Mohon tunggu...
RIRI IVAN
RIRI IVAN Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Marketing Syariah vs Marketing Bahlul

25 September 2009   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:39 1506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Marketing Syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islami .

Hal-hal yang Terlarang Dalam Bisnis Syariah:


  • GHARAR (PENIPUAN)
  • MAISIR (GAMBLING)
  • RIBA (BUNGA)
  • HARAM (KOMODITI)
  • DZALIM (ANIAYA)
  • RISYWAH (SUAP)
  • MAKSIAT ( PORNO A/G, SEX KOMERSIAL,).

Salah satu keistimewaan lain dari marketing syariah adalah karena sangat memperhatikan masalah akhlak (moral,etika) dalam seluruh aspeknya. Terjadinya krisis global (Lehman Brathers, AIG, dll) , atau sejumlah kasus besar di Indonesia seperti kasus BLBI, KPU, Bank Mandiri, DAU Depag, Gubernur, Bupati; Terakhir: Kejaksaan, DPR, MA, MY, BPPK, KPPUdan sebagainya adalah beberapa contoh betapa nilai akhlak, moral dan etika sudah tidak ada lagi dalam kultur masyarakat kita. Karena itu, marketing syariah menjadi demikian penting bagi para marketer untuk menjadi panduan dalam melakukan penetrasi pasar.

Marketing Bahlul adalah prilaku para marketer atau pelaku bisnis yang lifestyle nya dalam dunia bisnis cenderung “menghalalkan segala cara” seperti ryswah (suap), nipu, berbohong , entertaint amoral dll yang menjadi hal biasa dalam negosiasi bisnis. Karena itu, prilaku ini HARAM dalam bisnis syariah.

Tapi kebanyakan zaman sekarang ini, Bank Syariah ada juga yang melakukan kegiatan marketing bahlul yang masih mau menerima sesuatu dari nasabah khususnya nasabah pembiayaan. Walaupun di Kantor Bank Syariah terpampang tulisan ”Terima Kasih, Kami tidak menerima pemberian dalam bentuk apapun”. Sebenarnya tidak ada tulisan itu kalo memang moralnya bagus tentunya tulisan itu tidak ada artinya.

Untuk ke depan, untuk menjaga kemurnian nilai-nilai syariah, perlu kiranya para marketer disyariahkan guna nampak perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional.

Bagaimana menurut anda?...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun