syarafku mengeras dalam dasi-dasi ngeri
yang katanya utusan Tuhan untuk perbaikan Negeri,
nadiku tercekat pada darah hangat yang bergulat
kisah tentang perdamaian yang masih tak kunjung padam
dibalik jas-jas Negara yang selalu tak pernah diam
hingga membuatku bosan dan hanya berbuah masam
inilah rasa rakyat yang kalut pada dimensi Negeri yang
katanya patut manusia mengarungi
tak salah jika tanganku tergelitik untuk sekedar menyentil
ketidak puasan tentang irama-irama sang pemilik kuasa Negara,
''tangan terkepal dan maju kemuka''
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!