Berpikir kritis merupakan proses terjadinya mental yang  terorganisasi dan berperan dalam proses mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah. Dikutip dari criticalthinking, Michael Scriven, seorang profesor di bidang ilmu perilaku dan organisasional dari Claremont Graduate Unversity, menyatakan bahwa berpikir kritis adalah proses disiplin intelektual untuk secara aktif dan terampil membuat konsep, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan/atau mengevaluasi informasi.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophia. Philos berarti cinta, da sophia cerarti kebijaksanaan. Dengan dengan demikian filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Plato mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. Sementara Aristoteles mendefinisikan filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Sedangkan Al Farabi memaknai Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Adapun Dercartes mengartikan filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya (Bakry, 1992:9,11). Sementara Poedjawiyatna (1990:10) mengatakan filsafat ialah ilmu yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran. Kiranya dapat disimpulkan filsafat adalah ilmu yang membahas tentang segala yang ada secara mendalam, sistematis dan universal.
Filsafat adalah ilmu yang membahas tentang segala yang ada secara mendalam, sistematis dan universal. Sedangkan tujuan filsafat mencari keterangan yang sedalam-dalamnya tentang sesuatu berdasarkan akal pikir. Manusia sebagai makhluk berpikir menginginkan selalu dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannnya baik kebutuhan jasmaniah atau rohaniah. Kebenaran dan kebaikan merupakan nilai kerohanian yang selalu diperlukan manusia sebagai komsumsi rohaninya. Filsafat pada hakikatnya bukan hanya mengajarkan manusia berpikir kritis tetapi juga berpikir mendalam (radikal). Rasionalisme dan empirisme sebagai contoh dua aliran yangmengajarkan berpikir kritis. Merujuk pada dua aliran rasional dan epmirisme yang berdiri sejajar sesuai tempatnya, sekiranya pemikiran kritis manusia akan lebih elegan bila mana dibangun berdasarkan kompromi rasionalisme dan empirisme. Realitas empiris menjadi pembenaran atas aktualisasi ide ide yang terdapat pada rasio dan ide ide yang terdapat di rasio merupakan hasil akumulasi dari empiris. Sehingga  ide-ide besar rasional tidak lagi bermakna bila tidak mampu teraktualisasi secara empiris dan realita empiris merupakan butiran butiran yang bermakna manakala menjadi ide-ide besar rasional.
Berpikir kritis perlu dilatih atau dibangun sedini mungkin sesuai usia perkembangan guna meningkatkan daya kreatifitas dan daya nalar. Berpikir kritis sangat diperlukan seseorang karena dalam kehidupan sosail pasti selalu muncul fenomena atau peristiwa yang mengharuskan berpikir kritis. Mereka yang berpikir kritis akan dapat berdialog dengan fenomena atau peristiwa tersebut karena kepekaan dan daya pikir yang dimilikinya, dan pada gilirannya dapat bersikap dan mengatasinya dengan mudah berdasarkan pemikiranya sendiri yang pernah dipelajari sebelumnya.
Manusia memiliki rasangin tahu yang sangat tinggi sehingga mencari jawaban atas pertanyaan  yangtimbul dalam kehidupan. dalam mencari ilmu pengetahuan, manusia melakukan telaah yang mencakup 3 hal, antara lain 1) objek yang dikaji; 2) proses menemukan ilmu; dan 3) manfaat atau kegunaan ilmkamu tersebut. Untuk  itu, manusiaakan selalu berpikir kritis,  dengan berpikir  kritis  akan  muncul  pertanyaan,  dan  dengan bertanya  maka  akan ditemukan jawaban  yang mana  jawaban tersebut adalah suatu  kebenaran. Bersama denganperkembangan zaman,  ilmu pengetahuan  tidak  terlepas  dari Filsafat.  Filsafat mengajar manusia untuk berfikir kritis yang menuntut mereka untuk  sayaembuat metode secara empiris sehingga diperoleh suatu kebenaran ilmu pengetahuan.
Nama : Itsna Nuning Nur'Aini
Nim : 2120199
Dosen Pengampu : Dewi Anggraeni, Lc,M.A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H