Mohon tunggu...
Inosensius Gusti Wicaksono
Inosensius Gusti Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mas-mas biasa yang mulai mencoba untuk menulis, dimulai dari tugas-tugas kuliah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Paradigma Sosiologi Menurut George Ritzer

6 September 2022   15:32 Diperbarui: 6 September 2022   15:52 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paradigma merupakan sebuah kerangka berpikir yang dipakai untuk memahami berbagai hal. Paradigma dalam sosiologi merupakan bagian yang penting bagi sosiolog dalam melihat fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Istilah paradigma pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Amerika, Thomas Samuel Kuhn (1922 - 1996) dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1962) yang kemudian dipopulerkan kembali oleh Robert Friedrichs dalam bukunya Sociology of Sociology (1970).

Paradigma dalam sosiologi merupakan suatu cara untuk memahami realita sosial yang dikonstruksi melalui mode of thought atau mode of inquiry yang kemudian menghasilkan mode of knowing. Mode of thought atau mode of inquiry merupakan sebuah cara pandang pemikiran yang nantinya akan menghasilkan pengetahuan (mode of knowing)

Menurut Kuhn, paradigma merupakan sebuah fundamental dalam suatu pokok bahasan ilmu pengetahuan tertentu. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan pengertian dari satu ilmuan dengan ilmuan lainnya. Karena banyaknya ilmu pengetahuan yang ada, maka hal ini menimbulkan perbedaan suatu pengertian antara ilmuwan yang satu dengan ilmuwan lainnya.

Menurut George Ritzer, perbedaan paradigma disebabkan oleh tiga faktor:

  • Perbedaan pandangan dari filsafat yang menjadi dasar dalam pemikirannya.
  • Konsekuensi dari pandangan filsafat yang berbeda, sehingga menghasilkan teori dan pengembangan teori yang berbeda.
  • Metode yang digunakan untuk memahami dan menerangkan substansi dari ilmu yang berbeda antar ilmuwan.

Keberagaman paradigma tersebut merupakan konsekuensi dari pemikiran berbagai filsuf yang berbeda-beda. Perbedaan ini juga didasari oleh setiap pemikiran yang memiliki cara pandangnya masing-masing dan memiliki ukurannya sendiri dalam melihat kebenaran.

Ritzer melihat bahwa di dalam ilmu sosiologi juga terdapat perbedaan paradigma. Hal tersebut didasari oleh adanya sebuah perbedaan pada objek kajian sosiologi atau subject meter of sociology yang menjadi dasar dalam pemikiran para sosiolog. Menurutnya, setiap paradigma memiliki objek kajian, teori, dan analisanya masing-masing.

Apa saja paradigma dalam ilmu sosiologi menurut Ritzer?

Paradigma fakta sosial

Paradigma fakta sosial merupakan sebuah pengembangan dari pemikiran Durkheim. Menurut Durkheim, fakta sosial merupakan sebuah barang yang nyata dan bukan sebuah ide. Fakta sosial dipahami melalui penyusunan data riil yang dilakukan di luar pemikiran manusia. Paradigma fakta sosial terdiri dari struktur sosial dan institusi sosial. Sosiolog yang menganut paradigma ini akan memusatkan pandangannya kepada relasi antara struktur sosial dengan individu dan institusi sosial dengan individu. Fakta sosial tidak hanya dilihat melalui kontek materi, melainkan juga dilihat dengan sesuatu di luar materi. 

Durkheim membagi fakta sosial menjadi dua, yang pertama fakta sosial material, yaitu sesuatu yang dapat dipahami, dilihat, dan diamati dan fakta sosial non-material, yaitu suatu ekspresi dalam diri manusia atas fakta sosial materialnya dan muncul melalui kesadaran manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun