkan Islam kepada para masyarakat" lanjut Sriyanto ketika diwawancarai tim kkn

Pembagian sedekah bumi yang merupakan hasil panen para warga setempat  menjadi bahan rebutan masyarakat dengan tujuan untuk mendapat keberkahan Malam 1 Suro

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun