Tidak tepat waktu, membuang sampah sembarangan, menunda-nunda pekerjaan telah menjadi suatu kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Kebiasaan tersebut tentunya bukanlah suatu kebiasaan yang baik, melainkan suatu kebiasaan buruk yang sebisa mungkin dihindari. Bagaimana caranya? Menurut saya, cara yang efektif adalah melalui pendidikan karakter. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak, orang tua dalam suatu keluraga berkewajiban untuk menanamkan karakter-karakter yang baik pada anak. Memberi pengertian kepada anak perbuatan-perbuatan apa saja yang baik untuk dilakukan dan perbuatan-perbuatan apa saja yang tidak baik untuk dilakukan. Misalnya saja dengan menceritakan kebiasaan orang-orang Jepang. Seperti telah kita ketahui, orang Jepang mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang patut untuk kita teladani. Pertama, orang Jepang terbiasa membuang sampah pada tempatnya. Membuang sampah di Jepang bukanlah persoalan yang remeh. Salah dalam prosedur bisa-bisa kita mendapat denda yang jumlahnya cukup banyak. Sebelum dibuang, sampah dipilah-pilah terlebih dahulu. Jika tidak menemukan tempat sampah, mereka menyimpan sampah terlebih dahulu di saku atau di tempat lain yang sekiranya bisa untuk menyimpan sampah. Tidak heran bahwa Jepang terkenal dengan kebersihannya. Kedua, orang Jepang terkenal dengan kedisiplinannya. Mereka benar-benar menghargai waktu. Orang Jepang tidak mengenal adanya budaya jam karet. Mereka selalu membiasakan diri melaksanakan segala sesuatu sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan. Cara berjalan mereka cepat, karena tidak mau terlambat pergi ke tempat tujuan. Itulah beberapa kebiasaan positif orang Jepang yang dapat kita tiru, masih banyak kebiasaan-kebiasaan positif lainnya selain yang telah disebutkan di atas. Selain memberi pengertian, orang tua juga perlu memberi contoh kepada anak-anaknya. Jangan sampai orang tua hanya menyuruh anak-anaknya untuk berperilaku yang baik akan tetapi orang tua sendiri tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Hal inilah yang selama ini terjadi pada sebagian orang tua. Mereka mengharapkan anak mereka menjadi anak yang berkarakter, akan tetapi orang tuanya sendiri tidak memberi contoh berkarakter yang baik. Tentunya hal ini tidak efektif untuk pembentukan karakter anak. Mengapa? Anak-anak mempunyai kecenderungan untuk meniru. Jika orang tua sebagai orang yang dekat dan pertama kali dikenal oleh anak melakukan perbuatan yang tidak baik, maka secara otomatis anak-anak akan meniru perbuatan orang tuanya tersebut. Oleh karena itu, supaya yang ditiru anak adalah perbuatan baik, maka orang tua hendaknya memberi contoh perbuatan yang baik. Dengan demikian, diharapkan kelak akan muncul generasi-generasi penerus bangsa yang berkarakter mulia dan dapat mengharumkan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H