George Herbert Mead lahir di South Hadley, Massachusetts, Amerika Serikat pada 27 Februari 1863. Mead mendapatkan gelar sarjananya pada tahun 1883 di Oberlin College, Ohio. Kemudian ia meneruskan kuliahnya di Universitas Harvard dan Universitas Leipzig pada tahun 1887. Di tahun 1891, setelah ia lulus, ia menjadi dosen di Universitas Michigan dan pindah ke Universitas Chicago karena undangan dari John Dewey pada tahun 1894.
Mead merupakan pemikir utama di dalam teori interaksionisme simbolik ini. Pemikiran Mead dituliskan di dalam karyanya yang berjudul Mind, Self, and Society. Mead meninggal pada 26 April 1931 di rumah sakit karena penyakit jantung yang dideritanya.
Pemikiran George Herbert Mead
Mead mengatakan bahwa komunikasi manusia terjadi karena adanya pertukaran dan pemaknaan dari simbol-simbol yang ada. Simbol tersebut juga menjadi dasar bagi Mead dalam mengembangkan teorinya. Menurutnya, simbol merupakan sebuah konsep yang membedakan manusia dengan hewan. Simbol juga muncul karena kebutuhan dari individu untuk berinteraksi dengan individu yang lainnya. Tindakan individu diawali dengan sebuah pikiran yang muncul dari masyarakat. Mead mengatakan di dalam bukunya, masyarakat yang terlebih dulu muncul dan kemudian diikuti munculnya pikiran di dalam diri masyarakat.
Konsep-konsep Dalam Pemikiran Mead
- Prioritas sosial (kelompok sosial menghasilkan perkembangan mental)
- Tindakan sosial (tindakan manusia tidak sama dengan binatang)
- Sikap isyarat (diawali oleh tindakan sosial, kemudian menjadi sebuah sikap isyarat)
- Simbol-simbol signifikan (gerak isyarat merupakan respon atas informasi)
- Pikiran (proses percakapan individu menjadi fenomena sosial)
- Diri (diri berhubungan dialektis dengan pikiran sosial)
- Masyarakat (proses sosial mendahului pikiran dan diri)
Â
Dasar Interaksionisme Simbolik menurut Mead
Manusia dibekali kemampuan untuk berpikir. Tidak seperti binatang, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir. Kemampuan untuk berpikir ini diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dalam mengembangkan pengetahuannya.
Kemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial. Kemampuan berpikir yang kita kembangkan menyebabkan individu melakukan suatu interaksi sosial. Dengan interaksi sosial pula, pengetahuan dan kemampuan berpikir kita terus diperbarui atau berkembang.