Mohon tunggu...
Itsna Wardanati
Itsna Wardanati Mohon Tunggu... -

semangat,bismillah:)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Umar bin Abdul Aziz

7 Maret 2013   01:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:12 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Umar bin Abdul Aziz, begitulah namanya. Beliau adalah seorang khalifah sesudah khulafaur rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abdul Muthalib). Dalam sejarah diceritakan bahwa Umar merupakan seorang pemimpin yang sederhana, rendah hati, adil, zuhud, dan bijaksana. Suatu hari ketika Umar masih berada di tempat kerja, putranya datang untuk membicarakan persoalan rumah tangga (pribadi). Maka seketika itu Umar mematikan lampu yang masih menyala. Penasaran dengan perbuatan ayahnya, sang anak pun bertanya mengenai alasan mengapa lampu tersebut dimatikan. Umar pun menjawab bahwasanya yang mereka bicarakan merupakan persoalan pribadi, sedangkan lampu tersebut merupakan fasilitas negara yang digunakan untuk menyokong berlangsungnya tugas-tugas negara. Oleh karena itu mereka tidak berhak untuk menggunakannya karena negara akan menderita kerugian.

Sejenak marilah kita bandingkan perbuatan Umar tersebut dengan wakil-wakil rakyat di negara Indonesia pada zaman sekarang. Kontras, begitulah kiranya. Banyak dari mereka yang menggunakan fasilitas negara untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan pribadi, memenuhi keinginan hawa nafsu mereka. Korupsi, kunjungan-kunjungan ke luar negeri dalam urusan yang tidak begitu penting, penggunaan mobil/sepeda motor dinas di luar tugas negara, dsb. Negara banyak menanggung kerugian atas perbuatan mereka. Yang menjadi pertanyaan, sadarkah mereka bahwa fasilitas yang mereka gunakan dan peroleh berasal dari uang rakyat? Jawabannya bisa ya atau tidak. Bagi mereka yang sadar, mungkin sempat terjadi pergolakan batin, akan tetapi mereka bersikap masa bodoh.

Menjadi pemimpin/wakil rakyat bukanlah hal yang mudah. Setiap perbuatan yang dilakukan akan mendapatkan sorotan dari masyarakat. Tidak peduli apakah perbuatan tersebut baik atau buruk. Setiap pemimpin juga akan dimintai pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban kepada Tuhan atupun kepada yang dipimpin. Sikap dari kholifah Umar bin Abdul Aziz tersebut setidaknya dapat dijadikan teladan oleh para pemimpin ketika memimpin. Dengan meneladani sikap Umar bin Abdul Aziz, niscaya akan menjadi seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyat, dan tidak akan mengalami kesulitan dalam mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sekian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun